Ngehits Berkano di Hutan Mangrove, Ternyata Dipelopori Oleh Para Pemancing
Denpasar-kabarbalihits
Objek wisata Hutan Mangrove atau dikenal Hutan Bakau yang berada di wilayah Denpasar Selatan menjadi tempat rekreasi terhits bagi para wisatawan. Bagaimana tidak, kawasan hutan mangrove ini selalu ramai dikunjungi pada hari biasa maupun hari libur.
Terlebih adanya penyewaan Perahu Boat maupun Kano, pengunjung bisa menyusuri luasnya hutan mangrove diatas air dengan santai.
Agar tidak bingung menuju ke arah Hutan Mangrove yang berlokasi di wilayah Suwung Kauh, Desa Pemogan, Denpasar Selatan ini, pengunjung bisa menelusuri melalui aplikasi peta online dengan tujuan ‘KUB Simbar Segara’. Terpenting, para pengunjung disarankan menggunakan kendaraan roda dua, sebab akses jalan menuju kawasan tersebut tidak lebar dan belum beraspal.
Setiba disana, pengunjung akan melihat bangunan kayu diatas air berupa bale yang dimiliki oleh Kelompok Nelayan Simbar Segara. Untuk menyusuri hutan mangrove, para pengunjung bisa menyewa perahu boat atau kano melalui Kelompok nelayan ini.
Salah seorang pengurus Kelompok Nelayan Simbar Segara bernama Gede Suardika menuturkan, ramainya pengunjung ke kawasan ini tidak hanya baru kali ini saja, tetapi sejak pandemi covid 19 mewabah, tahun 2020.
Diawali dari tahun 2015, para nelayan membentuk Kelompok Nelayan Simbar Segara menyewakan perahu boat maupun kano hanya bagi para pemancing. Kemudian pada momen pandemi covid 19, pengunjung mulai ramai berekreasi ke area hutan mangrove.
“waktu covid itu membludak, banyak yang tidak punya pekerjaan ingin liburan. Makanya dia kesini, ada yang suka mancing, jalan-jalan, makanya pengunjung ramai,” tutur Gede Suardika akrab disapa disapa Gede Badol, Minggu (17/9/2023).
Kelompok nelayan yang dinaungi dari 3 Banjar wilayah Pemogan, yakni Banjar Rangkan Sari, Banjar Kajeng, dan Banjar Sakah ini turut mengelola dan menjaga keberadaan hutan mangrove di wilayah ini. Sebab, Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali telah memberikan ijin untuk pemanfaatan kawasan hutan Tahura (Taman Hutan Raya) Ngurah Rai, dalam kegiatan pengembangan kawasan pesisir dengan berpedoman pada ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.
Untuk melayani para pengunjung menyusuri hutan mangrove, KUB Simbar Segara memiliki 25 unit kano untuk disewakan melalui pengelola kano, dan disiapkan 10 unit cadangan milik nelayan jika pengunjung membludak.
Dengan harga sewa Rp 25 ribu per Kano, pengunjung bisa sepuasnya melakukan aktvitas di perairan mangrove. Dimana area ini dibuka dari pukul 06.00 wita hingga 18.00 wita.
“jadi sepuasnya Rp 25 ribu, per kano bisa dua orang. Berangkat pagi pulangnya bebas, yang penting jam 6 sore kita tutup,” jelasnya.
Diakui keuntungan yang didapat dari penyewaan kano diserahkan kepada pengelola kano. Tiap bulannya pengelola kano membayar ke KUB Simbar Segara sebesar Rp 1.860.000 ribu.
Disediakan juga perahu boat ukuran besar untuk disewakan seharga Rp 600 ribu yang memuat 10 orang, dan perahu boat kecil dikenakan Rp 250 memuat 5 orang, dengan tujuan hingga ke Pulau Penyu Tanjung Benoa.
Pada saat hari libur, tidak sedikit yang rela mengantre untuk mendapatkan kano, meski menunggu hingga berjam-jam.
Meski ramai pengunjung, ia mengeluhkan pada akses jalan yang rusak, sehingga diharapkan kepada pihak terkait untuk membantu perbaikan jalan, agar pengunjung lebih nyaman berkendara.
“mudah-mudahan ada yang membantu perbaikan jalan, agar akses lebih mudah dan enak kita lewati,” harapnya.
Menyusuri hutan mangrove, pengunjung dapat menikmati indahnya pemandangan sembari berswa foto. Beberapa spot foto pun dijumpai di kawasan tersebut, seperti Menara Pandang Mangrove, Tol Bali Mandara, Tempat pembibitan mangrove, dari kejauhan juga terlihat megahnya patung GWK, serta lokasi teduh bagi para pemancing.
Salah seorang pengunjung bernama Fani, mengaku baru kali pertama mengunjungi kawasan hutan mangrove yang diketahui melalui medsos. Ia sangat terkesan melihat luasnya hutan mangrove dan melihat bentangan tol dari atas kano.
“serunya kita bisa melihat mangrove secara luas, tembus ke tol juga. Jadi tanpa batasan jam cuma Rp 25 ribu bisa sepuasnya,” ujarnya.
Awalnya ia merasa takut terhadap air pasang yang mencapai 3 meter. Setelah dapat mengendalikan kano dengan baik, ia bersama temannya mulai merasa nyaman dan menikmati liburan menyusuri kawasan hutan mangrove.
“luar biasa, untuk liburan cocok banget kesini,” katanya.
Pengunjung lainya bernama Ata Riqza mengaku kerap datang ke kawasan ini hanya untuk memancing bersama istrinya. Ia datang dan menyewa kano sejak pagi hari, karena baginya tempat memancing di kawasan ini sangat bagus.
“Setiap mancing pasti dari jam 6 pagi sampai jam 10, selain dapat oksigen yang bagus, buat mancing juga bagus,” jelasnya.
Dengan menenteng beberapa ikan yang didapat dari hasil memancing, ia pun berharap agar akses jalan menuju ke kawasan ini menjadi lebih baik.
“sebagai pemancing kesini kedepannya biar lebih bagus jalannya, jadi bisa lebih banyak pengunjung lagi,” harapnya. (kbh1)