
Tempat Tunggu Water Sport Disulap Jadi Warung Seafood di Serangan
Denpasar-kabarbalihits
Menikmati hidangan laut diatas kapal sembari menyaksikan rimbunnya hutan mangrove merupakan sesuatu yang dicari bagi penikmat kuliner.
Tempat nyaman dan estetik ini dinamakan Warung Pondok Bawang, yang bisa ditemukan di kawasan Pulau Serangan, tepatnya berlokasi di Jalan Tukad Punggawa No 24, Serangan, Denpasar Selatan.
Pemilik Warung Pondok Bawang, I Made Sukarya menuturkan, konsep menghadirkan menu olahan seafood diatas kapal dimulai sejak awal pandemi Covid-19 mewabah yakni tahun 2019.
Sukarya yang merupakan pebisnis dan pelaku Pariwisata ini mengaku, kapal yang sebelumnya digunakan sebagai fasilitas water sport di Nusa Lembongan terpaksa digunakan untuk warung. Sebab saat itu kondisi Pariwisata sangat terpuruk hingga merumahkan ratusan karyawannya akibat dampak dari Covid-19.
“saya berpikir punya kapal yang tidak terpakai, terus saya manfaatkan karena lahan disini hutan mangrove yang ada pasang surutnya. Makanya bisa saya bawa kesini tanpa merusak lingkungan disini,” tutur Sukarya saat ditemui di Warung Pondok Bawang (23/5/2023).
Dikatakan lokasi awal yang didirikan sebagai warung ini merupakan alur nelayan hendak mencari ikan ke tengah laut di masa kecilnya.
“intinya kapal yang saya gunakan ini sebagai destinasi wisata untuk tempat menikmati makanan, warung saya sebenarnya ada di rumah sendiri,” katanya.
Kapal ini sebelumnya berfungsi sebagai tempat tunggu wisatawan untuk melakukan aktivitas water sport, seperti snorkling, sea walker, dan lainnya.
Kini kapal ini diisi 80 meja makan berkapasitas maksimal 100 orang, dimana pengunjung bisa memilih tempat yang disediakan, baik di lantai bawah atau diatas kapal.
“Bisa menampung maksimal 100 orang dan meja makan 40 atas, 40 bawah,” sambungnya.
Dengan ramainya pembeli mengunjungi warung seafood yang dipromosikan melalui website maupun medsos, kemudian Sukarya merekrut puluhan penduduk lokal sebagai karyawannya, meski tidak memiliki pengalaman di bidang kuliner.
“setelah itu warung ini bisa berkembang hingga saat ini dikenal, karena saya mengutamakan service dan cita rasa masakan lokal Serangan,” ujarnya.
Diakui untuk hidangan laut yang disajikan tidak seperti khas Jimbaran, karena Sukarya lebih menggunakan bumbu rajang atau bumbu bali lainnya yang dikemas pada saat pengolahan. Baginya, teknik yang digunakan selama ini dimaksudkan agar wisatawan mancanegara bisa menyantap menu seafoodnya.
“bule rata-rata kan nggak bisa, tapi sedikit teknik yang saya punya, kemudian saya kemas biar bule bisa menikmati sambal matah, bumbu rajang, bumbu bakar. Akhirnya semakin dikenal banyak yang tahu, bahwa bisa mengoalh seafood dengan baik,” jelasnya.
Untuk menu andalan yang ditawarkan di Warung Pondok Bawang seperti kerang bakar bumbu serangan, sop ikan bumbu rajang, dan cumi kesune cekuh. Dimana harga hidangan olahan seafood tersebut sangat terjangkau, yakni kisaran harga dari Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu.
“saya harga ratakan dengan yang lain, paling beda pada paket aja. Range dari Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu, sangat terjangkau,” ujarnya.
Dengan dibukanya warung dari pukul 10:00 Wita-22:00 Wita, dikatakan tidak berpengaruh pada Kapalnya yang mengikuti pasang surut air laut. Sebab saat surut Kapal akan menyentuh dasar pesisir berupa lumpur.
“tidak ada masalah, tidak ada karang. Jadi tidak ada istilah merusak,” imbuhnya.
Meski kondisi Pariwisata saat ini berangsur membaik, Sukarya berpikir untuk kembali bergelut pada bisnis sebelumnya di dunia water sport. Karena dipandang, modal yang diperlukan untuk memulai kembali bisnis itu diperlukan nominal yang sangat besar.
“Water sport itu butuh volume, memulai itu butuh dana yang besar, kalau tidak ada perkembangan Pariwisata yang signifikan bisnis kita mubazir. Makanya tetap saya manfaatkan sebagai bisnis yang menghidupi keluarga dan orang-orang yang bekerja dengan kita disini, terutama masyarakat Serangan” ungkapnya.
Salah seorang pengunjung bernama I Gusti Putu Sukantara Yasa, mengaku beberapa kali telah mengunjungi Warung ini bersama temannya. Gusti Putu yang tinggal di Ubud ini sengaja datang ke Serangan hanya untuk menikmati olahan seafood dan indahnya pemandangan hutan mangrove.
“ya sudah lebih dari 3 kali kesini. Saya coba menu ikan, kerang, mungkin bumbunya mirip seperti di Jimbaran,” katanya.
Ia berharap lingkungan sekitar bisa tetap terjaga dan pemilik warung bisa menambah lahan parkir.
“ini sudah bersih, tapi tetap dijaga. Juga ditambah tempat parkir, karena membludaknya pembeli,” harapnya. (kbh1)