October 10, 2025
Pariwisata

Wapa di Ume Sidemen Rangkai HUT ke-7 dengan Bedah Rumah Penuh Makna: Lebih dari Sekadar Hunian Layak, Wujudkan Nilai Tri Hita Karana dalam Aksi Nyata

Karangasem-kabarbalihits

Ulang tahun ke 7 Wapa di Ume Sidemen tahun ini menjadi momentum penuh makna. Tak sekadar selebrasi, Wapa di Ume yang dikenal dengan konsep Tri Hita Karana menjadikan hari jadinya sebagai ajang berbagi melalui program bedah rumah yang berbeda dari biasanya. Tidak hanya membangun fisik rumah, Wapa di Ume Sidemen juga menata lingkungan, membangun tempat ibadah, hingga menyelenggarakan upacara pemelaspasannya sehingga rumah siap huni secara menyeluruh bagi keluarga penerima manfaat.

Proyek bedah rumah pertama ini diberikan kepada Putu Jati, seorang janda yang hidup dibawah garis kemiskinan bersama seorang putranya yang memiliki gangguan jiwa di Banjar Dinas Tebola, Desa Sidemen, Karangasem. Kondisi rumah yang jauh dari kata layak membuat tim Wapa di Ume Sidemen tergerak untuk bertindak.

Dengan mengusung tema “Just Say Yes”, seluruh tim Wapa di Ume Sidemen, mulai dari staf hingga tiap departemen, berkomitmen untuk bergotong royong mewujudkan program ini. Mereka mengumpulkan dana secara sukarela, dan para tamu yang menginap pun ikut memberikan dukungan. Hasilnya, program bedah rumah ini tak sekadar memperbaiki bangunan utama, tetapi menyentuh seluruh aspek kehidupan penerima.

“Konsep bedah rumah kami adalah komplit dari A sampai Z. Kami tidak hanya memperbaiki rumah, dapur, dan kamar mandi saja, tetapi juga membuatkan kebun kecil, membangun tembok penyengkar baru, bahkan memperbaiki akses jalan menuju rumah Ibu Jati dengan betonisasi,” ungkap Corporate Operation Manager Wapa di Ume Sidemen, Komang Sihing Budi seusai peresmian bedah rumah, rabu (8/10).

Tak berhenti di situ, Wapa di Ume juga membangun tiga buah pelinggih agar keluarga Ibu Jati dapat menjalankan ibadah dengan layak, sesuatu yang sebelumnya tidak pernah mereka miliki. Ketiga pelinggih tersebut merupakan hasil sumbangan dari berbagai departemen, seperti engineering, food and beverage, hingga kelompok menyama braya.

Baca Juga :  Komisi II DPRD Badung Bersama Dinas Pariwisata Bahas DTW Berikan Kontribusi Positif

Program ini juga dilengkapi dengan upacara pemelaspasan sebagai penyucian rumah baru, serta upacara melukat bagi putra Ibu Jati yang memiliki keterbelakangan mental. Ini menjadikan program bedah rumah Wapa di Ume Sidemen jauh lebih bermakna dibandingkan program serupa lainnya.

Yang membuat program ini semakin istimewa adalah semangat yang melandasinya. Wapa di Ume Sidemen menjadikan Tri Hita Karana yakni tiga harmoni utama dalam kehidupan masyarakat Bali, sebagai roh dari setiap langkah Wapa di Ume.

Pertama, pawongan (hubungan antarmanusia) diwujudkan dengan membantu sesama melalui pemberian hunian layak dan dukungan berkelanjutan. Wapa di Ume bahkan berencana membawa tamu yang menginap di Wapa di Ume untuk berkunjung ke rumah Ibu Jati dan penerima bantuan lainnya agar mereka dapat menyaksikan langsung nilai kepedulian sosial yang menjadi bagian dari pariwisata Bali.

Kedua, palemahan (hubungan manusia dengan alam) diwujudkan melalui perawatan lingkungan sekitar rumah, termasuk penanaman tanaman hijau di pekarangan rumah Ibu Jati. Sehingga tidak hanya layak huni, kini rumah Ibu Jati juga terlihat indah dengan taman yang juga digarap oleh tim Wapa di Ume Sidemen.

Ketiga, parahyangan (hubungan manusia dengan Tuhan) ditunjukkan melalui pembangunan pelinggih dan pelaksanaan upacara pemelaspasan, sehingga keluarga Ibu Jati kini dapat beribadah dengan layak seperti masyarakat lainnya.

“Ini adalah bukti bahwa Wapa di Ume Sidemen tidak hanya mengejar keuntungan semata. Kami menyisihkan sebagian hasil usaha untuk lingkungan dan masyarakat sekitar,” lanjut Komang Sihing Budi. Ia juga mengungkapkan bahwa ke depan, program serupa akan berlanjut melalui proyek sanitasi, seperti pembangunan toilet dan normalisasi saluran limbah rumah tangga.

Proyek bedah rumah Ibu Jati dikerjakan selama lima minggu, melibatkan hampir seluruh tim Wapa di Ume Sidemen. Mereka bekerja secara gotong royong, saling bahu-membahu untuk menghadirkan rumah yang lebih nyaman dan aman bagi keluarga Ibu Jati.

Baca Juga :  Putu Rudana BKSAP: Sidang Umum AIPA ke 44 Tekankan Persoalan Kesejahteraan, Masyarakat dan Lingkungan

Selaku pemilik Wapa di Ume Sidemen, I Gede Paskara Karilo menegaskan bahwa program ini merupakan bagian dari Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan dalam rangka perayaan HUT ke-7.

“Program bedah rumah ini adalah bentuk kepedulian kami kepada masyarakat sekitar. Kami ingin membantu keluarga-keluarga seperti Ibu Jati agar memiliki tempat tinggal yang layak. Harapan kami, ke depan semakin sedikit warga Sidemen yang tertinggal dalam hal hunian, sehingga semua bisa hidup lebih layak,” ujarnya.

Ia menambahkan, Wapa di Ume Sidemen akan terus melanjutkan program serupa secara berkelanjutan. “Astungkara, kami bisa meneruskan program ini agar manfaatnya semakin luas dirasakan oleh masyarakat,” katanya penuh harap.

Langkah Wapa di Ume Sidemen mendapat apresiasi tinggi dari Kepala Dusun Banjar Dinas Tebola, I Gusti Bagus Agung Adnyana. Ia menyebutkan, bantuan bedah rumah ini sangat berarti bagi keluarga kurang mampu seperti Ibu Jati.

“Ibu Jati termasuk dalam kategori keluarga kurang mampu. Bantuan dari Wapa di Ume Sidemen ini sangat membantu meningkatkan kualitas hidup mereka. Kami berharap program ini bisa terus berlanjut dan menyentuh lebih banyak masyarakat kurang mampu lainnya di Desa Sidemen,” ujarnya.

Program bedah rumah ini tak hanya membawa perubahan besar bagi keluarga Ibu Jati, tetapi juga memberi dampak positif bagi masyarakat sekitar. Warga yang ikut membantu dalam proses pembangunan rumah mendapatkan paket sembako sebagai bentuk apresiasi. Hal ini menciptakan semangat gotong royong dan mempererat hubungan sosial di antara warga.

Selain itu, kehadiran program ini juga membuka mata para wisatawan yang menginap di Wapa di Ume Sidemen akan makna sesungguhnya dari pariwisata berkelanjutan. Mereka tidak hanya menikmati keindahan alam Sidemen, tetapi juga melihat langsung bagaimana industri pariwisata dapat berperan aktif dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Baca Juga :  Badung Berhasil Turunkan Angka Stunting dan Kemiskinan Secara Signifikan di Tahun 2024

Melalui program bedah rumah ini, Wapa di Ume Sidemen membuktikan bahwa pariwisata tak melulu soal kemewahan dan keuntungan, tetapi juga tentang kepedulian, kebersamaan, dan keberlanjutan. Inilah bentuk nyata dari pariwisata berbasis Tri Hita Karana yang tidak hanya menguntungkan pelaku usaha, tetapi juga membawa manfaat bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.

Langkah kecil namun penuh makna dari Wapa di Ume Sidemen ini menjadi contoh inspiratif bahwa setiap perayaan dapat menjadi momentum untuk berbagi dan membawa perubahan. Dan dari sebuah rumah sederhana di Banjar Tebola, Sidemen, semangat kepedulian itu menyebar membangun harapan baru, tidak hanya bagi keluarga Ibu Jati, tetapi juga bagi masa depan pariwisata Bali yang lebih berjiwa sosial dan berkelanjutan.

Dengan bedah rumah penuh makna ini, Wapa di Ume Sidemen tak hanya membangun hunian, tetapi juga menanamkan nilai kemanusiaan dan kearifan lokal dalam setiap pondasi yang mereka dirikan, menjadikan ulang tahun ke-7 sebagai tonggak awal untuk langkah-langkah besar berikutnya. (Kbh2)

Related Posts