November 7, 2025
Pariwisata Pendidikan

BSA Gelar Kompetisi Wine Blind Tasting se-Bali, Dorong Sommelier Bali Lebih Percaya Diri

Badung – kabarbalihits

Puluhan peserta unjuk kemampuan dalam mengidentifikasi wine pada Kompetisi Wine Blind Tasting se-Bali bertajuk “Bali is not Blind” yang digelar di The Forum Bali, Seminyak, Badung, Sabtu (2/8/2025).

Kompetisi yang diikuti oleh para sommelier dari hotel, restoran, serta siswa sekolah perhotelan ini merupakan rangkaian perayaan HUT ke-13 Bali Sommelier Association (BSA). Para peserta memperebutkan hadiah utama berupa satu unit sepeda listrik, voucher menginap, dan berbagai hadiah menarik lainnya.

Menurut pendiri BSA, Putu Eka Agusyasha, kompetisi ini sengaja diadakan untuk mendorong generasi muda Bali yang berprofesi sebagai sommelier agar lebih percaya diri dalam proses wine tasting. Dalam kompetisi blind tasting ini, sebanyak 20 peserta diharapkan mampu mengidentifikasi jenis wine, karakter, negara asal, hingga tahun produksinya.

“Ini adalah event kami di usia BSA yang ke-13 tahun. Tujuannya supaya anak-anak muda di Bali makin confident mengambil profesi sebagai sommelier,” jelas Putu Eka Agusyasha.

Ia mengakui bahwa salah satu tantangan menjadi sommelier adalah membangun rasa percaya diri, sebab budaya wine bukan berasal dari Indonesia, melainkan Eropa. Hal inilah yang kerap membuat sommelier lokal merasa kurang percaya diri saat melakukan wine tasting.

“Padahal bule-bule itu sebenarnya juga tidak selalu tahu banyak tentang wine. Kalau kita belajar bertahun-tahun, kuncinya hanya perlu percaya diri, dan itu yang BSA coba tanamkan,” imbuhnya.

Beberapa tahun terakhir, menurutnya, minat generasi muda Bali untuk menjadi sommelier semakin tinggi. Hal ini tidak lepas dari faktor penghasilan seorang sommelier yang bisa mencapai lima kali lipat dibanding profesi lain di sektor hospitality.

Kedepan, BSA sebagai asosiasi profesional sommelier di Bali diharapkan dapat berkembang lebih luas, serta menjalin kerja sama dengan instansi dan organisasi pariwisata demi membina generasi muda Bali yang tertarik menekuni profesi ini.

Baca Juga :  Perayaan Siwaratri di Unud Diisi dengan Persembahyangan Bersama dan Dharma Wacana

Sekjen BSA sekaligus Ketua Panitia Kompetisi Wine Blind Tasting, I Nyoman Jendra, menambahkan bahwa ajang ini menjadi momentum untuk memajukan generasi muda Bali di bidang hospitality. BSA juga berencana merangkul senior-senior sommelier di desa-desa serta menggandeng pihak terkait agar kompetisi serupa semakin populer dan mampu meningkatkan pengetahuan soal wine.

“Karena saya lihat ajang untuk meningkatkan knowledge tentang wine di Indonesia masih kurang. Jadi saya berharap kalau tidak BSA, mungkin asosiasi lain juga bisa mengadakan kegiatan serupa. Supaya wine jadi bagian dari social life orang Indonesia,” ungkapnya.

Menurut Jendra, di era teknologi saat ini, belajar soal wine jauh lebih mudah berkat internet yang menyediakan banyak artikel dan sumber referensi. Dengan begitu, generasi muda pun memiliki peluang lebih besar untuk mendalami dunia wine.

Melihat antusias peserta yang tinggi, ia berharap kompetisi ini bisa digelar lebih dari sekali dalam setahun, dengan dukungan sponsor.

Hal positif dari ajang ini adalah ketika peserta berhasil meraih posisi tiga besar, mereka umumnya akan mendapatkan posisi yang lebih baik di tempat kerja, baik di hotel, restoran, bar, atau distributor. Prospek profesi sommelier pun dinilai sangat baik di bidang hospitality.

“Biasanya kalau dapat juara, mereka bisa langsung naik posisi, dan pastinya penghasilannya juga lebih baik dibanding profesi lain di sektor hospitality,” ujarnya.

Sementara itu, pemilik The Forum Bali, Kadek Redika, menyambut baik penyelenggaraan kompetisi yang diinisiasi oleh komunitas pecinta wine ini. Menurutnya, ajang ini penting untuk memperluas pengetahuan tentang wine, apalagi Bali juga memiliki produk wine lokal berkualitas.

“Kompetisi ini bagus sekali, membuka peluang bagi anak muda yang tertarik ke dunia FnB. Setelah ikut lomba, ada sertifikasi juga, sehingga membantu mereka mendapatkan pekerjaan yang lebih layak,” katanya.

Baca Juga :  CReSOS, LLPM UNUD – Department Geofisika dan Meterologi IPB bahas Penelitian Iklim di Indonesia

Salah satu peserta, Hanna, yang berasal dari salah satu LKP di Bali, mengaku ini adalah kali pertama ia mengikuti kompetisi Wine Blind Tasting. Bagi Hanna, ini adalah langkah awal untuk mengenal dunia sommelier, meskipun latar belakangnya sebelumnya adalah housekeeping.

“Aku sangat excited ikut lomba ini. Sebenarnya basic-ku di housekeeping, tapi nggak ada salahnya mencoba hal baru, keluar dari zona nyaman,” ungkapnya.

Ia juga sedikit berbagi pengetahuan soal wine tasting, bahwa semakin pekat warna wine, biasanya menunjukkan usia anggur yang lebih tua, termasuk tingkat kekentalannya.

“Biasanya semakin kental, berarti wine itu dibuat dari anggur yang usianya sudah lama,” jelasnya.

Pada perayaan HUT ke-13, BSA juga menggelar tradisi potong tumpeng sebagai simbol rasa syukur dan harapan untuk terus mengembangkan profesi sommelier di Bali.

Pada kesempatan tersebut, Bali Sommelier Association (BSA) juga menyampaikan terima kasih kepada para supplier yang telah mendukung suksesnya acara Wine Blind Tasting, diantaranya, Isola Wines, Hatten Wines, Dimatique, Putera Sinar Internusa, Pelita Maju Perkasa, Hotel 101 Legian, Nirmala Hotel, Sully Hartha Perkasa, Indospirit, Sudamala Group, Saba Bay Winery, LYD Bali Group, Orang Tua Group, dan Bali Wine Academy. (kbh1)

Related Posts