October 14, 2024
Hukum Pendidikan

Guru Jambak Siswa, Kepsek SMPN 2 Kuta Minta Diselesaikan Secara Kekeluargaan Malah Dipolisikan

Badung-kabarbalihits

Kepala Sekolah SMPN 2 Kuta I Made Sujana buka suara terkait Guru Olahraga SMPN 2 Kuta yang dipoliskan lantaran menjambak salah seorang siswa kelas 8 saat dicukur.

Padahal sebelumnya pihak sekolah meminta untuk melakukan penyelesaian dengan orang tua siswa, dan diharapkan agar diselesaikan secara kekeluargaan. Namun orang tau siswa lebih memilih melaporkan Guru inisial INDP (34) ke Polres Badung.

Made Sujana menuturkan, Guru memangkas rambut siswa merupakan bagian dari proses sidak kedisiplinan di Sekolah yang dipimpinnya, yang terjadi pada bulan September 2023. Dimana siswa inisial FR ini sebelumnya telah diperingati sebanyak 3 kali untuk memangkas rambutnya. Namun hingga bulan Oktober 2023 siswa tersebut dipanggil kembali yang terkesan tidak memperdulikan peringatan yang disampaikan oleh wali kelasnya.

“tepatnya tanggal 3 Oktober, dipanggil lagi sudah dikasi peringatan beberapa kali dan orang tuanya pun sudah disampaikan. Sampai saat itu juga belum dicukur rambutnya, ini masalah rambut,” kata Kepsek SMPN 2 Kuta, I Made Sujana saat ditemui di Kantor Disdikpora Badung, Senin (20/11/2023).

Made Sujana tidak berdalih adanya kejadian keliru yang dilakukan guru olahraga dengan menjambak siswa tersebut. Namun baginya tindakan tersebut dilakukan bertujuan untuk menegakkan kedisiplinan.

“guru kami mungkin ada khilaf sedikit tujuannya untuk menegakkan disiplin, karena kami ingin dispilin di SMPN 2 Kuta tetap displin,” tegasnya.

Setelah itu, pihak sekolah menjaga siswa tersebut oleh Satuan Tugas TPPK (Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan) dimaksudkan agar tidak ada kejadian pembulian oleh siswa lainnya. Dimana proses belajar mengajar berjalan seperti biasa, hingga siswa itu permisi ke Kantor DPD RI untuk melaporkan kejadian ini.

“sebelumnya tetap masuk, sampai jumat kemarin itu dia (siswa) permisi ke kantor DPD RI dan saya berikan, kami juga ikut kesana,” jelasnya.

Dalam hal ini ia meminta kepada semua pihak untuk tidak memojokkan salah satu pihak, sebab keduanya adalah bagian dari SMPN 2 Kuta dan diselesaikan secara kekeluargaan.

“kalau ada kekhilafan sedikit kita bicarakan secara kekeluargaan, karena ada langkah demi langkah penyelesaian tapi orang tuanya kok langsung lapor ke polisi,” ujarnya.

Sebelum dilaporkan ke Polres Badung, pihak orang tua siswa padahal berniat ingin menyelesaikan masalah ini di Sekolah setempat. Namun pihak sekolah justru diundang ke Kantor DPD RI untuk melakukan pertemuan dengan Anggota DPD RI Arya Wedakarna.

“kami hanya menyampaikan informasi saja disana. Kami dimintai keterangan, kemudian orang tua disarankan untuk melapor,” terangnya.

Selanjutnya terhadap siswa lain yang merekam kejadian itu mengaku hanya berniat iseng dan disebarkan ke grup WA. Dikatakan sejak 2019 pihak sekolah tidak melakukan pembatasan terhadap penggunaan handphone kepada siswa SMPN 2 Kuta. Penggunaan handphone oleh siswa merupakan bagian dari pergaulan, namun saat jam sekolah handphone diletakkan ke dalam loker.

“sehingga anak itu menggunakan Hp dengan bijak jadinya, tidak sepanjang masuk sekolah sampai akhir menggunakan Hp. Kalau membutuhkan Hp buka lokernya,” katanya.

Dengan adanya guru berurusan hukum terkait proses pendidikan, bagi Made Sujana proses belajar mengajar di sekolah akan tergangggu karena adanya saling lapor ke pihak kepolisian.

“tidak bisa ngomongin musyawarah, tentang gotong royong, tentang mufakat, karena ada masalah laporin saja gitu jadinya, itu yang saya tidak mau,” pungkasnya.

Baca Juga :  Prodi Sarjana Peternakan Fapet Unud Gelar Pembekalan dan Serah Terima Mahasiswa Peserta Magang Industri PKKM Tahun 2022

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Seksi Hubungan Masyarakat (Kasi Humas) Polres Badung, Iptu Ketut Sudana membenarkan adanya laporan pada 18 September 2023, terkait siswa SMPN 2 Kuta dijambak saat dicukur oleh gurunya, dan hingga saat ini masih dalam proses penyelidikan.

“prosesnya masih kita ikuti. Pelaporannya dalam hal anak smp tadi rambutnya panjang, mungkin gurunya saat mencukur agak sedikit berlebihan jadi membuat anak tersebut menjadi shock,” jelasnya. (kbh1)

Related Posts