Piodalan Digelar Berbeda Dengan Tingkatan Utama, Menjadi Awal Kebangkitan Unhi Denpasar
Denpasar-kabarbalihits
Pada purnama kapat, jumat (29/9), Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar menggelar upacara piodalan di Pura Maha Widya Mandira kampus Unhi Denpasar. Upacara mengambil tingkatan utama dalam prosesi, menurut petunjuk oleh sulinggih setelah Karya mendak nuntun dan ngenteg linggih terdahulu. Piodalan kali ini dirangkaikan dengan pecaruan yang cukup besar, meliputi seluruh area kampus Unhi, mulai dari gerbang hingga jeroan pura.
Ketua Yayasan Pendidikan Widya Kerthi, Kolonel Purn. Dr. Drs. Dewa Ketut Budiana, M.Fil, menjelaskan bahwa tujuan utama dari upacara ini adalah untuk memohon perlindungan kepada para bhuta, sehingga proses pendidikan di Unhi Denpasar dapat berjalan lancar tanpa gangguan. Budiana juga menekankan pentingnya memanfaatkan kekuatan spiritual ini dengan sesuai aturan.
“Jadi kami berharap upacara ini akan memberikan vibrasi positif kepada dosen, pegawai, dan mahasiswa Unhi, menjadikan mereka lebih harmonis sesuai dengan visi dan misi perguruan tinggi ini,” harapnya.
Sementara itu, Rektor Unhi Denpasar, Prof. Dr. Drh. I Made Damriyasa, MS, menegaskan bahwa Unhi selalu mengedepankan agama, adat, tradisi, seni, budaya, dan kearifan lokal. Pelaksanaan upacara piodalan yang berbeda dari tahun sebelumnya menunjukkan adaptasi perguruan tinggi terhadap tantangan zaman. Di sisi lain, Unhi juga berkomitmen pada inovasi dengan mengembangkan kerja sama dengan perguruan tinggi keagamaan Hindu di seluruh Indonesia, seperti di Palu, Lampung, dan Kendari.
“Universitas Hindu Indonesia akan menjadi perguruan tinggi Hindu yang besar dan kuat, mampu bersaing baik di tingkat nasional maupun global,” ujar Damriyasa.
Acara piodalan kali ini juga menjadi spesial karena menyambut Dies Natalis Unhi yang ke-60 pada 3 Oktober mendatang. Selain itu, akan dilakukan pengukuhan sebanyak 4 guru besar baru di Universitas Hindu Indonesia.
“Inilah tanda-tanda kebangkitan Unhi dalam berkontribusi untuk menjaga adat, tradisi, agama, seni, dan budaya,” tambahnya.
Terdapat kabar gembira lainnya, yakni turunnya izin program studi fisioterapi di Unhi Denpasar. Pendidikan vokasional ini menjadi tren terbaru, terutama dalam pengobatan pasca stroke. Di Unhi, Prodi ini memiliki keunikan tersendiri karena mengkombinasikan fisioterapi dengan teknologi pengobatan tradisional yang dimiliki oleh Unhi.(kbh2)