October 14, 2024
Pendidikan

Perkuat Pertanian Berkelanjutan, Fakultas Pertanian Unud Laksanakan Pengabdian Masyarakat bersama Meiji University di Jatiluwih

Tabanan – kabarbalihits

Fakultas Pertanian Universitas Udayana terus memberi kontribusi bagi pertanian Bali yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Upaya tersebut kali ini diwujudkan melalui kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan bersama Meiji University dari Jepang. Kegiatan pengabdian masyarakat Fakultas Pertanian Universitas Udayana bersama Meiji University dilaksanakan di Subak Jatiluwih, Tabanan pada Selasa, (5/9/2023). Kegiatan ini diikuti sejumlah dosen dan mahasiswa dari Universitas Udayana dan Meiji University, serta petani Subak Jatiluwih.

Dosen Fakultas Pertanian Universitas Udayana yang hadir, diantaranya Guru Besar yang juga Kepala Lab Biopestisida Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Prof. Dr. Ir. Dewa Ngurah Suprapta, M.Sc., Ketua S2 Bioteknologi Pertanian Dr. GN Alit Susanta Wirya, SP., M.Agr., hadir pula, I Putu Sudiarta, Ph.D., Dewa Gede Wiryangga Selangga, SP,M.Si,, Dr. I Made Sarjana, SP.,M.Sc dan Dr. I Ketut Surya Diarta, S.P.,M.A.

Terdapat satu orang dosen dari Universitas Meiji Jepang hadir dan berdialog dengan petani setempat yaitu Dr. Fumitaka Shiotsu dan tujuh mahasiswa yakni Takumi Kambayashi, Risa Konda, Mutsumi Ikeda, Marina Okazaki, Rihito Yamagata, Miharu Shimoyama, dan Naokazu Harada.

Guru Besar yang juga Kepala Lab Biopestisida Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Prof. Dr. Ir. Dewa Ngurah Suprapta, M.Sc. mengatakan kegiatan ini dilaksanakan di Jatiluwih, karena dinilai sangat tepat untuk dilestarikan dengan sistem pertanian ramah lingkungan.

Dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini, Prof Dewa Ngurah Suprapta banyak berbagi tentang teknologi ramah lingkungan dalam budidaya padi, kepada para petani di Subak Jatiluwih. Dirinya juga memperkenalkan salah satu hasil penelitian yang dibiayai Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unud, yaitu Egary. Egary adalah pupuk hayati ramah lingkungan yang sekaligus berfungsi sebagai biostimulan. Egary telah diujicoba di sejumlah lokasi di seluruh Bali, dan terbukti memberi hasil yang baik.

“Hasil penelitian ini sesungguhnya sudah kita uji di seluruh Bali, dan hasilnya bagus. Kenapa kita pilih Jatiluwih, karena Jatiluwih ini menjadi satu daerah yang seharusnya kita lestarikan. Dengan sistem pertanian ramah lingkungan,” kata Prof Suprapta.

Dalam pengabdian masyarakat ini, Fakultas Pertanian Universitas Udayana juga menyertakan sejumlah mahasiswa S1 dan S2, untuk melihat langsung sistem pertanian yang dilaksanakan di Subak Jatiluwih, yang telah menjadi Warisan Budaya Dunia. Selain itu, pengajar dan sejumlah mahasiswa dari Meiji University juga ikut meninjau langsung pertanian di Jatiluwih, sekaligus berdialog dengan para petani. Dalam dialog tersebut, para mahasiswa Jepang tersebut menanyakan bagaimana cara petani Jatiluwih mempertahankan pertanian yang berkelanjutan, serta dampak kegiatan pariwisata bagi mereka. Pengajar dari Meiji University, Dr. Fumitako Shiotsu mengatakan ini merupakan kesempatan bagus bagi mahasiswanya untuk mempelajari sistem pertanian di daerah tropis.

“Hari ini kami mengunjungi Jatiluwih untuk melihat pertanian Bali yang berkelanjutan, bekerjasama dengan Universitas Udayana. Kami sangat senang melihat areal pertanian padi yang luas di Jatiluwih. Ini merupakan kesempatan yang bagus bagi mahasiswa kami untuk belajar sistem pertanian di daerah tropis,” kata Dr. Fumitako.

Hal senada diungkapkan mahasiswa Meiji University, Naokazu Harada dan Risa Konda yang sangat terkesan dengan sistem pertanian sekaligus keindahan alam di Jatiluwih. Mereka menilai pertanian di jatiluwih berbeda dengan di Jepang, karena masih banyak dikerjakan dengan cara tradisional.

“Saya mempelajari pertanian di jepang, saya datang kesini dan sangat terkesan dengan pemandangan yang indah disini,” kata Risa Konda.

“Pertanian tradisional seperti di Jatiluwih sangat penting untuk dilestarikan. Di Jepang, banyak petani menggunakan mesin-mesin yang efektif untuk pertanian,” kata Naokazu Honda.

Meiji University dan Universitas Udayana telah menjalin kerjasama sejak tahun 2020. Kerjasama tersebut baru dapat direalisasikan dengan saling mengunjungi setelah pandemi covid berakhir. Setelah kunjungan dari Meiji University, ke depannya Prof. Dewa Ngurah Suprapta berharap akan ada kegiatan kunjungan dari mahasiswa Unud ke Jepang. Disamping itu dirinya juga berharap dilaksanakan pertukaran dosen dan kerjasama penelitian dengan Meiji University.

“Dalam waktu dekat kita akan melakukan kerjasama penelitian dengan Meiji University dalam hal pengembangan sistem pertanian Salibu. Sistem pertanian padi Salin Ibu, yang nanti akan dimotori oleh Dr. Fumitako Shiotsu,” kata Prof. Suprapta.

Sementara Pekaseh Subak jatiluwih, I Wayan Mustra mengungkapkan apresiasinya atas kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan Universitas Udayana bersama Meiji University. Menurutnya kegiatan ini sangat bermanfaat, karena para petani di Jatiluwih memerlukan banyak informasi tentang pertanian yang benar dan efektif.

“Kami selalu berharap kepada Universitas Udayana, bisa mendampingi kami dalam bertani, selalu dibantu dengan pemahaman-pemahaman tentang pertanian,” kata Wayan Mustra.

Baca Juga :  BPU Universitas Udayana Gelar Pelatihan Bisnis dan Manajemen "Aspek Pajak dalam Bisnis"

Pada kegiatan pengabdian masyarakat ini, Fakultas Pertanian Universitas Udayana menyerahkan 30 botol Egary, yang bisa digunakan untuk areal pertanian seluas 30 hektar. (kbh7)

Related Posts