November 25, 2024
Ekonomi Pendidikan

Siswa SMA N 2 Abiansemal Dilatih Membuat Souvenir Daur Ulang Bernilai Seni

Badung-kabarbalihits

Sampah kerap berakhir di tempat pembuangan akhir dan menjadi limbah yang merugikan, namun dengan pengelolaan yang tepat tentunya menjadi hal yang bermanfaat. 

Seperti yang dilakukan SMA N 2 (DWISMAN) Abiansemal bersama Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, yakni melakukan kegiatan pengolahan sampah dengan menghasilkan ide kreatif berupa produk souvenir.

9322c31e 1d56 45a9 a48b 689091d0c5e6

Menurut Ketua Pelaksana pelatihan, Luh Budiaprilliana, S.Pd., M.Sn., SMA N 2 Abiansemal merupakan salah satu sekolah baru di lingkungan kabupaten Badung yang memiliki berbagai program berbasis pada pelestarian lingkungan, salah satunya adalah pemilahan sampah. 

Sampah merupakan salah satu permasalahan yang sangat berdampak terhadap keberlangsungan lingkungan, terutama sampah plastik dan sampah anorganik lainnya. Penanganan sampah tidak hanya selesai pada proses memilah, pengolahan sampah menjadi tantangan yang lebih besar.

Dengan mengusung tema Keanekaragaman Laut, berbagai produk seouvenir dibuat dalam pelatihan ini, seperti gantungan kunci, hiasan dinding, pigura dan berbagai hasil kreatifitas bernilai seni lainnya. 

“Setelah pelaksanaan pelaksanaan pelatihan akan diadakan pameran hasil workshop sehingga siswa bisa menjual produk hasil karyanya,” kata Luh Budiaprilliana, pada Sabtu (10/6/2023).

Pelaksanaan Pelatihan Pembuatan Produk Souvenir Daur Ulang Bernilai Seni Berbasis 3R (Reduce, Reuse, Recycle) yang direncanakan akan dilaksanakan dari bulan Juni hinggu September 2023 dibuka secara resmi oleh Ketua LP2MPP ISI Denpasar pada sabtu, 10 Juni 2023. 

Baca Juga :  FH UNUD Menerima 4 Penghargaan Pada Perayaan Puncak Dies Natalis UNUD ke-61

Kegiatan ini diikuti 25 peserta terdiri dari siswa-siswi SMA N 2 Abiansemal yang memiliki minat di bidang seni Pelatihan Pembuatan Produk Souvenir Daur Ulang Bernilai Seni Berbasis 3R (Reduce, Reuse, Recycle) menggunakan sampah yang dihasilkan oleh sekolah dan juga beberapa founding objects dari peserta dan narasumber.

“Harapan kami, program ini tidak hanya pada saat jadwal pelatihan, namun bisa berkesinambungan kedepannya. Bahkan kalau bisa menjadi program yang reguler, mungkin dengan adanya club recycle yang mampu menjadi pioner dan pematik untuk siswa lainnya” harapnya. (r)

Related Posts