
Serahkan Bantuan Bioflok, Gus Adhi Sebut Hasil Budidaya Lele Bioflok Bisa Kalahkan Gaji Anggota Dewan
Badung-kabarbalihits
Peternak ikan di Bali mulai melakukan teknik budidaya ikan dengan sistem bioflok karena dinilai lebih efektif dan ramah terhadap lingkungan. Guna menggerakkan dan menumbuhkan Ekonomi Kerakyatan di masa pandemi ini, kembali Anggota DPR RI Dapil Bali dari fraksi Golkar, Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra menyerahkan bantuan melalui Penyerahan Bioflok dan Penebaran benih lele kepada Pokdakan (Kelompok Budidaya Perikanan) Lestari Samuan Kangin, Desa Carangsari, Kecamatan Petang, Badung, juga kepada Pokdakan Mina Amerta, Banjar Adat Muding Kelod, Desa Adat Kerobokan, Badung, pada Selasa (21/9).
Bantuan total senilai Rp 200 juta yang diberikan kepada tiap Pokdakan tersebut, disebutkan kegunaannya termasuk untuk biaya pelatihan budidaya.
Gus Adhi Amatra sapaannya, sangat bersemangat mengajak para peternak ikan untuk merubah konsep budidaya ikan khususnya lele, dari konvensional menuju teknik Bioflok. Karena terbukti banyak keuntungan yang diperoleh jika menerapkan teknik bioflok, yakni dijamin dari sisi kesehatan hingga panen mendapatkan hasil yang lebih.
“Per flok diameternya 3 meter, dalamnya 80 Cm, bisa diberikan tebaran padat maka bisa 3000 ekor lele. 3000 ekor ini dengan Bioflok, diharapkan per seribunya itu panen 200 Kg. Nah karena 3000, berarti 200 Kg tiga bulan lagi panen 600 Kg per flok,” Ucap A.A Bagus Adhi Mahendra Puta saat di Pokdakan Lestari Samuan Kangin, Desa Carangsari, Petang.
Gus Adhi yang juga sebagai Ketua Depidar SOKSI (Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia) Provinsi Bali didampingi Plt. Kepala Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan Karangasem I Gusti Putu Agung, selain memberikan kalkulasi nilai panen lele konsumsi, dihadapan Pokdakan ia memaparkan dalam penggunaan biaya pembelian pakan hingga pembelian benih lele.
“Rp 3.950 Juta itu biayanya. Hasil jual Rp 9 juta, berarti dikurangi Rp 3.950 Juta sisanya sekitar Rp 5.050 juta itu per lubang. Ada 8 lubang, jadinya Rp 40.400 juta, itulah akan ada hasil di bulan Desember nanti,” Paparnya.
Disampaikan kelebihan lainnya dari sistem bioflok ini, dapat dilakukan berdampingan dengan budidaya sayur hidroponik, dimana limbah air dari budidaya lele dapat dimanfaatkan untuk air nutrisi Hidroponik
Ditegaskan kembali, program bioflok ini sangat menguntungkan yang dinilai bisa mengalahkan gaji anggota dewan.
“Kalau kelompok dalam 3 bulan bisa menghasilkan Rp 40 juta tidak ada yang meminta, tapi kalau DPR mendapat gaji dipotong kundangan, diberi orang sakit, dan sebagainya, terakhir bisa minus kalau kena pasal Covid 33,” Ujarnya.
Sementara, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Badung, I Nyoman Suardana produksi ikan bagi pembudidaya masih kurang di Kabupaten Badung. Sampai saat ini di Kabupaten Badung terdapat 148 kelompok budidaya ikan, khusus di Kecamatan Petang ada 14 kelompok budidaya ikan. Produksi budidaya sampai tahun 2020 dikatakan sebesar 635 ton.
“Jadi memang masih sangat kurang dibanding produksi secara Provinsi dan nasional,” Terangnya.
https://youtu.be/MCyDP_oYoY4
Pihaknya berterima kasih atas bantuan yang diberikan berupa bioflok oleh Gus Adhi yang dapat membantu kelompok budidaya perikanan yang ada di Kabupaten Badung, diharapkan bantuan tersebut dikelola dengan baik.
“Marilah kita ambil hikmah positif ataupun potensi yang ada. Kepada kelompok ini saya sangat berharap sekali bantuan ini bisa dikelola dengan sebaik-baiknya,” Harapnya.
Plt. Kepala Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan Karangasem I Gusti Putu Agung mengungkapkan, di wilayah Bali terdapat 8 paket bantuan Bioflok dan benih lele senilai Rp 200 juta. Diharapkan bisa memberikan nilai tambah kepada masyarakat di masa pandemi.
“Bantuan yang diterima itu bisa dikembangkan, tidak hanya 8 kolam saja kedepannya bisa ditambahkan tambah 2,3 tiap tahun ada tambahan,” Imbuhnya. (kbh1)