Begini Nasib Pengerajin Bambu Saat Ini
Gianyar – kabarbalihits
Desa Belega, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar memang terkenal dengan kerajinan bambu utamanya kursi yang terbuat dari bambu. Sejak tahun 1985, kursi bambu sudah mulai dikenal masyarakat lokal dengan pusat pengerjaannya di Desa Belega.
Ternyata kekaguman terhadap kursi bambu terus berlanjut dan sejak tahun 1988 kursi bambu booming bahkan banyak digunakan di hotel yang ada di Bali. Kenyataan tersebut memotivasi masyarakat setempat menjadi pengerajin bambu bahkan sebanyak 90% penduduk Desa Belega berprofesi menjadi pembuat produk bambu. Tentu saja kemampuan mengerjakan bambu terjadi secara turun temurun.
Penuturan salah seorang Pengerajin Bambu, I Wayan Sutarja, di awal tahun 90, bambu dengan berbagai macam hasilnya mulai diekspor ke luar negeri, seperti negara Perancis, Jerman, Amerika Serikat, dan Australia. Luar biasa bahan baku bambu bisa dijadikan berbagai macam produk, seperti tempat tidur, lemari, kursi tamu, bahkan bangunan, yakni dari atas pondasi hingga atap bisa menggunakan bambu serta pernak-pernik seperti sendok dan alat makan lainnya.
Sementara Pandemi yang dimulai sejak tahun lalu sangat dirasakannya. “Sangat signifikan. Bahkan hampir 80% penurunannya,” ungkapnya.
Sehingga berpengaruh terhadap ekspor ke luar negeri. Kendalanya adalah saat pengiriman produk ke luar negeri yakni biaya kirim yang melonjak drastis, bahkan 2 kali lipat.
“Biaya pengirimannya yang naik Pak. Cukup lumayan lah nike, hampir 100%,” Imbuhnya. Diakuinya Selama pandemi masih ada sedikit orderan untuk menyambung hidup. (kbh2).