October 27, 2025
Hukum

Segera Vonis, Jerinx : “Buktikan Indonesia Ini Negara Yang Bijaksana Bukan Negara Yang Otoriter”

Denpasar – kabarbalihits

Terdakwa kasus ‘IDI Kacung WHO’,  I Gede Aryastina alias Jerinx kembali menjalani sidang, dengan agenda duplik di Pengadilan Negeri Denpasar, Selasa (17/11). 

Tidak hanya dari anggota keluarga, kali ini pengunjung sidang terlihat lebih banyak datang dari sesama musisi yang ingin langsung menyaksikan proses persidangan.

Turun dari mobil tahanan, Jerinx telah disambut untuk memberikan semangat dalam menjalani persidangan.

Agenda Duplik ini merupakan tanggapan terdakwa melalui penasihat hukum atas replik yang disampaikan Jaksa Penuntut Umum pada sidang sebelumnya.

 

https://youtu.be/mI-l6uW8AtM

 

Keterkaitan dengan duplik, Jerinx mengatakan kuasa hukumnya telah membongkar banyak kelemahan dari pihak JPU. Dalam hal ini saksi ahli bahasa yang paling diperhitungkan.

“Saksi ahli bahasa dari JPU tak seahli yang dikemukakan oleh JPU. Setelah ditelusuri oleh tim kuasa hukum saya , ternyata banyak data yang tidak sesuai dengan apa yang dikatakan pada saat sidang. Juga ketika penyidikan dengan disidang berbeda statementnya” Jelasnya.

Menurutnya, salah satu alasan JPU untuk menuntutnya 3 tahun yakni memakai dasar pernyataan ahli bahasa yang sudah dimanipulasi.

Dihadapan awak media, Penabuh drum SID ini berharap agar hakim memberikan vonis yang seadil-adilnya.

“Harapan saya sih semoga, ibu hakim, bapak hakim yaang mulia juga bisa memberikan keputusan seadil-adilnya. Ya sebagai sesama ibu, mungkin ibu hakim, saya masih ada hutang cucu pertama kepada orang tua saya. Semoga saya bisa diberikan kemudahan” Katanya.

Ditambahkan, perkara ini sebenarnya bisa diselesaikan dengan cara yang lebih baik.

“Jangan sampai hanya gara-gara  berpendapat saya menyakiti perasaan orang tua saya, saya anak tunggal. Jangan hanya gara-gara menyampaikan berbeda pendapat rumah tangga bisa hancur. Kan semua ini bisa diselesaikan dengan cara yang lebih baik, kita buktikan Indonesia ini negara yang bijaksana bukan negara yang otoriter” Tutupnya. (kbh1)

Related Posts