Musisi Mati Kutu, Dibayar 75 Ribu Siap Menghibur
Badung – kabarbalihits
Tidak hanya pelaku pariwisata yang terdampak Covid 19, pada dunia hiburan di Bali khususnya, para musisi pun merasakan hal yang sama. Salah satu Band Indie bernama Captain of Soul yang merupakan Homeband salah satu Mall di Kuta mengaku kehilangan pekerjaan sebagai musisi selama masa pandemi.
Vokalis captain of soul, Cristina yang akrab disapa Inne menuturkan bahwa band yang beranggotakan 6 orang ini merasa beruntung ada kegiatan bazar di Mall di New normal ini. Sebelumnya, diakui hanya bisa streaming di social media untuk mengumpulkan donasi.
“kita melakukan live streaming aja lewat facebook, instagram, atau social media yang lain untuk mengumpukan donasi tepatnya. Jadi tidak ada pekerjaan lagi, untuk mengangkat ekonomi bagi para musisi ya kita melakukan live streaming untuk donasi itu” Ungkapnya.
Dijelaskan setelah keadaan new normal, ia bersama personil lainnya kembali menghibur para pengunjung di mall, meskipun tidak seramai seperti sebelum pandemi.
“seperti kita ketahui bersama covid ini belum selesai. Jadi kita sesioning kalau ada event event seperti ini (bazar) disitulah kita bisa kembali mendapat job job lagi” Jelasnya.
Sementara Keyboardis captain of soul , Gede Arik berharap situasi ini cepat berlalu. Sebagai musisi yang terdampak covid 19, saat ini pihaknya memulai ‘ngamen’ dengan dibayar dibawah standar.
“harganya tidak seperti kemarin (sebelum pandemi), sedangkan dirumah kita ada keluarga, ada tanggung jawab, mudah mudahan semua cepat normal lagi” Ujarnya.
Gede arik sempat enggan menyebutkan nilai pembayaran sekali manggung, dikatakan hanya cukup untuk ongkos bensin dan membeli rokok.
“kalau sekarang Cuma ala kadarnya bli, cuman modelnya ongkos bensin, uang rokok, daripada nggak ada kegiatan. Kira kira Kemarin (sebelum pandemi) tiyang dapat 300, 400 sekali main untuk satu orang, sekarang cuman 75, 100” Katanya.
Namun demikian hal ini sangat disyukuri dengan keadaan saat ini. Ia juga berharap pemerintah ikut peduli dengan para musisi.
“ya mudah mudahan pemerintah adalah perhatian sama kita kita musisi. Karena kita ngga terdaftar di ketenagakerjaan, mudah mudahan dari pemerintah membuat sebuah wadah bahwa kita juga seorang pekerja.kalau terdampak seperti ini ada solusi menyelamatkan” Imbuhnya.
Pada saat ini sebagai musisi ia merasa dianak tirikan oleh pemerintah. “kalau lagi rame musisi diperlukan, kalau lagi ngga ada mati kita” Tutupnya. (kbh1)