HUT RI Ke 75 Mahasiswa Gelar Aksi Damai, ‘Gagalkan Omnibus Law’
Denpasar-kabarbalihits
Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Bali Tidak Diam melakukan aksi damai di depan Catur Muka, Denpasar, Minggu (16/8) sore. Aksi damai ini ditujukan ke pemerintah untuk menghentikan pembahasan Rancangan Undang Undang (RUU) Cipta Kerja atau Omnibus Law. Selain itu mereka juga meminta pemerintah segera mengesahkan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS).
Peserta membawa selebaran yang salah satunya berbunyi “Gagalkan Omnibus Law.” Dalam aksi ini juga dibacakan sebuah puisi berjudul Sajak Anak Muda karya WS Rendra.
Koordinator Aksi Damai, I Wayan Nata Manik Kusuma mengatakan, aksi ini adalah pertanda sedang berduka yang disampaikan ke pemerintah.Hal ini dikarenakan RUU Cipta Kerja ini dianggap pemerintah sebagai hadiah kemerdekaan.
“Ini pertanda berduka karena pemerintah memberikan RUU ini sebagai hadiah kemerdekaan. Ada bakar lilin juga sebagai ucapan dari Bali kita ikut berduka atas adanya kebijakan pemerintah ini,” katanya.
Ia mengatakan aksi ini merupakan lanjutan dari gerakan sebelumnya yang telah dilaksanakan sejak 13 Agustus 2020 kemarin. Menurutnya, Omnibus Law merupakan bom waktu yang akan membunuh secara perlahan.
“Kami tegaskan lewat aksi ini, jangan sapai Omnibus Law ini dijadikan hadiah kemerdekaan,” imbuhnya.
Pihaknya juga mengatakan saat ini banyak yang tak mengerti isi dari Omnibus Law sehingga dianggap memang benar sebagai hadiah.
“Dengan adanya RUU ini, apakah kita sudah merdeka? Seperti kata Bung Karno, perjuangan akan lebih sulit karena melawan diri sendiri dan itu terjadi sekarang, kita melawan oligarki,” katanya.
Dalam aksi ini ada empat tuntutan yang disampaikan kepada pemerintah. Pertama, meminta pemerintah dan DPR RI menghentikan pembahasan RUU Omnibus Law Cipta Kerja. Kedua, meminta pemerintah dan DPR RI segera mengesahkan RUU PKS. Ketiga, meminta pemerintah menghentikan kriminalisasi, intimidasi dan diskriminasi terhadap masyarakat dan mahasiswa khususnya Rakyat Papua. Keempat, meminta pemerintah menghentikan privatisasi, liberalisasi, dan komersialisasi pendidikan.
Usai melakukan aksi di depan patung Catur Muka, peserta bergerak menuju titik nol kilometer Kota Denpasar.(KBH1)