Pengusaha Bali kini berat “Saya Terbebani Oleh Rapid Tes”
Gianyar – kabarbalihits
Pengusaha Bali yang mempekerjakan tenaga dari luar daerah sebagian besar mengeluh dengan adanya kebijakan Rapid Tes untuk syarat Administrasi. Sehingga harapan dicabutnya kebijakan pemerintah tersebut sontak dilontarkan pengusaha. Seperti usaha jasa Bordir yang digeluti oleh Kadek Santika yang berlokasi di kawasan Sukawati Gianyar. Ketika ditemui di tempat usahanya, jumat (30/7), Kadek Santika mengatakan, jasa Bordir yang digelutinya sejak 3 tahun lalu tergolong besar, yakni dalam satu tempat sebanyak 4 mesin yang harus dijalankan oleh tenaga yang ahli dalam pengoperasian mesin Bordir.
Kadek Santika mengatakan, tenaga operator mesin bordir ini semua didatangkan dari daerah Tasikmalaya Jawa Barat, yang kini masih di kampung mereka semenjak Bulan Puasa lalu. Disisi lain, dengan adanya pandemi Covid 19 diakuinya pendapatannya terus menurun hingga 90%.
“Namun kini orderan sudah mulai terlihat, dan menjadi angin segar meskipun tidak senormal dulu. Namun permasalahan yang dihadapi saat ini adalah adanya kebijakan untuk mewajibkan para pekerja yang dari Tasikmalaya itu untuk rapid test yang harus saya tanggung,” ujarnya.
Meskipun saat ini mesin Bordir yang ia punya digunakan beberapa saja dan cukup dijalankan oleh satu operator, namun beberapa waktu kedepan pihaknya khawatir ketika semua pekerjanya tersebut harus didatangkan, karena berat harus menanggung semua biaya transport dan rapid test sebagai syarat administrasi untuk bisa kembali ke Bali. “Tidak adil jika semua beban berat ditanggung oleh pengusaha lokal, sementara dari informasi yang didapat, Rapid test bahkan SWAB tidak relevan digunakan untuk menentukan seseorang positif atau negatif covid 19”, ucapnya.
Untuk itu, dirinya berharap Pemerintah mencabut kebijakan tersebut Untuk meringankan beban pengusaha lokal, sehingga perekonomian masyarakat kembali lebih bergeliat di era New Normal ini.(kbh2)