Inovasi terus Dijalankan, pengrajin UKM harapkan relaksasi kredit dan pendampingan pemasaran
Badung-kabarbalihits
Dalam era tatanan kehidupan baru (new normal) yang telah berjalan, pelaku UKM atau masyarakat pengrajin terus berupaya melakukan pembenahan sistem pemasaran hingga inovasi produk agar bisa bertahan di masa pandemi Covid-19.
Ketua Asosiasi Perajin Perindustrian dan Perdagangan (ASPERINDA) Kabupaten Badung I Putu Andika, kamis(17/9) menyatakan permodalan, pemasaran serta pendampingan merupakan hal yang sangat diharapkan masyarakat pengrajin. Jika hal ini dapat diwujudkan tak hanya perekonomian Daerah yang akan cepat menggeliat, perekonomian Nasional pun akan berjalan ditengah badai pandemi Covid -19.
Lebih lanjut Ketua Asperinda UKM Kabupaten Badung I Putu Andika menyatakan, pada New Normal pelaku UKM atau masyarakat pengrajin sudah melakukan berbagai pembenahan diantaranya sistem pemasaran offline menjadi online sebagai wujud proses percepatan interaksi terhadap konsumen untuk memberikan kemudahan. Masyarakat pengrajin khususnya di Kabupaten Badung juga sudah mengembangkan inovasi-inovasi untuk memberikan sesuatu sesuai kebutuhan pasar sehingga penyerapan maupun interaksi dengan konsumen lebih cepat.
“Proses pemasaran cepat berjalan, karena dalam hal ini semua kesulitan harus menjadi perang di pangsa pasar,” ujar Putu Andika.
Terhadap stok barang yang ada lanjut Putu Andika, pihaknya berupaya mensiasati dengan bagaimana memasarkan barang tersebut sehingga dapat diterima konsumen meski profit tidak sesuai harapan.
“Stok barang sebelum pandemi yang chose nya tinggi dapat diterima pasar walaupun itu tidak mencapai sebuah profit yang kita targetkan, yang penting masuk budget produksi ya sudah kita lempar,” bebernya sembari mengatakan berbagai kiat tersebut sudah diterapkan untuk membenahi sistem untuk mengangkat perekonomian masyarakat pengrajin.
Diakui Putu Andika dalam situasi Pandemi Covid-19 sekarang ini UKM yang cukup eksis adalah dibidang agrobisnis karena sektor ini berhubungan erat dengan kuliner terlebih pelaku agrobisnis juga mulai melakukan inovasi pemasaran dengan door to door.
“Bahwa masyarakat juga menyadari kondisi ini (pandemi Covid-19). Mereka akhirnya saling menghargai. Sistem dor to dor itu memberikan rasa penilaian tersendiri terhadap para pelaku umkm menjadi dapat terangkat, sekiranya itu yang terbesit dibenak konsumen,” terang CEO PT. Kiara Bali Harum ini.
Dalam pengembangan UKM lanjut Putu Andika pengrajin yang baru berkembang tentu harus mengetahui permintaan pasar dan hal tersebut harus diikuti meski secara basic tidak berproduksi. Itu menjadi keharusan dalam merubah pola pikir yang menjadikan bagaimana produk yang dipasarkan dapat diterima pangsa pasar itu sendri. Selaku ketua ASPERINDA Kabupaten Badung, Putu Andika berharap pemerintah dan Perbankan dapat memberikan relaksasi berupa kemudahan kepada pengrajin yakni permodalan didalam lesunya perekonomian akibat pandemi.
“Sehingga mereka bisa berinovasi dan berinteraksi terhadap produksi yang harus terus berjalan. Kemudahan ini menjadikan pengrajin tidak terbebani bunga kredit yang diberikan,” harapnya.
CEO PT. Mulia Sada Pertiwi ini menekankan pentingnya Dinas perindustrian dan perdagangan juga memberikan program terhadap UKM ini mulai dari sistem permodalan, pemasaran serta pendampingan. Pihaknya meyakini jika hal ini dapat diterapkan, tak hanya perekonomian didaerah yang akan lebih cepat menggeliat namun perekonomian nasional pun akan berjalan. (kbh6)