October 28, 2025
Seni Budaya

Upacara Peneduh Jagat digelar di segara Watuklotok

Klungkung – kabarbalihits

Upaya menetralisir Pandemi Covid-19 secara iskala, rabu (22/04) dilaksanakan upacara peneduh jagat yang berpusat di Pura Besakih beretepatan dengan Tilem Kedasa Buda Pon Pedangkungan. secara bersamaan juga dilakukan di 5 Segara di bali menurut arah mata angin, Pura Kahyangan tiga dan berlanjut hingga tingkat Merajan rumah masing masing masyarakat Hindu di Bali.

Baca Juga :  Hadiri Pujawali Pura Pengulun Banjar Legian Kaja, Bupati Giri Prasta Serahkan Sertifikat Hibah Tanah sebagai Pelaba Pura Pengulun Banjar

Upacara Peneduh Jagat yang salah satunya dilaksanakan juga oleh Pasraman Bhakti Marga di Segara Watu Klotok Klungkung berlangsung lancar, Walaupun jumlah dibatasi dengan melibatkan 25 orang dari Pemangku, Serati dan Sulinggih, sesuai himbauan dari Pemerintah Provinsi Bali. Menurut Ketua Pasraman Bhakti Marga, Jero Mangku A.A. Ketut Sumadi mengatakan, berkenaan dengan ‘aab jagat’ dimana seluruh dunia terkena wabah covid-19.

Baca Juga :  Sanggar Tari Wredhi Kumara Jaya, Wakili Badung pada Parade Gong Kebyar Wanita PKB ke-46

Sebagai umat beragama, khususnya Hindu yang bisa dilakukan selain berdoa adalah melakukan Yadnya. “Melalui Organisasi Pasraman Bakti Marga yang berlokasi di Padangsambian, kami menyelenggarakan Yadnya Peneduh Jagat, Mepekelem, di Pantai Watu Klotok.

Nunas ica kehadapan Ida Betare Sanghyang Ciwa Baruna, nunas ica kehadapan Ida Sanghyang Ananta Boga, Sanghyang Druwe Rsi dengan sarana Yadnya Mepregembal, Mecaru, Mapekelem yang kami haturkan” jelas Jero Mangku Agung.

Baca Juga :  Langgeng Budaya Ogoh-Ogoh ‘Meme Dewa Ratu’, Wawali Arya Wibawa Bangkitkan Kreatifitas di Masa Pandemi

Ia berharap Kedepannya, berdasarkan Yadnya yang terselenggara secara sederhana ini sesuai kemampuan Pasraman Bakti Marga, diharapkan musibah yang mendunia ini bisa segera berakhir.

Ditemui Usai Yadnya digelar, Sulinggih Ida Ratu Rsi Agung Bagawan Dharmaputra Adnyana dari Griya Lanang Dawan Padangsambian Denpasar mengatakan, tujuan dari upacara ini adalah menyikapi dari situasi kondisi bumi saat ini dalam Hindu di Bali disebut ‘Merane’ yang mengancam kehidupan umat manusia, bisa juga disebut ‘Gering Agung’ maupun ‘Sasab Agung’.

Baca Juga :  Junjung Tinggi Toleransi, Walikota Bekasi Kabulkan Pembangunan Krematorium

Selain permohonan ditujukan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam Prabawa sebagai Sang Hyang Tiga Wisesa (Penguasa), juga kepada Dewa Baruna agar alam semesta dan segala isinya dianugrahkan ketentraman, kesejahteraan, dan kemakmuran. “Sarana yadnya berupa bebek hitam, dan ayam hitam dipersembahkan kepada Ida Betara Segara dan Ida Betara Ciwa Baruna. Dan kepada Ayabannya yang berupa Pregembal, ke luhur itu kita persembahkan kepada Ida Begawan Druwe Rsi yang bersemayam di Angkasa”, jelas Ida Ratu Rsi Agung

Melalui Kekuatan doa, Masyarakat Hindu pada khususnya Diharapkan dapat lebih kuat menghadapi Pandemi yang berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan. “Apa yang kita lakukan hari ini, akan juga dapat menjadi motifasi dari umat umat yang lain untuk melakukan sekeci apapun. Yang penting terwujud, ada bentuk yang kita lakukan kepada Ida Sang Hyang Widhi, kepada alam lingkungan,  terpenting lagi kepada sesama umat yang dalam kesusahan.” Imbuh Ida Ratu Rsi Agung. (Lit)

Related Posts