December 7, 2025
Daerah Lifestyle

Pria Asal Tabanan Budidaya Burung Merak, Hasilnya Menggiurkan

Tabanan-kabarbalihits

Terpesona akan keindahan bulu dan kemegahan burung Merak, seorang pria asal Tabanan memutuskan untuk membudidayakannya. Siapa sangka, baru setahun berjalan, usahanya telah mendatangkan keuntungan hingga puluhan juta rupiah.

Ditemui dikediamannya di Banjar Dukuh Buahan, Desa Denbantas, Tabanan, I Komang Tri Andika (38) menuturkan, budidaya burung Merak dijalani berawal saat berekreasi bersama keluarga ke kebun binatang yang ada di Tabanan. Saat itu istri Komang Tri tertarik melihat keindahan dari burung Merak dan berkeinginan untuk memelihara di rumah.

Secara kebetulan, Komang Tri yang tergabung dalam kelompok (komunitas) Kicau Bali mengungkapkan keinginan istrinya untuk memelihara burung Merak. Gayung pun bersambut, salah seorang rekannya menawarkan sepasang Merak India atau Merak biru (Pavo cristatus), jenis Merak yang tidak termasuk dalam daftar satwa dilindungi di Indonesia. Ia juga mendapat saran agar menyiapkan kandang berukuran besar untuk mendukung kenyamanan dan perkembangan burung-burung tersebut.

“awalnya tertarik di Tasta Zoo, Tabanan. Akhirnya beli sepasang merak biru atau merak India,” kata I Komang Tri, Kamis (16/10/2025).

Meski tergolong jenis burung, namun burung Merak tidak mengeluarkan kicauan layaknya seekor burung. Disebut ukuran Merak India jantan bisa mencapai 2 meter lebih, sedangkan Merak betina ukurannya lebih kecil.

Ia merasa beruntung karena dari sepasang indukan Merak India usia 4 tahun dan tambahan satu ekor indukan betina yang dibeli setahun lalu (Tahun 2024) ternyata siap produksi. Sepengetahuannya, burung Merak siap berproduksi di usia 3 tahun keatas. Merak India berkembang biak satu kali setahun, dengan periode penetasan telur sekitar 28 hari, dan maksimal berproduksi hingga berusia 17 tahun.

Kemudian rejeki datang saat dua indukan betina Merak India itu bertelur sebanyak 80 telur, namun yang menetas hingga dipasarkan sebanyak 60 ekor.

Baca Juga :  Sekda Ajak Komandan Kodim 1609/Buleleng yang Baru Pererat Kerjasama

“lainnya tanpa fertil telur (tidak menetas) jadi 60 yang netas. Ya mungkin kebetulan, 2 bulan sudah siap jual,” jelasnya.

Karena terbilang baru dalam pemeliharaan burung Merak, saat itu ia merasa kewalahan dalam pemasaran melalui media sosial Facebook dan Tiktok. Dimana sisa dari 60 ekor anakan Merak India usia 6 bulan hingga 1 tahun, baru habis terjual di awal Tahun 2025.

“dijual dari umur 2 bulan, karena Merak biru baru kelihatan jantan atau betina di umur 2 bulan,” ucapnya.

Sementara Komang Tri melayani penjualan burung Merak khususnya kepada pehobi hanya di wilayah Bali. Anakan Merak India bisa dijual dengan harga jutaan tergantung warna atau mutasi. Dimana ia menjual hasil sepasang anakan burung Merak India kisaran dari Rp 5,5 juta pada usia 2 bulan, dan Rp 7,5 juta untuk usia 6 bulan. Sedangkan untuk sepasang indukan, Komang Tri memasang harga sekitar Rp 25 juta.

“kebanyakan orang itu nyari sepasang. Kenapa sepasang, karena Merak jantan akan mengebaskan ekornya saat merayu Merak betinanya,” ujarnya.

Diyakini prospek budidaya burung Merak semakin cerah, karena dilihat dari tahun 2024 hingga pertengahan tahun 2025 permintaan burung Merak India khususnya mengalami peningkatan.

Selain dirinya, dalam kelompok Kicau Bali disebut ada sejumlah orang juga yang turut membudidayakan burung Merak, namun dari hasil produksi dipastikan berbeda.

Komang Tri yang kesehariannya sebagai driver pariwisata mengaku kedepannya akan fokus membudidayakan burung Merak, karena hasilnya lebih menggiurkan. Juga dipandang peluang pasar di Bali lebih besar yang tujuannya untuk wisata, dan menghiasi pekarangan rumah.

“kayanya akan fokus, dari satu indukan sekarang sudah punya tiga kandang. Omzetnya tinggal dikalikan dari anakannya itu. Dari sepasang Rp 5,5 juta kali sekian banyak, tapi tidak semua telur berhasil menetas,” ungkapnya.

Baca Juga :  Penerapan Kota Cerdas, Perlu Komitmen Seluruh Pihak di Buleleng

Tidak hanya memiliki indukan Merak India, kini Komang Tri juga menambah koleksi dengan mengembangbiakkan Merak hijau (Pavo muticus). Secara keseluruhan, ia kini memiliki tiga indukan Merak yang menjadi sumber penghasilan di rumahnya, yakni dua pasang Merak biru dan satu pasang Merak hijau.

Merak hijau yang merupakan satwa dilindungi tersebut telah dilengkapi dengan sertifikat resmi dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), termasuk izin penangkaran dan izin edar. Dengan demikian, para pehobi yang tertarik memelihara merak hijau tidak perlu khawatir, karena seluruh proses penangkaran yang dilakukan sudah memiliki legalitas yang lengkap.

“kalau Merak Hijau jual belinya lengkap dengan sertifikat, karena saya di kelompok lengkap dengan ijin tangkar, ijin edar, jadi semua anakan Merak Hijau yang saya jual itu bersertifikat resmi,” pungkasnya.

Ia pun memberi tips dalam pemeliharaan burung Merak. Untuk pembuatan kandang yang ideal, sebaiknya kandang dibuat sebagian berjaring ukuran 3×3 meter, dan terpapar sinar matahari pagi. Sedangkan pemberian pakan cukup diberikan biji bijian, tanaman hijau, serangga dan memberikan voer.

Kedepannya, Komang Tri berharap semakin banyak pecinta burung merak di Bali, sehingga upaya pelestarian spesies yang eksotis dan bernilai tinggi ini dapat terus berlanjut. (kbh1)

Related Posts