
UNHI Denpasar Gelar Clean Up III, Mahasiswa dan Masyarakat Bersatu Jaga Kebersihan Sungai
Denpasar-kabarbalihits
Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Denpasar kembali menegaskan komitmennya terhadap pelestarian lingkungan hidup. Bekerja sama dengan komunitas Sungai Watch, Mapala Giri Sakti, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNHI, serta dukungan penuh civitas akademika, UNHI melaksanakan aksi bersih-bersih bertajuk UNHI Clean Up III. Kegiatan yang digelar di bantaran sungai dan lingkungan kampus pada Senin (27/9) ini sekaligus menjadi rangkaian penting dalam memperingati Dies Natalis UNHI ke-62.
Ratusan mahasiswa didampingi dosen, prajuru Desa Adat Tembawu, serta masyarakat setempat turut ambil bagian dalam kegiatan tersebut. Mereka bersama-sama mengumpulkan sampah yang menumpuk di sekitar aliran sungai dan kawasan kampus. Aksi ini tidak hanya menjadi simbol kepedulian, tetapi juga menunjukkan bahwa gerakan menjaga kebersihan lingkungan dapat terwujud melalui kolaborasi nyata antara perguruan tinggi, komunitas, dan masyarakat adat.
Ketua LPPM UNHI Denpasar, Dr. Ir. Made Novia Indriani, S.T., M.T., menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan implementasi langsung dari tema Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa tahun ini yang berfokus pada isu persampahan. “Permasalahan sampah adalah isu serius yang tengah dihadapi Bali, dan kami merasa penting untuk memulainya dari lingkungan kampus sendiri. Selain itu, kegiatan ini juga sejalan dengan program Pemerintah Provinsi Bali yang tengah gencar mencari solusi optimal terhadap persoalan sampah,” ujarnya.
Menurut Novia, kehadiran Sungai Watch sebagai mitra strategis memberikan energi baru bagi mahasiswa dan masyarakat Desa Adat Tembawu untuk lebih peduli pada kebersihan sungai. “Sinergi antara mahasiswa, pemerintah, dan masyarakat adat ini sangat penting agar tercipta gerakan bersama menjaga kelestarian lingkungan,” tambahnya.
Dukungan nyata juga datang dari Bendesa Adat Tembawu, I Nyoman Sudana, yang turut terjun langsung dalam aksi bersih-bersih. Ia memberikan apresiasi tinggi kepada UNHI Denpasar atas kontribusi yang nyata terhadap kebersihan lingkungan desa adat. “Kegiatan ini sangat membantu menjaga kebersihan di Desa Adat Tembawu. Kami berterima kasih kepada UNHI yang telah melibatkan mahasiswa dan dosen dalam aksi nyata seperti ini. Harapan kami, kegiatan ini bisa berkelanjutan sehingga lingkungan tetap terjaga bersih,” ungkapnya.
Selain berdampak langsung pada lingkungan, aksi bersih-bersih ini juga memberikan edukasi praktis bagi mahasiswa. Dengan turun langsung ke sungai, mahasiswa tidak hanya memahami teori tentang pengelolaan sampah, tetapi juga merasakan sendiri dampak pencemaran akibat rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan. Melalui pengalaman lapangan ini, mahasiswa diharapkan tumbuh sebagai agen perubahan yang mampu menularkan semangat peduli lingkungan kepada masyarakat luas.
Sebagai institusi pendidikan yang berbasis agama dan budaya, UNHI menempatkan pelestarian alam sebagai salah satu nilai penting dalam proses akademik maupun pengabdian masyarakat. Aksi Clean Up ini menjadi langkah nyata yang selaras dengan filosofi menjaga keharmonisan antara manusia dengan alam (Palemahan) dalam konsep Tri Hita Karana.
Novia menegaskan, kegiatan ini tidak akan berhenti pada satu kali momentum saja. “Kami tidak ingin kegiatan ini hanya menjadi seremonial. Harapan kami, mahasiswa dapat menjadi motor penggerak yang membawa semangat peduli lingkungan ke masyarakat luas. Dari kampus, kita ingin menularkan energi positif ini ke desa-desa sekitar,” tegasnya.
Dengan keterlibatan ratusan mahasiswa, kolaborasi dengan komunitas Sungai Watch, serta dukungan penuh Desa Adat Tembawu, aksi UNHI Clean Up III menjadi contoh sinergi yang baik antara perguruan tinggi, masyarakat adat, dan pemerintah dalam menghadapi tantangan lingkungan.
Aksi sederhana memungut sampah di bantaran sungai mungkin terlihat kecil, tetapi memiliki makna besar. Dari langkah-langkah kecil inilah perubahan besar dapat dimulai. Dari Penatih, Denpasar, semangat menjaga kebersihan sungai kini mulai bergulir, membangun kesadaran bahwa menjaga lingkungan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan kewajiban bersama seluruh lapisan masyarakat.(kbh2)