
UNHI Denpasar Gandeng Sungai Watch dan Desa Adat Tembawu, Gelar Aksi Bersih-Bersih Sungai
Denpasar-kabarbalihits
Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Denpasar terus menunjukkan komitmennya dalam menjaga kelestarian lingkungan. Melalui panitia sosialisasi penanganan sampah, UNHI berkolaborasi dengan Forum Sungai Watch dan civitas akademika melaksanakan aksi bersih-bersih sampah di bantaran sungai serta lingkungan kampus, Senin (25/8).
Kegiatan ini menjadi salah satu rangkaian penting dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) UNHI 2025 yang mengangkat tema khusus penanganan masalah sampah. Ratusan mahasiswa bersama dosen pendamping, prajuru Desa Adat Tembawu, dan masyarakat setempat bahu membahu mengumpulkan sampah yang menumpuk di sekitar aliran sungai dan area kampus.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNHI Denpasar, Dr. Ir. Made Novia Indriani, S.T., M.T., menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan implementasi nyata dari tema KKN tahun ini yang berfokus pada persoalan sampah.
“Permasalahan sampah adalah isu serius yang sedang dihadapi Bali, dan kami merasa penting untuk memulainya dari lingkungan kampus sendiri. Selain itu, kegiatan ini juga selaras dengan program Pemerintah Provinsi Bali yang tengah gencar mencari solusi optimal terhadap persoalan sampah,” ujarnya.
Novia menambahkan, keberadaan Sungai Watch sebagai mitra memberi dorongan kuat bagi mahasiswa KKN dan masyarakat Desa Adat Tembawu untuk lebih peduli pada kebersihan sungai. “Sinergi antara mahasiswa, pemerintah, dan masyarakat adat ini sangat penting agar tercipta gerakan bersama menjaga kelestarian lingkungan,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua KKN UNHI Denpasar, Komang Agus Triadi Kiswara, S.Pd.H., M.Pd., mengungkapkan bahwa aksi bersih-bersih kali ini melibatkan 9 kelompok KKN yang ditempatkan di wilayah Penatih, dengan total sekitar 300 mahasiswa.
“Sebagai langkah awal, kami fokus di sekitar kampus dan bantaran sungai di wilayah Penatih. Ke depan, bila masih ada waktu dalam program KKN, kami akan perluas aksi hingga sepanjang aliran sungai di kawasan ini,” jelasnya.
Selain mahasiswa, kegiatan ini juga melibatkan dosen pembimbing lapangan, dosen UNHI lainnya, serta prajuru Desa Adat Tembawu yang ikut serta turun ke lapangan.
Apresiasi tinggi disampaikan oleh Bendesa Adat Tembawu, I Nyoman Sudana, yang turut bergabung dalam aksi bersih-bersih. Ia menyampaikan rasa terima kasih atas kontribusi UNHI Denpasar dalam menjaga kebersihan lingkungan desa adat.
“Kegiatan ini sangat membantu menjaga kebersihan di Desa Adat Tembawu. Kami berterima kasih kepada UNHI yang telah berinisiatif melibatkan mahasiswa dan dosen dalam aksi nyata seperti ini. Harapan kami, kegiatan ini dapat berkelanjutan, sehingga lingkungan tetap terjaga bersih,” ungkapnya.
Selain sebagai aksi nyata, kegiatan ini juga menjadi media edukasi bagi mahasiswa tentang pentingnya kepedulian lingkungan. Dengan turun langsung ke sungai, mahasiswa tidak hanya memahami teori pengelolaan sampah, tetapi juga menyaksikan langsung dampak pencemaran yang terjadi akibat kurangnya kesadaran masyarakat.
Melalui kegiatan ini, UNHI ingin menanamkan semangat bahwa menjaga lingkungan bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau organisasi tertentu, tetapi menjadi kewajiban bersama seluruh lapisan masyarakat.
Sebagai institusi pendidikan berbasis agama dan budaya, UNHI menempatkan pelestarian alam sebagai salah satu nilai penting. Aksi bersih-bersih sungai diharapkan menjadi pemicu gerakan berkelanjutan, baik di lingkungan kampus maupun desa-desa sekitar.
“Kami tidak ingin kegiatan ini berhenti hanya di satu kali aksi. Harapan kami, mahasiswa dapat menjadi agen perubahan yang membawa semangat peduli lingkungan ke masyarakat luas,” tegas Novia.
Dengan keterlibatan ratusan mahasiswa, kolaborasi bersama komunitas Sungai Watch, serta dukungan penuh Desa Adat Tembawu, kegiatan bersih-bersih ini menjadi contoh sinergi positif antara perguruan tinggi, masyarakat, dan pemerintah dalam menjawab tantangan lingkungan.
Aksi sederhana ini membuktikan bahwa perubahan besar dapat dimulai dari langkah kecil, yakni memungut sampah di sekitar kita. Dan dari bantaran sungai di Penatih, Denpasar, semangat menjaga kebersihan itu kini mulai bergulir. (kbh2)