
Pengabdian Fakultas Farmasi Unmas Denpasar, Ubah Gulma Lateng Jadi Pupuk Organik dan Sumber Kesehatan Alami
Tabanan-kabarbalihits
Sebuah terobosan kreatif kembali lahir dari kalangan akademisi muda Bali. Melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar menggelar pelatihan bertajuk “Pemanfaatan Lateng Sebagai Pupuk Organik dan Manfaatnya Bagi Kesehatan” di Desa Padangan, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan. Kegiatan ini tidak hanya memperkenalkan alternatif pupuk ramah lingkungan, tetapi juga membuka wawasan baru mengenai potensi kesehatan dari tanaman yang sebelumnya dianggap gulma.
Tanaman Lateng (Laportea aestuans L.) selama ini kerap dianggap gulma liar yang tumbuh bebas di pekarangan maupun ladang. Namun, berkat sentuhan riset dan kreativitas, tanaman tersebut kini tampil sebagai solusi pertanian berkelanjutan. Tim pengabdian masyarakat dari Fakultas Farmasi Unmas Denpasar memperkenalkan metode pengolahan Lateng menjadi pupuk organik cair melalui proses fermentasi.
Larutan hasil fermentasi ini diketahui mengandung unsur hara penting seperti nitrogen, fosfor, dan kalium yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman, khususnya kopi dan komoditas hortikultura yang menjadi andalan masyarakat Pupuan.
Menurut penjelasan tim, penggunaan pupuk organik berbasis Lateng dapat membantu petani mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, menjaga kesuburan tanah, serta melestarikan ekosistem mikroba yang penting dalam siklus pertanian. Dengan begitu, program ini sejalan dengan misi pertanian berkelanjutan berbasis potensi lokal.
Sejumlah petani muda di Desa Padangan menyambut positif inovasi ini. Mereka menilai, keberadaan pupuk organik dari Lateng bisa menjadi solusi praktis di tengah meningkatnya harga pupuk kimia dan ancaman degradasi lahan.
Dengan pemanfaatan Lateng, diharapkan terjadi pergeseran paradigma di kalangan generasi muda tani Bali, yakni dari pola lama yang bergantung pada input kimia ke arah inovasi organik berbasis sumber daya lokal.
Inovasi pemanfaatan Lateng tidak berhenti pada pertanian. Tim Fakultas Farmasi Unmas Denpasar juga menyoroti potensi tanaman ini sebagai sumber senyawa bioaktif. Berdasarkan studi awal, Lateng diketahui mengandung flavonoid dan tanin, dua senyawa alami yang memiliki aktivitas antioksidan tinggi.
Bahkan, uji laboratorium skala in vitro menunjukkan ekstrak Lateng mampu menghambat pertumbuhan sel kanker. Meski masih memerlukan penelitian lanjutan, temuan ini membuka peluang besar bagi pengembangan riset farmasi berbasis tanaman lokal Bali.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini menjadi bukti nyata bagaimana ilmu pengetahuan dapat berpadu dengan kearifan lokal. Desa Padangan, yang dikenal sebagai salah satu sentra perkebunan kopi, kini memiliki alternatif baru dalam pengelolaan sumber daya alam yang lebih ramah lingkungan dan bernilai tambah.
Dengan pendekatan partisipatif, masyarakat setempat tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga ikut berperan aktif dalam proses pembuatan pupuk organik serta eksplorasi awal pemanfaatan Lateng untuk kesehatan.
Program ini diharapkan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Bali untuk lebih menggali potensi lokal yang sering kali terabaikan. Melalui riset dan inovasi, tanaman yang semula dianggap gulma ternyata mampu memberi manfaat besar, baik untuk ekologi, ekonomi, maupun kesehatan. (r)


