
UNHI Lepas 569 Mahasiswa KKN, Fokus Tangani Darurat Sampah di Denpasar
Denpasar-kabarbalihits
Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Denpasar resmi melepas 569 mahasiswa untuk melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada Sabtu (9/8). Kegiatan ini berlangsung hingga 29 September 2025 dan menyasar 20 desa serta kelurahan di Kota Denpasar.
Tahun ini, KKN UNHI mengusung tema “Jagat Krthi” Upaya Menjaga Harmonisasi Semesta, dengan fokus utama pada penanganan sampah. Tema tersebut dipilih sebagai respons terhadap permasalahan lingkungan yang kian mendesak di ibu kota Provinsi Bali.
KKN merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya pengabdian kepada masyarakat. Bagi UNHI, KKN tidak hanya menjadi mata kuliah intrakurikuler yang wajib diikuti mahasiswa, tetapi juga ajang pembelajaran lapangan yang sarat nilai sosial. Rektor UNHI, Prof. Dr. drh. I Made Damriyasa, M.S menegaskan bahwa fokus KKN tahun ini selaras dengan kebutuhan nyata di lapangan.
“Persoalan sampah bukan hanya masalah pemerintah, tapi masalah kita semua. Dampaknya langsung pada kesehatan masyarakat. Mahasiswa sebagai agen perubahan harus mampu memberi contoh pengelolaan sampah yang benar, mulai dari memilah hingga memanfaatkannya kembali,” ujarnya.
Pemilihan lokasi KKN 2025 didasarkan pada data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) tahun 2024, yang mencatat Kota Denpasar sebagai penyumbang sampah terbesar di Bali, yakni sekitar 360 ribu ton per tahun.
Laporan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar (DLHKP) juga menyebutkan volume sampah harian mencapai 1.004,95 ton per hari. Angka ini menempatkan Denpasar dalam kondisi darurat sampah.
“Situasi ini menjadi panggilan moral bagi UNHI. Melalui KKN, kami ingin terjun langsung membantu menekan timbulan sampah, sekaligus mengedukasi masyarakat agar mengelola sampah dengan bijak,” kata Prof. Damriyasa.
KKN UNHI 2025 dibagi menjadi tiga bentuk, yakni KKN Tematik, KKN Tematik Mandiri dan KKN Penyetaraan. KKN Tematik dan Tematik Mandiri dirancang untuk mengoptimalkan peran mahasiswa sesuai disiplin ilmu masing-masing.
KKN Penyetaraan menjadi bagian dari implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka, memberi keleluasaan mahasiswa mengembangkan program sesuai kebutuhan masyarakat. Sebanyak 50 dosen pembimbing akan mendampingi para mahasiswa, yang berasal dari beragam program studi seperti Hukum Adat, Teknik Sipil dan Perencanaan, Ilmu Agama, Budaya dan Seni, Pendidikan Agama, Seni Tari, Karawitan, Seni Rupa, Kesehatan Ayur Weda, Teknik Informatika, Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi.
Selama KKN, mahasiswa akan menjalankan program yang mendukung pengurangan timbulan sampah, pemilahan dari sumber, pemanfaatan kembali sampah organik dan anorganik, hingga edukasi berbasis Tri Hita Karana.
“Mahasiswa akan hadir bukan hanya untuk bekerja, tapi untuk menginspirasi, mengajak, dan mengedukasi masyarakat. Harapannya, akan muncul kader-kader lokal yang mampu membangun desanya secara mandiri,” tambah Prof. Damriyasa.
KKN ini diharapkan membawa dampak ganda. Bagi mahasiswa, pengalaman langsung di lapangan akan menambah wawasan, keterampilan, dan kepedulian sosial. Bagi masyarakat, keberadaan mahasiswa bisa menjadi dorongan lahirnya inovasi pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.
Selain itu, UNHI berharap program ini mampu meninggalkan warisan positif berupa perubahan perilaku masyarakat dalam mengelola sampah.
“Kami ingin KKN ini tidak hanya selesai di akhir September, tetapi terus berlanjut melalui gerakan mandiri masyarakat. Inilah semangat Jagat Krthi yang kami bawa,” tegasnya.
Dengan berakhirnya kegiatan pada 29 September 2025, UNHI optimistis KKN tahun ini akan menjadi salah satu tonggak penting dalam upaya menjadikan Denpasar sebagai kota yang lebih bersih, sehat, dan harmonis. (kbh2)