October 1, 2025
Politik

Suara Tak Sampai Ke TPS, Salah Satu Persoalan Kontestasi Yang Masih Belum Tuntas

Buleleng – kabarbalihits

Di sebuah kelurahan bernama Kampung Baru, jauh dari layar politik, Ketut Ariyani, Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat dan Hubungan Masyarakat Bawaslu Bali, duduk bersama orang-orang yang jarang masuk radar demokrasi.

Mereka bukan golongan elit. Bukan juga kelompok yang biasa diundang ke forum. Mereka adalah penyandang disabilitas. Dan selama ini, suara mereka terealisasi di bilik, namun belum didengar dengan baik.

“Kita tidak bisa bilang demokrasi inklusif kalau faktanya masih ada raungan dari orang yang kepentingan dan hak pilihnya terabaikan,” ucap Ariyani saat dijumpai di rumah warga setempat, Selasa (29/7/2025).

Pernyataan itu bukan basa-basi. Di hadapannya, Luh Ayu Amertasih, perempuan pengguna kursi roda yang harus merelakan hak pilihnya, ia bukannya tidak mau memilih, namun keadaan yang membuatnya tidak memungkinkan datang menggunakan haknya, alasan jelas, medan menuju TPS tidak memungkinkan untuk ditempuhnya seorang diri.

“Saya ingin memilih. Tapi saya nggak bisa ke TPS sendiri. Jalan ke sana berat dan susah,” katanya lirih.

Di desa lain, Sukranis, seorang lansia tuna netra, kehilangan hak pilihnya, bukan karena abai, tapi karena tak ada orang yang mengantarkannya menuju lokasi pemungutan suara.

Mendengar hal itu, Ariyani mengatakan bahwa Suara disabilitas bukan suara tambahan, Itu suara warga negara, harus dijaga sama seperti suara lainnya.

“Ini bukan persoalan golput lagi, ini persoalan negara yang belum selesai memfasilitasi hak penyandang disabilitas sampai hari ini,” ujarnya. Ariyanipun mengintruksikan jajarannya di Buleleng untuk mengawal dan jadikan catatan sebagai bahan perbaikan dalam penyelenggaraan Pemilu maupun Pilkada kedepan.

Mengamini yang diintruksikan Ariyani, Koordinator Divisi Pencegahan, Parmas dan Humas Bawaslu Buleleng, Gede Ganesha berjanji akan lebih fokus lagi mengawal suara disabilitas dalam pelaksanaan kontestasi berikutnya.

Baca Juga :  Menteri Nusron Kemukakan Gagasan Wakaf Produktif untuk Sejahterakan Rakyat

“Kami tidak ingin lagi mendengar ada suara yang hilang karena keterbatasan akses untuk pemilih, ini akan jadi note penting kami di pemilu kedepannya,” pungkasnya.

Bawaslu menyadari bahwa dibalik angka yang terkalkulasi dalam rekap suara, ada manusia yang menggantungkan harapan mereka untuk diperhatikan oleh negara. (r)

Related Posts