July 16, 2025
Seni Budaya Sosial

Krama Banjar Adat Abianjero Gelar Upacara Ngaben Massal, Usung Semangat “Vasudhaiva Kutumbakam”

Karangasem-kabarbalihits

Wujud nyata semangat gotong royong dan persatuan kembali ditunjukkan oleh krama Banjar Adat Abianjero, Desa Ababi, Kecamatan Abang, Karangasem, melalui pelaksanaan Upacara Pitra Yadnya berupa ngaben kolektif yang digelar pada tahun 2025 ini. Puncak upacara dilangsungkan pada Selasa, 8 Juli 2025, di Balai Banjar Serba Guna Abianjero, sebagai pusat kegiatan sakral ini.

Tidak hanya sebatas upacara ngaben, tahun ini Banjar Adat Abianjero juga melaksanakan rangkaian yadnya lain secara serentak, mulai dari manusa yadnya hingga upacara penghormatan kepada para sulinggih. Rangkaian ini mencerminkan keutuhan nilai-nilai spiritual dalam masyarakat Bali, yang menyatukan berbagai tahapan kehidupan dalam satu harmoni.

Sejak pagi hari, rangkaian upacara puncak telah dimulai dengan prosesi pemlaspas uperengga. Selanjutnya, antara pukul 10.00 hingga 12.00 WITA, berlangsung prosesi narpana pemajeg atau narpana nyorog, yang diikuti oleh keluarga dari para sang pekaryanang (orang yang diaben). Tepat tengah hari, seluruh peserta bergerak bersama menuju setra sebagai bagian dari inti prosesi pengabenan.

Sebanyak 11 sang pekaryanang diaben dalam upacara massal ini, termasuk beberapa yang meninggal karena ngulah pati (mengakhiri hidup sendiri) dan salah pati (meninggal tidak wajar). Untuk yang termasuk dalam kategori tersebut, dilaksanakan upacara tebasan di tempat kejadian dan di bungasan setra, serta dilanjutkan dengan prosesi megiri pati. Upacara ini diyakini penting karena mereka yang meninggal dalam keadaan tidak wajar dipercaya masih berada di alam asurya atau alam kegelapan selama 60 ribu tahun. Oleh sebab itu, dilakukan rangkaian upacara spiritual agar arwah mereka dapat menyatu dengan yang meninggal secara wajar.

Kelian Banjar Adat Abianjero, Jero Mangku I Gede Konten (tengah) didampingi I Ketut Resi Yogi selaku Kelian Banjar Dinas Abianjero (kanan) dan I Made Wijana sebagai Ketua Panitia (kiri)

Kelian Banjar Adat Abianjero, Jero Mangku I Gede Konten (tengah) didampingi I Ketut Resi Yogi selaku Kelian Banjar Dinas Abianjero (kanan) dan I Made Wijana sebagai Ketua Panitia (kiri)

“Dengan pelaksanaan ini, semoga seluruh sang pekaryanang bisa mendapatkan jalan terang dan bergabung dengan leluhur lainnya di alam suci,” ujar Kelian Banjar Adat Abianjero, Jero Mangku I Gede Konten didampingi I Ketut Resi Yogi selaku Kelian Banjar Dinas Abianjero dan I Made Wijana sebagai Ketua Panitia dalam upacara ini.

Baca Juga :  Apel Jumat Ceria, Sekda Suyasa Ajak Seluruh Pegawai Tumbuhkan Semangat Kerja

Pelaksanaan ngaben massal kali ini mengangkat tema “Vasudhaiva Kutumbakam”, yang berarti “seluruh dunia adalah satu keluarga”. Tema ini sangat relevan karena seluruh krama Banjar Adat Abianjero masih dalam satu ikatan keluarga. Melalui tema ini, diharapkan masyarakat banjar terus menguatkan rasa persatuan dan satu pemikiran demi menjaga keharmonisan hidup bersama.

Jro Mangku Konten juga menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada seluruh krama dan undangan yang telah ikut serta membantu kelancaran upacara. Harapannya, kegiatan ini bisa menjadi jembatan awal menuju pelaksanaan ngaben massal antar-krama sewilayah Banjar Adat Abianjero di masa mendatang.

Selain pitra yadnya, Banjar Adat Abianjero juga melaksanakan program pangrsigana, yakni ngaturang rsi bujana atau memberikan penghormatan dan persembahan kepada para sulinggih yang telah muput karya. Ini dilanjutkan dengan rangkaian manusa yadnya, seperti mepandes (potong gigi) dan mepetik, sebagai bentuk penyucian diri bagi generasi muda.

Upacara kolektif ini bukan hanya efisiensi dalam sisi materi dan tenaga, tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan antarwarga. Dalam semangat kebersamaan dan kekeluargaan, Banjar Adat Abianjero memperlihatkan bagaimana adat dan budaya terus hidup, menyatu dalam kehidupan spiritual dan sosial masyarakat Bali.

Dengan penuh makna dan kekhidmatan, upacara ini menjadi bukti nyata bahwa adat istiadat yang diwariskan leluhur tetap terjaga dan mampu berkembang di tengah dinamika zaman. (kbh2)

Related Posts