Hiruk Pikuk Pilkada Serentak 2024, IFBEC Bali Komit Tidak Terlibat Panggung Politik
Denpasar-kabarbalihits
Hiruk pikuk Pilkada serentak yang dilaksanakan November 2024 mendatang mulai dirasakan berbagai kalangan, khususnya pada perhelatan Pilkada Bali. Terlebih para politisi semakin gencar mencampuradukkan kepentingan politik dengan melakukan blusukan ke ruang organisasi masyarakat maupun organisasi profesi lainnya.
Menyikapi hal tersebut, Indonesian Food and Beverage Executive Association (IFBEC) DPD Bali tetap berkomitmen untuk tidak terlibat dalam panggung politik secara keorganisasian.
Wakil Ketua I IFBEC Bali, Ketut Darmadi mewakili Ketua IFBEC Bali I Wayan Eka Darmawan mengatakan, IFBEC yang merupakan organisasi profesi profesional Hotel Industri di bidang makanan dan minuman telah mendeklarasikan diri untuk tidak terlibat dengan dunia politik secara direct (langsung) yang melibatkan organisasi. Karena baginya, organisasi profesi yang berpolitik dapat menimbulkan perpecahan pada tubuh organisasi itu sendiri.
Namun dari hasil perhelatan Pilkada serentak ini diharapkan melahirkan pemimpin-pemimpin yang dapat memahami tentang dunia hospitality kepariwisataan. Dimana dunia pariwisata di Bali saat ini dinilai telah melupakan dari nilai dasar budaya yang dimiliki Bali.
“yang mana kita harapkan, pemimpin baru kita nantinya adalah pemimpin yang paham hospitality, baik itu hospitality hotelier ataupun hospitality agent. Pada intinya IFBEC Bali merindukan hospitality atau pariwisata Bali mendengungkan kembali budaya yang kita punya. Orang luar datang ke Bali melihat culture-nya bukan melihat beach club atau tempat hura-hura, budaya Bali tidak ada duanya di Dunia. Mari kita kembalikan pariwisata Bali yang memiliki dasar culture yang kuat,” kata Darmadi saat kegiatan Gathering di Sirangon Nusantara Cuisine, Jalan By Pass Ngurah Rai No 21, Denpasar, Jumat malam (30/8/2024).
Terkhusus pada IFBEC Bali, ditekankan mengenai sinergitas antara pelaku pariwisata dengan supplier dan akademisi. Tiga komponen ini dipandang sangat menentukan keberhasilan IFBEC Bali dalam menghadapi persaingan kedepan.
“service dinahkodai oleh akademisi, kemudian quality product dinahkodai oleh supplier, itu yang perlu kita tekankan. Sehingga mampu sama-sama berdiri, tegak menghadapi persaingan kedepan,” pungkasnya.
Senada disampaikan Ketua DPP IFBEC Nasional I Ketut Darmayasa yang hadir pada kegiatan IFBEC Gathering, seluruh asosiasi pariwisata adalah profesi ahli, khususnya IFBEC profesi ahli di bidang makanan dan minuman tidak akan berpolitik kemanapun secara organisasi. Namun setiap individu (anggota IFBEC) diperbolehkan menggunakan haknya untuk berpolitik sesuai dengan Undang Undang.
“IFBEC tidak akan berpolitik kemana-mana, tetap setiap individu itu boleh menggunakan haknya untuk berpolitik karena sesuai arahan Undang Undang,” jelasnya.
Darmayasa berharap, kepada semua kontestan yang berkontestasi politik melalui pilkada serentak 2024 khususnya pada Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali agar berpolitik dengan santun, mengedepankan ide, gagasan dan solusi terbaik untuk Bali kedepannya.
Terlebih pariwisata Bali saat ini dinilai dalam kondisi tidak baik-baik saja. Banyak masalah dihadapi pariwisata Bali saat ini, dimulai dari masalah sampah, kemacetan, hingga bisnis ilegal yang dilakukan oleh wisatawan. Sehingga permasalahan itu dapat menjadi kajian terhadap Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali saat ini.
“untuk diperhatikan dengan baik, begitu juga kita semua berharap bagaimana kontestasi politik ini bisa berjalan dengan baik. Jadi kita menjalankan demokrasi ini dengan penuh sukacita dan kegembiraan, selebihnya semua stakeholder pariwisata baik itu pemerintah, akademisi, komunitas, pengusaha dapat menjaga demokrasi ini sebaik mungkin. Sehingga kita semua bisa beraktivitas dengan rasa aman dan nyaman,” harapnya.
Terkait program IFBEC, secara nasional disebut telah berjalan dengan baik. Tiap DPD IFBEC di Indonesia telah aktif melakukan konsolidasi dan membuat event-event yang berhubungan dengan dunia makanan dan minuman. Terpenting bagi IFBEC saat ini membuat sebuah karya berupa buku bertajuk seni layanan makanan dan minuman Nusantara.
“karena selama ini yang kita tahu, hanya ada buku layanan makanan minuman itu seperti french service (layanan Prancis) American service, nah sekarang kita buat Indonesian service, bagaimana seni layanan makanan dan minuman Nusantara itu akan menjadi program semua LPK-LKP dan Kementerian pada umumnya,” imbuh Darmayasa. (kbh1)