Bupati Giri Prasta Apresiasi Krama Adat Tohjiwa Gelar Karya Pitra Yadnya dan Manusa Yadnya
Badung-kabarbalihits
Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta menghadiri Karya Pitra Yadnya dan Manusa Yadnya (Ngaben, Nyekah, Metatah, Mapetik Masal) di Banjar Tohjiwa, Desa Antapan, Kecamatan Baturiti, Tabanan, Jumat (2/8). Turut mendampingi Bupati Badung, Perbekel Desa Antapan Nyoman Astawa, Bendesa Adat Tohjiwa I Ketut Kamayana, tokoh masyarakat.
Pada kesempatan tersebut sebagai bentuk dukungan untuk upacara, Bupati Nyoman Giri Prasta secara pribadi memberi bantuan dana sebesar Rp 30 juta, serta kepada Sekaa Angklung, Sekaa Baleganjur dan Ibu PKK diberi bantuan masing-masing Rp 5 juta.
Dalam sambrama wacananya Bupati Giri Prasta memberikan apresiasi dan dukungan atas semangat persatuan yang telah ditunjukkan krama Desa Adat Tohjiwa dalam melaksanakan yadnya secara bersama-sama, sebagai wujud dharmaning leluhur. “Atas nama pribadi saya sangat mendukung, semoga karya ini berjalan dengan baik, paripurna, sida sidaning don labda karya nemu gemah, ripah loh jinawi. Dalam pelaksanaan upacara Pitra Yadnya nyekah Kinembulan yang dilaksanakan ini yang dapat dibilang Agate, Watemana, Anegata yang dalam istilah biasa dibilang Ane pidan (dahulu), Ane jani (sekarang), Ane lakar teka (yang akan datang). Yang dahulu bagus dilestarikan yang jelek dibuang, yang sekarang bahagia, yang akan datang paripurna,” ujarnya.
Lebih lanjut Giri Prasta juga menekankan pentingnya karya Pitra Yadnya Kinembulan dan Manusa Yadnya tersebut. Menurutnya upacara Pitra Yadnya/Atiwa-tiwa, Atma Wedana dan sawa prakerti ini merupakan sebuah sarana upacara untuk menyucikan atma sehingga menjadi Dewa Hyang Guru dan melinggih di Merajan Rong Tiga, serta dalam pelaksanaan dari upacara nyekah yang patut dilaksanakan oleh krama sebagai peserta nyekah. Mulai dari ngangget don bingin, murwa daksina, pralina puspa, meajar-ajar dan terakhir mamitang ke pura dalem dan ngelinggihang di masing-masing merajan.
Selain itu dalam prosesi Murwa Daksina menggunakan Sapi Gading dimana Prelambang Linggih Betara Siwa yang digunakan untuk mengelilingi Peyadnyan/ tempat acara mamungkur untuk mengantarkan Atma ke Surga dan dalam pelaksanaan upacara ini juga harus menjalankan Panca Suara yaitu Pertama Ida Sulinggih Mepuja suara Ngeleneng/Genta, yang Kedua Mamutru/ Ngwacen Lontar Atma Prasangsa, Ketiga Sesolahan Topeng Sidakarya, Keempat Sesolahan Wayang Lemah, dan yang terakhir Kelima Geguritan Kidung/ Pesantian, dan selanjutnya dalam pelaksanaan meajar-ajar yang disebut Catur Loka Pala. “Yang terakhir dan utama adalah saat ngelinggihang disebut Dewa Pratista bermakna menyatukan bumi dengan langit dengan konsep padu muka, dan prosesi ngelinggihang yang disebut Dewa Pratista. Kami harapkan, semua prosesi upacara tersebut dapat diikuti oleh semua keluarga sebagai wujud bakti kita kepada leluhur yang diupacarai,” pesan Giri Prasta.
Sementara itu Manggala Karya yang juga Bendesa Adat Tohjiwa I Ketut Kamayana menyampaikan terima kasih atas kehadiran Bupati Badung serta undangan lainnya yang sudah ikut mendukung sekaligus mendoakan dimana Krama Adat Tohjiwa menggelar upacara Pitra Yadnya dan Manusa Yadnya (Ngaben, Nyekah, Metatah, Mepetik Masal).
“Dapat kami sampaikan desa adat tohjiwa memiliki pararem, dan kami melaksanakan upacara seperti ini setiap 10 tahun sekali dan kami masyarakat dari 10 tahun yang lalu dan sampai saat ini mengumpulkan dana setiap bulannya dari masing-masing KK sehingga sampai saat ini bisa terkumpul dana kurang lebih sebesar Rp 270 juta dan untuk upacara ini kami gunakan sebesar Rp 250 juta. Kami sampaikan juga yang ikut karya Pitra Yadnya dan Manusa Yadnya yakni sawa sebanyak 25, metatah 52 dan mapetik 31. Krama pengarep tidak dikenakan biaya alias gratis,” jelasnya.(r)