Upaya Meringankan Biaya, Desa Adat Penarungan Gelar Atma Wedana Setiap Lima Tahun
Badung – kabarbalihits
Desa Adat Penarungan, Kecamatan Mengwi, rutin menggelar Upacara Nyekah masal atau Atma Wedana setiap lima tahun sekali. Bahkan upacara secara masal yang telah dilakukan sejak dulu akan terus dilestarikan. Selain untuk memupuk rasa kebersamaan, pelaksanaan upacara secara massal ini akan dapat meringankan biaya.
Bendesa Adat Penarungan, I Made Widiada, SH mengatakan, Upacara Nyekah masal di Desa Adat Penarungan dilakanakan setiap lima tahun sekali. Tidak hanya di Banjar Blungbang, melainkan juga di Banjar Dajan Peken, Dangin Peken, Dauh Peken, dan Uma Anyar. “Setiap lima tahun sekali semuanya menggelar upacara yang termasuk ke Pitra Yadnya dan Manusa Yadnya,” ujarnya, saat ditemui dalam Upacara Nyekah Masal di Banjar Blungbang, Kamis (4/7).
Menurut Widiada yang juga seorang Notsris ini, dalam upacara nyekah atau atma wedana ini juga dilaksanakan Mepetik dan Metatah masal. Bahkan pelaksanaan upacaranya telah disepakati oleh para pengelingsir. “Khusus di Banjar Blungbang, banjar saya, telah dilakukan sebanyak 16 kali. Kalau tidak salah sejak 80 tahun yang lalu,” ungkapnya.
Dalam pelaksanaan Atma Wedana ini, Widiada menyebutkan diikuti 73 sawa. Kemudian untuk mepetik ada 68 peserta dan metatah sebanyak 106 orang. Terkait biaya yang digunakan mencapai Rp 550 juta. “Untuk penggunaan biaya, kami telah mengajukan proposal kepada pemerintah. Kalau dulu di Dajan Peken mendapatkan bantuan Rp 225 juta, untuk sekarang mungkin sejumlah itu. Sisanya akan ditanggung oleh peserta,” terangnya.
Lebih lanjut ia menyampaikan, pelaksanaan upacara secara masal ini akan terus dipertahankan. Sebab hal ini hal ini telah dilakukan sejak lama oleh para penglingsir. “Karena rasa kebersamaan, dan biaya yang sangat-sangat sedikit untuk muputang Sang Hyang Pitara ke linggih rong tiga, kamj sebagai generasi penerus tetap akan mempertahankan tradisi ini,” tukasnya. (kbh6)