October 26, 2024
Seni Budaya

Gelar Pasraman, Desa Adat Tanjung Benoa konsisten Tingkatkan Kapasitas Prajuru dan Pemangku

Badung -Kabarbalihits

Desa Adat Tanjung Benoa Kuta Selatan secara konsisten dan berkelanjutan dibawah kepemimpinan Jro Bendesa I Made Wijaya senantiasa meningkatkan kapasitas prajuru maupun pemangku dalam menghadapi tantangan global yang semakin komplek.

Sabtu 11 November 2023 desa adat yang dikenal dengan kawasan wisata bahari yang telah mendunia tersebut, kembali melaksanakan pasraman bagi prajuru desa, pemangku desa serta serati desa adat di balai wantilan Sarwaguna Kertha Desa, desa adat setempat.

Bahkan, tak tanggung -tanggung narasumber yang dihadirkan adalah Ida Pandita Mpu Jaya Acharya Nanda.

Bandesa Tanjung Benoa, I Made Wijaya menyampaikan pasraman yang diikuti prajuru desa, prajuru banjar, pemangku Pinandita, pemamgku Nirarta serta srati di Desa Adat Tanjung Benoa merupakan pelaksanaan kali ke dua. “Pasraman ini kami laksanakan setiap tahun,”ucapnya.

Dijelaskan Jro Bandesa Made Wijaya adapun pelaksanaan pasraman tahun lalu menghadirkan narasumber dari Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, terkait swadarma ngemargiang upakara ring serati desa. Sedangkan pasraman tahun 2023 menghadrkan narasumber Ida Pandita Mpu Jaya Acharya Nanda dengan tema “Peningkatan Kapasitas Prajuru Desa, Jero Mangku Desa, dan Serati Desa Adat”
“Beliau sudah memberikan sesuluh kepada kami sebagai prajuru di Desa Adat Tanjung Benoa. Serta kepada para pemangku menambah wawasan pengetahuan dalam melaksanakan ayah-ayahan memberikan pelayanan kepada krama,”paparnya.

Made Wijaya yang juga menjabat Anggota DPRD Badung ini menegaskan komitmennya pasraman seperti ini nantinya tidak hanya diberikan kepada prajuru maupun pemangku namun juga sekaa teruna, widya sabha serta yang laiinya.

“Hal ini sudah kami programkan dalam kegiatan rutin tahunan ini di Desa Adat Tanjung Benoa,”bebernya.

Sekali lagi ditegaskan Made Wijaya yang populer disapa Pak Yonda, melalui pelaksanaan pasraman yang diikuti pemangku dan srati, diharapkan dapat meningkatkan srada bakti sesuai swadarma masing -masing

Baca Juga :  Putu Parwata Bantu Dua Unit Sound System Wireless Kepada Pengempon Pura Hyang Pasek Gaduh

“Apapun program yang telah kami laksanakan bersama prajuru ini tidak ada kata terlambat dalam meningkatkan ayah -ayahan kepada krama melalui tuntunan yang diberikan pemerintah maupun narasumber yang berkompeten,”tukasnya.

Sementara, Ida Pandita Mpu Jaya Acharya Nanda selaku narasumner dalam dharma wacananya menyampaikan berbicara masalah Bali itu berarti bala, kuat atau strong. Apa yang harus dikuatkan? diantaranya dalam bidang religi dan penguatan sistem budaya.

Meski dalam hal ini tidak harus membabi buta menguatkan budaya, namun harus dikembalikan kepada agama yakni utpeti, stiti dan pralina.
“Jika mamang harus ditiadakan mari kita tiadakan. Kalau memang harus baru mari cipatakan yang baru, kalau memang harus dilestarikan mari kita lestarikan. Jadi, ini adalah pemertahanan dalam aspek yang disebut dengan dinamisasi, dinamika atau perubahan,”ucapnya.

Dikatakan Ida Pandita Mpu Jaya Acharya Nanda seiring bergesernya budaya oramg butuh kepastian, mengapa saya begini,? Hal ini yang belun terjawab hanya saja baru sampe di level bagaimana upacara ini.
“Hanya bagaimana, baru audio dan visual kita ingin melihat mengapa melalui hukum Rosalitas,”ujarnya.

Ida Pandita Mpu Jaya Acharya Nanda juga menyampaikan pesan, Bali yang mengandalkan dan hidup karena sektor budaya, tanpa budaya orang tidak akan melihat Bali sehingga harusmenguatkan eksistensi melalui SDM.

“Maka dalam aspek eksistensi bukan eksistensi material, namun SDM sengai modal mengelola budaya dan agama Hundu. “Lamun sing ngelah karang carik, karang deweke tandurin”. Jika tidak punya harta benda sawah dan ladang, marilah memupuk, mengolah apa yang ada modal secara internal kita,”pesan ida Pandita. (Kbh6) 

Related Posts