
Puncak HANI 2023 di GWK, Hilangkan Stigma Buruk Serta Diskriminasi Terhadap Penyalahguna Narkotika
Badung-kabarbalihits
Meningkatnya permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika di Dunia selalu mendapatkan stigma buruk dan diskriminasi, yang mengakibatkan timbulnya permasalahan kesehatan dan sosial yang sulit dipulihkan.
Sehingga melalui puncak peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2023 di Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park, yang mengusung tema ‘People first, stop stigma and discrimination, strengthen prevention’ BNN RI meminta untuk lebih mengedepankan upaya pencegahan dan menghilangkan stigma buruk serta diskriminasi terhadap penyalahguna narkotika.

Kepala BNN RI Komjen Pol. Petrus Reinhard Golose menyampaikan, berdasarkan UNODC (United Nation On Drugs and Crime) World Drug Report tahun 2022, jumlah penyalahguna narkotika di dunia sebesar 284 juta orang pada rentang usia 15 – 64 tahun.
Angka ini tersebar hampir di seluruh negara belahan dunia didominasi oleh generasi muda pada usia produktif, yang selalu mendapatkan stigma buruk dan diskriminasi mengakibatkan timbulnya permasalahan kesehatan dan sosial yang sulit dipulihkan.
“kondisi ini diperparah dengan hanya 20% dari penyalahguna narkotika tersebut yang mendapatkan layanan rehabilitasi, sebagaimana dinyatakan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa Bangsa pada press release peringatan HANI 2023,” ucap Reinhard Golose, saat memberikan sambutan pada Puncak Peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2023 di GWK (26/6/2023).
Dipastikan hal ini tentunya menjadi keprihatinan dunia dan perlu mendapatkan perhatian serius dari semua pihak. Dimana harus mengedepankan upaya pencegahan dan menghilangkan stigma buruk serta diskriminasi.
“sehingga sangat tepatlah peringatan hari anti narkotika internasional (HANI) tahun 2023 mengusung tema ‘people first: stop stigma and discrimination, strengthen prevention’ ,” katanya.
Juga dikatakan, BNN RI sebagai leading institution penanggulangan permasalahan narkotika dengan pendekatan strategi yang komprehensif meliputi strategi soft power approach, hard power approach, smart power approach and cooperation.
Soft power approach merupakan aktivitas pencegahan untuk meningkatkan daya tangkal dan ketahanan diri masyarakat terhadap bahaya narkotika melalui kegiatan penyebarluasan informasi, edukasi, advokasi dan pemberdayaan masyarakat.
“disamping itu, pendekatan ini juga meliputi peningkatan aksesibilitas dan akseptabilitas pelaksanaan layanan rehabilitasi bagi penyalah guna narkoba untuk pemulihan dari kecanduan,” ujarnya.
Pelaksanaan strategi ini dilakukan melalui berbagai program kegiatan antara lain, program Desa Bersinar (bersih narkoba) pada 414 desa/kelurahan, sekolah bersinar pada 1.740 sekolah, kampus bersinar pada 340 perguruan tinggi dan lapas bersinar pada 175 lembaga pemasyarakatan, ketahanan keluarga anti narkotika 1.040 keluarga.
Pada bidang rehabilitasi, guna meningkatkan akseptabilitas layanan telah dilakukan program peningkatan kompetensi teknis bagi 1.100 orang, dan sertifikasi bagi 285 konselor adiksi serta pelatihan terhadap 1.190 petugas agen pemulihan.
Untuk pelaksanaan layanan intervensi berbasis masyarakat (IBM) telah dibentuk 299 unit rehabilitasi berbasis masyarakat yang tersebar di 34 provinsi dan 173 kabupaten/kota guna menunjang peningkatan aksesibilitas layanan.
Selanjutnya, strategi hard power approach, dilakukan melalui penegakan hukum yang tegas dan terukur dalam menangani sindikat jaringan narkotika.
“hasil penegakan hukum tindak pidana narkotika pada tahun 2021 hingga juni 2023 shabu 6,04 ton, ganja 6,67 ton, lahan ganja 131,4 hektar, ganja basah 294,6 ton, ekstasi 464.900 butir. Selain itu, BNN RI juga menangani tindak pidana pencucian uang (TPPU) dari tahun 2021 hingga juni 2023 dengan jumlah 39 kasus, 44 tersangka dan jumlah nilai aset yang disita Rp 187 Miliar lebih,” beber Golose.
Sedangkan untuk strategi smart power approach, yakni dengan pemanfaatan teknologi informasi di era digital secara maksimal dalam upaya penanggulangan narkotika melalui, penggunaan elektronik penyidikan (e-mindik) versi 2.0 yang terintegrasi pada seluruh jajaran BNN RI dan kementerian/ lembaga terkait, digitalisasi intervensi berbasis masyarakat, percepatan administrasi BNN RI dengan menggunakan digital signature, peningkatan kemampuan laboratorium narkotika bnn ri dalam deteksi dini jenis NPS baru (new psychoactive substances) dan profiling drugs signature.
Disebut Indonesia secara konsisten selalu memperingati Hari Anti Narkotika sebagai wujud keprihatinan dengan berkomitmen dalam Pencegahan Penberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN).
Ditambahkan, Peringatan HANI 2023 di GWK pada 26 Juni 2023 ini merupakan peringatan terbesar di dunia sebagai bentuk keprihatinan terhadap korban penyalahgunaan narkoba yang terus berjatuhan. Sehingga pihaknya mengajak seluruh masyarakat baik nasional maupun internasional untuk bersama-sama melakukan akselerasi war on drugs.
Selain menampilkan berbagai hiburan dan pagelaran seni, pada puncak HANI 2023 ini juga diserahkan penghargaan P4GN dan penyerahan hadiah kepada para pemenang lomba serangkaian peringatan HANI 2023.
Penyelenggaraan HANI 2023 di GWK ini dilaksanakan secara hybrid (pertemuan online dan offline) diikuti 2000 peserta, terdiri dari para duta besar negara sahabat, pejabat pemerintah pusat, pejabat BNN, pejabat Pemerintah Provinsi Bali, pejabat Pemerintah Kabupaten/Kota se-Bali, ASN, TNI-Polri, dan unsur lainnya. (kbh1)


