October 26, 2024
Olahraga Pariwisata

Pacu Adrenalin Dengan Paramotor di Pantai Biaung

Denpasar-kabarbalihits

Menikmati pemandangan dari ketinggian sekaligus memacu adrenalin tidak hanya dilakukan dengan ber-Gantole atau Paralayang, juga bisa dijajal dengan Paramotor. 

Aktivitas Paramotor yang merupakan bagian dari olahraga ini bisa dijumpai di Pantai Biaung, Kesiman, Denpasar Timur. 

Manajer Operasional Para Fly Bali, Ayu Pujawati menjelaskan, olahraga Paramotor merupakan modifikasi dari Paralayang. Namun Paramotor tidak memerlukan landasan di perbukitan yang tinggi, melainkan lahan yang luas seperti lapangan atau kawasan pantai. 

Dipilihnya Pantai Biaung sebagai aktivitas Paramotor, menurutnya landasan di Pantai ini cukup luas dan pihaknya telah menjalin kerjasama dengan Desa Adat setempat untuk dijadikan atraksi wisata Paramotor. 

“disini kita bisa pakai event, banyak tamu travel, dan kita sudah kerjasama sama Desa Adat. Sebenarnya ini olahraga Dirgantara, seiring waktu menjadi atraksi wisata jadi sama seperti Paralayang, cuma banyak orang yang belum tahu Paramotor itu,” kata Ayu Pujawati, Kamis (25/5/2023). 

Dipandang aktivitas Paramotor di Bali mulai dilirik, tidak hanya untuk berwisata juga keseriusan dalam berolahraga. Sebab, Para Fly Bali telah memperkenalkan Paramotor ini sejak setahun terakhir di wilayah Munggu, Badung dengan memiliki Instruktur Pilot Paramotor berlisensi tandem, yang bisa membawa tamu atau penumpang. 

“sejauh ini kita sudah punya 24 Siswa di Bali yang belajar Paramotor. Sampai sekarang anak-anak Saka Dirgantara lagi belajar disini,” ujarnya. 

Tentunya keselamatan diutamakan dalam memulai aktivitas Paramotor ini, khususnya pada perangkat yang digunakan. Ayu mengaku, khusus perawatan pada mesin bisa dilakukan dua kali dalam seminggu. 

“orang awam itu takutnya pada mesinnya, jika mesin mati tiba-tiba diatas kita bisa jadi Paralayang, kita bisa glide pakai parasut,” jelasnya. 

Dalam memulai olahraga ini diwajibkan menggunakan beberapa perlengkapan, seperti parasut, HT, helm berkoneksi radio, dan sarung tangan. 

Juga diingatkan, untuk beban pengguna Paramotor maksimal 100 Kg dan tidak memiliki riwayat serangan jantung. 

Sedangkan mesin pendorong yang digunakan pada Paramotor, Para Fly Bali memakai mesin two-stroke (2 tak) kapasitas 185cc, yang berbahan bakar pertamax dicampur oli. 

“ini mesin special edition 185cc, sekali naik untuk 15 menit kurang lebih 3 liter,” katanya.

Setelah persiapan dilakukan, Pilot Paramotor akan mengambil ancang-ancang dan menerbangkannya dalam kondisi single maupun tandem. Saat melayang, Pilot akan mengatur kecepatannya menyesuaikan kondisi angin, yakni dari 5 Km/jam hingga 40 Km/Jam. 

Untuk merasakan sensasi melayang di udara dengan Paramotor ini, pihaknya memasang tarif Rp 1,7 juta untuk durasi 15 menit, Rp 1 juta berdurasi 10 menit, dan 5 menit Rp 600 ribu. 

“Peminatnya sejauh ini dari turis asing,  Australia, Rusia, eropa karena mereka suka adrenalin. Jadi kita mau jangkau peminatnya lokal juga,” sambungnya.

Baca Juga :  Penumpang Singapore Airlines SQ 938 Menyebar di Wilayah Kuta, Ubud, Sanur

Khusus lokasi yang digunakan dikatakan tidak berpatokan pada satu tempat, karena berpengaruh pada kecepatan angin. Khusus di Pantai Biaung akan mengikuti musim angin timur yakni hingga bulan Oktober, yang selanjutnya mengambil tempat di wilayah Berawa, Badung. 

“kita disana juga ada kerjasama, karena season angin disini sudah akan berakhir di bulan Oktober, olahraga ini bergantung musim angin juga,” terangnya. 

Sementara Pilot Paramotor dari Para Fly Bali, Kevin Surya Nugroho menjelaskan, tidak hanya bertugas menerbangkan para wisatawan, ia juga memberikan pelatihan olahraga Paramotor kepada para siswa dari Saka Dirgantara di Pantai Biaung. 

Sejak kedatangannya ke Bali di tahun 2018, Kevin telah berhasil melatih 22 siswa untuk menerbangkan Paramotor.

Ia memastikan kedepannya minat untuk menekuni olahraga Paramotor ini akan meningkat, karena telah disuport oleh Kemenparekraf menjadi atraksi wisata. 

“olahraga ini baru-baru ditunjang oleh Kementrian Pariwisata menjadi atraksi Pariwisata untuk kedepannya mungkin olahraga ini bisa menjadi kendaraan alternatif seperti speedboat atau apapun itu,” jelasnya.

Kevin yang merupakan atlet Paramotor, pernah meraih medali emas, perak, maupun perunggu pada cabor Paramotor di Kejurda dan Kejurnas. Nantinya ia akan mencoba cabor Paramotor, yang pertama kalinya diterjunkan pada PON 2024. 

“Karena PON belum pernah terlaksana jadi saya belum pernah medali PON,” imbuhnya. 

Salah seorang pengunjung di Pantai Biaung yang pertama kalinya mencoba Paramotor tandem bernama Sari Wahyuni, mengaku mendapat sensasi yang baru melihat pemandangan dari atas udara, meski awalnya ia mengira seperti naik pesawat terbang. 

“awalnya penasaran sama nggak sih dengan naik pesawat, ternyata beda juga. Tadi lebih 5 menit ya diatas, seru banget naik Paramotor ini,” katanya.

Dengan pengalaman baru yang didapatkan, kedepannya ia akan mencoba kembali untuk ber-Paramotor ria bersama temannya. (kbh1) 

Related Posts