June 26, 2025
Lifestyle

Budidaya Sanca Dengan Metode Persilangan Genetik, Hasilnya Menggiurkan

Denpasar-kabarbalihits

Seorang pria di Denpasar berhasil membudidaya ular sanca melalui metode persilangan genetik dengan menghasilkan warna warna yang unik. 

Puluhan telur sanca yang menetas dengan berbagai pola dan warna tersebut ternyata telah dipesan beberapa pehobi yang dijual hingga jutaan rupiah.

Pria yang bernama Oka Widiartana (30) tinggal di Jalan Diponegoro, Banjar Pekambingan, Denpasar Barat, sukses mengembangbiakkan ular sanca dengan nama latin jenis reticulated python ini dimulai dari hobinya, yang secara tidak langsung pengaruh dari ayahnya sejak tahun 2015. 

Menurut Oka, dalam budidaya atau disebut breeding agar menghasilkan anakan ular dengan warna yang unik, harus memahami tentang gen terlebih dahulu. Dimana gen sangat mempengaruhi warna dan pola yang dimiliki ular. 

Oka mengetahui gen ular sanca ini dipelajari sejak lama dari komunitas maupun menelusuri melalui mesin pencari artikel tentang dunia reptil. Sehingga ia berupaya memiliki beberapa indukan sanca dengan genetik yang berbeda. 

Dicontohkan sanca betina yang memiliki gen golden child tiger, dikawinkan dengan sanca jantan golden child platinum akan menghasilkan keturunan super golden child tiger platinum. 

“Untuk bonusnya keluar warna hitam ini. Ini salah satu bonus dari hasil ternak keluar warna hitam mengkilap, tidak semua hasilnya seperti ini,” kata Oka Widiartana saat ditemui dirumahnya, Minggu (9/4/2023). 

Kemudian pada indukan lain seperti sanca jantan albino purple dikawinkan dengan sanca betina motley platinum het albino dikatakan bisa menghasilkan keturunan masing-masing mengikuti genetik indukan jantan maupun betina. 

Namun untuk menentukan nilai yang mengagumkan pada warna ular sanca dikembalikan dengan selera masing masing pehobi. 

“Ada yang suka albino, ada yang suka leucistic. Warna hitam banyak yang suka juga karena unik, sanca batik tapi warna hitam polos,” jelasnya. 

Baginya kelainan genetik pada ular sebenarnya sama halnya dengan keberadaan hewan lainnya yang ada di alam liar. Namun dalam perkembangannya, peternak atau breeder mulai melirik memainkan warna dengan metode persilangan genetik. 

Dari beberapa indukan sanca yang dimiliki, Oka dipastikan berhasil panen tiap tahunnya dengan jumlah telur yang berbeda. Untuk tahun ini mampu menetaskan telur dan menghasilkan 60 bayi ular sanca dari dua pasangan jenis indukan sanca yang berbeda gen. 

Dimana ular yang dihasilkan biasanya dijual ke sesama penghobi secara online hingga ke luar Bali, yang dihargai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah. 

“Untuk baby relatif, dari harga Rp 500 ribu, ada dua jutaan, tiga jutaan. Yang sudah besar tembus belasan sampai puluhan juta,” bebernya. 

Baca Juga :  Kembali Bergairah, Lomba Anggrek Dapat Pulihkan Ekonomi

Dibalik hobi yang menguntungkan ini dianggap sebagai hal yang membahayakan dan mendapat persepsi negatif oleh masyarakat awam. Sebab, semua ular dipandang sebagai hewan yang berbisa. 

“Padahal ada ular yang tidak berbisa, dan bisa dipelihara,” lanjutnya. 

Oka berharap, tumbuh reptiler baru yang mampu melakukan hal serupa yakni dalam pelestarian ular sanca khususnya. Juga diharapkan kedepannya ia bisa menemukan morph (variasi genetik) lainnya dari beberapa indukan ular sanca miliknya. 

“semoga bisa menemukan jenis-jenis morph baru dari hasil silangan, semakin kedepannya semakin majulah,” harapnya. (kbh1).

Related Posts