Ciptakan Biofoam Pengganti Styrofoam Dari Ampas Tahu, Siswa SMP di Denpasar Raih Medali Emas di Thailand
Denpasar-kabarbalihits
Tim SMPN 1 Denpasar sukses meraih medali emas pada ajang Thailand Inventors’ Day 2023. Para juri melirik tim ini karena berhasil mempresentasikan pembuatan Biofoam ramah lingkungan pengganti Styrofoam, dengan memanfaatkan limbah tahu dan kulit kakao berupa piring lepek sebagai tempat makanan.
Tim yang berjumlah 4 siswa dari kelas 1 dan kelas 3 ini diantaranya, Gusti Ayu Diah Prabaswari (15), Gusde Satria Vivecananda (13), Gendis Ginanti (14), dan Dalem Khastara Vinayagar (12).
Gusti Ayu Diah Prabaswari menyampaikan, pembuatan Biofoam ramah lingkungan ini berawal dari konsennya bersama tim membuat terobosan untuk mencari pengganti bahan styrofoam yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Sehingga ditemukan alternatif pengganti styrofoam berbahan baku pati dan serat yakni limbah tahu dan kulit kakao.
“Karena dari kesehatan kita, styrofoam mengandung 4 serangkaian penyebab kanker pada manusia. Kalau untuk lingkungan sudah jelas itu plastik, bahaya untuk lingkungan. Jadi kita mencari alternatif yaitu biofoam,” ucapnya bersama tim saat ditemui di SMPN 1 Denpasar (12/2/2023).
Alasan menggunakan limbah tahu dan kulit kakao, baginya dua bahan ini sangat mudah dijumpai di lingkungan tempat tinggal masing-masing tim karena adanya usaha pembuatan tahu dan perkebunan coklat. Sehingga pemanfaatan kedua limbah ini bisa dimaksimalkan untuk biofoam.
“Biasanya dipakai biji kakaonya, nah kulitnya dibuang ketumpuk disamping tanaman itu. Kalau ampas tahu, kita pakai itu biasanya dibuang di sungai dan itu menyebabkan aroma yang tidak sedap malah menjadi polusi udara,” jelas Gusti Ayu.
Namun untuk bahan campurannya diakui tetap memakai cairan kimia, diantaranya PVA (Polyvinyl Alcohol), Glycerin, NaOH (Sodium hydroxide) dan asam asetat atau asam cuka.
Dikatakan selanjutnya, alasan juri memilih Tim SMPN 1 Denpasar sebagai juara karena dinilai pada saat presentasi inovasi Biofoam berbahan ramah lingkungan ini mudah dimengerti dengan baik oleh para juri, dibandingkan dengan tim lainnya yang sama menunjukkan kemampuan membuat Biofoam.
Dari proses pencarian bahan dan pembuatan biofoam, tim ini mengaku menghabiskan waktu hingga 2 minggu.
Komposisi biofoam 200 gram ampas tahu dan gram kulit kakao dikatakan menghasilkan 1 produk piring lepek atau 4 lepek ukuran kecil.
Kedepannya mereka akan memperbaiki bentuk dari Biofoam yang berbentuk piring lepek ini menjadi lebih baik dan rencana akan dijual lebih murah dari harga pasaran.
“Mungkin ada industri yang mau mengambil biofoam kita, jadi kita nyari alat cetaknya biar bisa kaya biofoam pada umumnya, bisa benar benar tipis dan benar benar dipakai tempat makan,” harapnya.
Dipastikan produk biofoam yang dibuat tim ini menjadi produk tahan banting. Dimana pada proses uji biofoam berupa piring lepek ini dijatuhkan pada ketinggian 2 meter tidak mengalami kerusakan atau pecah.
“Itu tidak pecah, beneran aman,” tegasnya.
Gusti Ayu sangat bersyukur, karena tidak menyangka tim SMPN 1 Denpasar meraih juara 1 pada kategori remaja, mendapatkan medali emas dan special award.
Diketahui tim ini bersaing dengan peserta lain dari 30 Negara, dan 500 lebih peserta dari Indonesia yang berlangsung pada tanggal 2-6 Februari di Bangkok, Thailand.
“Kita dapat medali gold, sertifikat, kita dapat special award juga dari Malaysia berupa sertifikat,” imbuhnya. (kbh1)