Unwar Gelar Kegiatan Kemandirian Masyarakat Pada Kelompok Warga Terdampak Banjir Bandang Di Desa Penyaringan
Jembrana-kabarbalihits
Intensitas hujan yang tinggi selama penghujung tahun 2022 pada hampir seluruh kawasan di Bali, terutama di Bali Barat, menyebabkan munculnya bencana banjir bandang di sejumlah desa di Kabupatan Jembrana. Desa Penyaringan, Jembrana merupakan desa dengan dampak yang cukup parah akibat bencana banjir bandang yang terjadi bulan Oktober lalu, karena berada di sepanjang daerah aliran sungai Biluk Poh.
Pada musim penghujan, debit air sungai Biluk Poh memang senantiasa meninggi, namun cuaca ekstreme pada bulan tersebut mengakibatkan banjir bandang hingga memutus jembatan sungai Biluk Poh yang mengakibatkan akses mobilitas transportasi dari Jembrana ke Denpasar terganggu. Banjir dikatakan mencapai 1,5 meter sehingga mampu memutus jembatan sungai Biluk Poh dan menenggelamkan rumah warga.
Bencana banjir bandang di Jembrana ini sebenarnya bukan yang pertama kali terjadi, namun sudah beberapa kali terjadi diperkirakan akibat alih fungsi lahan sehingga menurunkan daerah resapan air dan memicu terjadinya banjir.
Universitas Warmadewa berkesempatan mengadakan kegiatan kemandirian masyarakat bertajuk “Mitigasi Bencana, Kesehatan Lingkungan, dan Pengendalian Vektor Penyakit pada Kelompok Warga Terdampak Banjir Bandang di Desa Penyaringan, Jembrana”. Seluruh rangkaian kegiatan dibiayai oleh Ditjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi melalui Program Insentif Pemberdayaan Masyarakat Terintegrasi dengan MBKM Berbasis Kinerja IKU.
Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 20 Desember 2022 bertempat di aula Prebekel Desa Penyaringan. Kegiatan dibuka oleh Bapak I Kadek Winastra selaku Kelian Dinas Banjar Anyar Kelod, Desa Penyaringan, dan dihadiri oleh 20 warga terdampak banjir. Kegiatan digagas dan dilaksanakan oleh dr Pande Ayu Naya Kasih Permatananda, M.Biomed dan dr. Ni Wayan Rusni, M.Erg dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa dan Prof. Dr. Ir. I Gde Suranaya Pandit, MP dari Fakultas Pertanian Universitas Warmadewa.
Edukasi mitigasi bencana diberikan mengingat bencana banjir dan tanah longsor merupakan bencana rutin yang terjadi di Bali, khususnya di Jembrana, sehingga perlu adanya suatu upaya penanggulangan dengan bijak secara terencana, terpadu, terkordinasi, dan menyeluruh kepada warga desa Penyaringan. Sesi psychohealing bertujuan untuk membantu warga mengatasi trauma atau dampak psikologis yang muncul akibat bencana banjir yang menyebabkan warga harus meninggalkan rumah dan mengungsi.
Sesi ini diberikan selama kurang lebih 60 menit berupa kombinasi yoga dan meditasi. Bencana banjir dan musim penghujan memunculkan banyak vektor penyakit, sehingga pengendalian vektor penyakit, menjadi penting untuk dilakukan oleh warga. Penanggulangan vektor penyakit diberikan dalam bentuk kegiatan edukasi, pemberian bantuan bubuk larvasida, dan tanaman pengendali vektor penyakit sekaligus bentuk penghijauan pekarangan rumah. Aspek pencegahan banjir diberikan dalam bentuk pemberian bantuan bibi tanaman bambu yang memiliki kemampuan penyerapan air tinggi dan bantuan pipa biopori untuk meningkatkan resapan air.(r)