IDAI Bali Ikuti Himbauan Kemenkes, Anak Sakit Tidak Lagi Resepkan Obat Sirup
Denpasar-kabarbalihits
Merebaknya temuan kasus gagal ginjal akut di Indonesia menjadi kecemasan khususnya bagi orang tua anak. Disebutkan untuk di Bali tidak ada penambahan kasus dari 17 pasien yang sebelumnya dirawat di RSUP Prof Ngoerah.
Hal tersebut disampaikan Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Bali, I Gusti Ngurah Sanjaya Putra saat ditemui di Kantor IDAI Cabang Bali, Denpasar (20/10/2022).
“Kira-kira dua hari yang lalu itu pulang tidak ada pasien, itu terakhir oktober. Mudah-mudahan kedepan tidak ada dirawat lagi,” ucapnya.
Sebelumnya terdata di RSUP Prof Ngoerah, sejak Agustus 2022 hingga Oktober terdapat 17 anak mengalami gagal ginjal akut misterius, dimana 11 orang meninggal dunia dan sisanya dinyatakan sembuh.
Menyusul adanya himbauan dari Kementrian Kesehatan (Kemenkes) terhadap penghentian penjualan sementara obat sirup anak di seluruh Apotek, IDAI Bali tetap mengikuti himbauan tersebut sampai mendapatkan hasil dari investigasi pihak Kemenkes, BPOM, Puslabfor, organisasi profesi lainnya.
“Sampai ada investigasi lebih lanjut menyatakan hasil yang hasil investigasi itu obat sirup mana yang berbahaya. Sampai saat sekarang karena belum ada hasil, kita ikuti himbauan dari Kemenkes,” jelasnya.
Dari seluruh sampel pasien kasus gangguan ginjal akut yang dikirim ke pusat, diharapkan secepatnya memperoleh hasil investigasi.
“Mudah-mudahan besok, mudah-mudahan lagi dua hari. Kita nggak tahu, kita berharap semua berjalan lancar,” harapnya.
Namun pihaknya menyarankan pengganti obat sirup untuk anak bisa dialihkan pada jenis obat puyer. Dikatakan dokter anak di RSUP Prof Ngoerah itu tidak lagi meresepkan obat sirup.
“Ya sekarang ke dokter, dan apotek juga tidak menjual bebas obat sirup,” ujarnya.
Ditegaskan kasus ini tidak bisa disamakan penularannya seperti virus Covid 19. Sebab pasien yang mengalami gangguan ginjal akut bisa dirawat bersama pasien yang lain.
I Gusti Ngurah Sanjaya Putra juga menghimbau kepada orang tua di rumah, pada saat anak mengalami sakit batuk, pilek, panas, untuk selalu memonitor produksi urin dari anak. Sedangkan bagi anak berusia dibawah 7 tahun kondisi sehat diminta untuk tidak kontak langsung pada anak yang mengalami sakit.
“Mungkin kerumunan kita kurangi, pakai masker, kurangi kontak yang batuk pilek. Sekarang cuaca tidak enak kan, orang dewasa aja sakit, banjir dimana-mana,” imbuhnya. (kbh1)