Waspada Musim Penghujan, Ular Berbisa Masuki Pemukiman di Denpasar
Denpasar-kabarbalihits
Hujan masih mengguyur beberapa daerah wilayah di Bali dengan intesitas yang beragam. Dimana musim penghujan cenderung membawa dampak di lingkungan sekitar, salah satunya resiko ular yang memasuki areal pemukiman khususnya di wilayah Denpasar.
Seperti dialami pemilik rumah di Jalan Gunung Andakasa, LC 9 Denpasar, yang dikejutkan dengan kehadiran seekor ular berbisa tinggi, jenis Trimeresurus Insularis pada beranda rumahnya, selasa malam, (25/1/2022).
Tidak mau ambil resiko, pemilik rumah Harry Yudha segera menghubungi relawan penyelamat hewan liar khususnya reptil agar secepatnya dievakuasi ular tersebut, demi keselamatan keluarganya.
Dengan alat pengkait, relawan tersebut datang dan segera mengevakuasi ular yang tepat berada diatas tempat sampah secara berhati-hati.
Menurut relawan Indra Muliawan, ular yang dievakuasi adalah ular hijau ekor merah dimana termasuk ular berbisa tinggi yang sebarannya ada di Indonesia, khususnya di Bali.
Diyakini, saat musim penghujan yang masih mengguyur di Bali saat ini, membuat beberapa jenis ular keluar dari pepohonan untuk mencari makan.
“Saat musim hujan seperti ini banyak beberapa jenis ular yang memang keluar dari pohon, turun mencari makanan,” Katanya.
Indra menilai habitat untuk ular jenis Trimeresurus Insularis ini masih ada, karena perumahan ini masih berdampingan dengan semak-semak.
“Tidak hanya jenis ular hijau ekor merah saja, beberapa kali sempat ditemukan jenis sanca kembang juga ditemukan disini. Jadinya untuk semak-semak masih habitat alaminya mereka, kebetulan dibelakang ada sungai itu sangat mendukung mereka tinggal sebagai tempat berlindung,” Terangnya.
Ditambahkan, upaya perlindungan bisa dilakukan jika rumah kedatangan tamu hewan berdarah dingin ini, yakni dengan cara menyebarkan benda cair atau padat yang mengeluarkan aroma menyengat.
“Seperti karbol, atau kapur barus dihancurkan jangan sampai halus cukup sampai pecahan kecil. Itu disebar beberapa titik yang sekiranya dicurigai ular sering lewat, atau ditabur didepan pintu rumah. Itu juga pencegahan supaya ular tidak masuk kerumah,” Imbuhnya.
Nantinya, ular yang telah dievakuasi tersebut akan dilepas liarkan kembali jauh dari pemukiman, dan aman bagi warga yang melintas.
Sementara Harry Yudha mengetahui adanya ular tersebut ketika ia tidak ada dirumah, dan dihubungi karyawannya setelah dikirimkan foto via aplikasi pesan instan, WA. Sepengetahuannya ular tersebut berbisa tinggi, biasa disebut dalam bahasa bali ‘lipi gadang’ (ular berwarna hijau).
“Saya punya anak kecil takutnya kalau masuk dalam rumah, itu lebih membahayakan karena anak-anak tidak mengetahui resiko ular tersebut,” Ucapnya.
Dengan kondisi berdampingan dengan semak-semak, ia tidak mempermasalahkan rumahnya yang kerap kedatangan hewan reptil tanpa kaki ini.
“Sebagai mahluk hidup, kita tidak bisa mengusir dia kan. Kita cuma bisa menjaga dengan pencegahannya, sebaiknya jangan dibunuh kecuali mengancam. Bagi saya tidak ada masalah,” Ujarnya. (kbh1)