
Plasticology Workshop, Karya Seni Dari Sampah Plastik
Gianyar-kabarbalihits
Permasalahan sampah plastik masih menjadi permasalahan yang besar dan belum juga terselesaikan. Dimana dampak yang dihasilkan oleh sampah plastik dapat menyerang seluruh sisi lingkungan hidup.
Sehingga Lembaga kursus bahasa inggris Prima Santhi yang berada di Desa Blahbatuh, Gianyar bersinergi dengan seniman Made Bayak melakukan edukasi kepada anak-anak tentang bahaya sampah plastik dan solusi pemanfaatannya dalam Sesi Plasticology Workshop (23/12).
Menurut Owner Prima Santhi Kursus Bahasa Inggris I Putu Gede Semiada, sesi Plasticology ini juga bertujuan untuk memperkenalkan sampah plastik bisa dimanfaatkan sebagai karya seni, dalam mengisi libur panjang bagi anak-anak.
“Kita mencoba membuka kesadaran anak-anak untuk semakin peduli dengan lingkungan dan juga mengisi liburan kepada anak-anak,” Ucap Putu Semiada.
Sesi Plasticology yang berkolaborasi dengan seniman Made Bayak dinilai dapat tersampaikan dengan baik. Sebab, Made Bayak sebagai pelukis telah melahirkan banyak karya istimewa dengan menggunakan media dari sampah plastik.
“Menggunakan media sampah plastik sebagai media lukisan. Jadi kami sudah mengadakan sesi Plasticology dan Made Bayak menyambut dengan baik, karena konsen dengan masalah lingkungan,” Jelasnya.
Sementara Seniman dan pemerhati lingkungan, Made Bayak mengatakan Plasticology ini memberikan edukasi tentang bahaya sampah plastik kepada peserta workshop yang diikuti dari kalangan anak-anak, dan solusi kecil yang bisa dilakukan adalah dengan cara membuat prakarya dari sampah plastik.
Pada workshop tersebut, Made Bayak memberikan beberapa contoh karya yang nantinya akan dibuat langsung oleh para peserta.
“Mereka juga mendapatkan pengalaman lagi, menyentuh langsung sampah plastik iti, mencucinya, sesi kali ini saya minta mereka membawanya dari rumah membersihkannya terlebih dahulu, dikeringkan dibawa kesini, jadi mereka mengolah sendiri,” Ungkapnya.
Tidak dipungkiri, dalam keseharian tidak bisa menghindar dari bahan plastik maupun sintetis. Namun diharapkan lebih bijak menggunakan barang-barang berbahan plastik, dan pengalaman yang diberikan pada sesi Plasticology ini bisa dibagikan saat anak-anak ini tumbuh memiliki profesi masing-masing kedepannya.
“Dalam membuangnya itu tidak sembarangan itu yang terpenting. Pendidikan melalui prakarya pada anak-anak itu penting, misalnya mereka besar setidaknya mempunyai pengalaman edukasi tentang masalah sampah ini ketika tidak diolah dengan baik dan benar,” Ujarnya.
Diakui, project Plasticology ini dimulai sejak tahun 2010 dan membuat beberapa seri workshop untuk edukasi yang diberikan kepada komunitas.
Salah seorang peserta, Ni Putu Winda Widyastari (14) mengaku senang mengikuti workshop ini karena mendapatkan pengalaman baru mengenai sampah, yang bisa dimanfaatkan atau didaur ulang kembali.
“Daripada membuang sembarangan, jadi kita bisa mengembangkan buat ide-ide kreatif apapun itu,” Katanya.
Kali pertama Winda membuat lukisan dari bahan plastik bekas makanan. Ia memanfaatkan waktu yang diberikan dan menghasilkan lukisan kupu-kupu dianggap hewan yang indah.
“Ini baru pertama kali dan pengalaman pertama juga. Kesannya senang banget membuat kerajinan seperti ini bersama teman-teman, bisa menambah wawasan lagi, bisa memberi inspirasi juga buat temab-teman dirumah” Ucapnya.
Diharapkan nantinya pengalaman ini menjadi dasar saat mendapat tugas prakarya di Sekolah.
“Kan bisa lebih gampang karena sudah punya pengalaman,” Imbuhnya. (kbh1)