Tanaman Hias Koleksi Dosen Cantik Ini Diburu Penghobi
Denpasar-kabarbalihits
Di tengah kesibukan berprofesi sebagai seorang dosen, Ni Luh Putu Putriyani Dewi juga meluangkan waktunya untuk berkebun di teras dan beranda belakang halaman rumahnya. Bahkan dosen di salah satu Universitas Negeri di Denpasar mengembangkan hobi berkebun tersebut untuk menjadi peluang berbinis tanaman hias. Kini bisnis tanaman hias rumahan tersebut tergolong diburu oleh para penghobi mau pun kolektor tanaman.
Sehingga hobi berkebun Ni Luh Putu Putriani Dewi ini dijadikan penghasilan tambahan, untuk mendongkrak perekonomian keluarganya.
“Hobi dari berkebun ini menghasilkan sesuatu yang bisa dikatakan pengahasilan tambahan, yaitu dengan berbisnis. Makanya saya tertarik kembangkan hobi berkebun ini ke bisnis tanaman hias,” Kata Putri ditemui di Mahes Garden miliknya, di Jalan Subita, Gang Kencana No 5, Banjar Abian Kapas Kaja, Sumerta, Denpasar Timur (17/12).
Bisnis Tanaman hias ini dimulai Putri sejak awal tahun 2019, dengan memanfaatkan teras depan rumahnya. Dimana saat itu hanya memiliki beberapa tanaman hias seperti kaktus dan sukulen.
Dengan banyaknya permintaan, ia bersama suami mulai mengembangkan bisnis ini di kebun belakang rumahnya dengan luas 6×6 meter untuk budidaya jenis tanaman hias yang berbeda.
“Akhirnya kami mulai di tanaman jenis Aroid, seperti philodendron, monstera dan lain sebagainya. Ternyata banyak respon yang positif dari konsumen,” Ujarnya.
Selanjutnya, Putri mengajak para petani yang ada di kampung halamannya di daerah Tabanan, untuk mengembangkan tanaman hias yang menarik dan disukai banyak orang karena semakin banyaknya permintaan dari konsumen.
“Selain itu juga kami mengembangkan media tanaman hias yang memanfaatkan atau mengolah guguran daun daun kering maupun ranting yang ada di lahan perkebunan di kampung kami,” Ucapnya.
Dalam bisnis tanaman hias ini, ia mengaku sebelumnya sebagai reseller, yang bermodalkan meminjam foto tanaman dari petani tanaman hias dan distributor tanaman hias.
Tanaman yang tersedia di kebunnya dimulai dari harga yang terjangkau sampai harga termahal.
“Yang terjangkau ada sirih-sirihan, ada siri varigata, sirih lemon, berkisar mulai Rp 10 ribu saja, sampai termahal seperti monstera varigata, berkisar Rp 1 juta 500 per daunnya,” Bebernya.
Menurutnya, selera penghobi tanaman hias tidak bisa disamakan. Biasanya dari beberapa pembeli, mencari tanaman hias bisa untuk dikoleksi atau dijual kembali.
“Pembeli seleranya berbeda, ada yang mencari paling murah atau mencari yang langka. Jadi kami menyediakan tanaman murah dan tanaman langka lainnya,” Jelasnya.
Dengan memperoleh omzet jutaan rupiah per bulan, ia menyebutkan mendapat tantangan dalam budidaya tanaman hias, seperti harus mengenali terlebih dahulu dan mempelajari karakter tanaman hias yang dimulai dari media tanam, dan cara merawat.
“Semua tanaman hias berbeda beda cara merawatnya, jadi disana tantangan dalam mengembangkan usaha tanaman hias ini,” Imbuhnya.
Salah seorang pembeli tanaman hias Putu Angga dari Blahbatuh Gianyar mengaku, pertama kali berkunjung ke Mahes Garden yang diketahui dari media sosial Facebook, pada halaman Komunitas Tanaman Hias Bali.
Ia tertarik ke Mahes Garden karena dilihat adanya bibit tanaman yang tidak dijumpai di Kabupaten Gianyar, dan ia membeli beberapa bibit tanaman seperti jenis Black Cardinal yang susah dicari, dan Kuping Gajah Tarantula dianggap memiliki estetika yang lebih karena memiliki daun yang tebal.
“Pas Kebetulan di Mahes garden ini ada bibitnya tiyang cek ke lokasi langsung. Dengan harga yang bisa dijangkau,” Imbuhnya. (kbh1)