Webinar Seri II, LDD PHDI Pusat Mengulas Personal branding dan Manajemen Dharma Duta
Jakarta-kabarbalihits
Lembaga Dharma Duta Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat menyelenggarakan Webinar Seri 02 dengan tema “Strategi Personal Branding dan Manajemen Dharma Duta dalam Moderasi Beragama di Era Digital” Minggu, (10/10). Webinar dihadiri peserta melalui Zoom meeting sebanyak 300 orang dan peserta lain mengikuti melalui streaming channel Youtube Lembaga Dharma Duta.
Sejumlah tokoh nasional hadir dalam webinar ini diantaranya, Dr. A.A GN Ari Dwipayana, SIP (Koordinator Staf Khusus Presiden RI), M.Si, Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya S.I.P (Ketua Umum Pengurus Harian PHDI Pusat), Made Awanita, S. Ag., M. Pd. (Ketua Umum Lembaga Dharma Duta PHDI Pusat), Prof. Dr. Phil I Ketut Ardana, MA (Guru Besar Ilmu Budaya) dan KS Arsana S.Psi., M.Pd (Ketua Umum Prajaniti).
Dalam sambutannya selaku Ketua Umum Lembaga Dharma Duta PHDI Pusat, Made Awanita menyampaikan bahwa seorang dharma duta dalam kaitannya dengan strategi personal branding harus mampu mempersepsikan diri secara konsisten yang berbeda dengan orang lain dan menonjolkan perpaduan antara faktor kompetensi yang dimiliki, gaya berkomunikasi dan standar yang ditetapkan.
“Seorang dharma duta, juga harus memiliki kepribadian yang utuh, kematangan jiwa dan suka belajar khususnya ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan tugasnya. Memiliki pengetahuan agama, berakhlak mulia dan aktif menjalankan ajaran agama secara benar dan konsisten. Menyusun rencana kerja dan merealisasikannya ke dalam bentuk-bentuk kegiatan yang bersifat operasional, yang dijabarkan ke dalam langkah-langkah konkrit dan terukur sesuai dengan butir kegiatan yang telah ditetapkan dalam rencana operasional, serta dilaksanakan secara konprehensip, sinkron, terkolaborasi dan terintegrasi, artinya ada keterkaitan kerjasama dengan lembaga-lembaga Hindu lainnya, di samping juga dengan stakeholders, serta memenuhi harapan masyarakat di bidang peningkatan kerja, baik secara kualitas maupun secara kuantitas,” jelas Made Awanita .
Setali tiga uang, Ketua Umum Pengurus Harian PHDI Pusat, Wisnu Bawa Tenaya pada sambutanya menyampaikan agar masyarakat Hindu memiliki kemampuan beradaptasi terhadap perubahan (dapat mengikuti teknologi yang berkembang). Kemudian mampu melaksanakan Catur Purusa Artha (Dharma, Artha, Kama dan Moksa) dengan menjalankan Catur Marga. “Pesan khusus untuk para dharma duta atau pembawa pesan dharma wajib mematuhi Catur Guru serta menghargai martabat kemanusiaan dengan berlandaskan Tat Twam Asi, yakni Aku adalah Engkau, Engkau adalah Aku,” ujar Wisnu.
Ari Dwipayana, selaku Koordinator Staf Khusus Presiden RI, yang menjadi Keynote Speaker menjelaskan kondisi Bangsa Indonesia saat ini memiliki bonus demografi. Sebagaimana Indonesia memiliki penduduk per September 2020 sebanyak 270,20 juta jiwa dengan dominasi usia produktif pada kisaran (15-64 tahun) yang mencapai 191,08 juta jiwa (70,72%).
“Tantangan terbesar masa kini ialah bagaimana menempatkan bonus demografi menjadi suatu keuntungan. Dalam konteks berbangsa dan bernegara, tentu umat Hindu tidak lepas dari bagian tersebut. Bila di Provinsi Bali, masyarakat Hindu mayoritas maka, di daerah lain Hindu merupakan minoritas dalam konteks kemajemukan. Oleh Sebab itu masyarakat khususnya umat Hindu sangat diharapkan untuk memiliki kemampuan dan keterampilan yang lebih,” papar Ari Dwipayana.
Webinar ini menghadirkan dua narasumber, yakni Prof. Dr. Phil I Ketut Ardana, MA dan KS Arsana S.Psi., M.Pd.
Kesempatan pertama oleh KS Arsana, dalam pembahasan dirinya merinci secara lugas tentang strategi personal branding dharma duta. Menurutnya, dharma duta mesti melakukan pengembangan keterampilan diri mereka sesuai dengan sifat alami yang welas asih.
Ia melanjutkan, pedharma duta mesti paham dengan sepenuhnya tentang indahnya pengetahuan Weda, moderasi beragama, dan keahlian utama yang ada dalam diri. Dharma duta mesti memiliki tujuan pada setiap kegiatan serta senantiasa berlatih untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi.
Sementara pembicara kedua Prof. Dr. Phil I Ketut Ardana menyampaikan, pentingnya dharma duta memahami nasionalisme, dampak personal branding serta pemahaman terhadap norma dan nilai. Hal kedua ialah sangat penting menempatkan diri untuk senantiasa siap pada sejumlah tantangan hal ini juga disebut suka duka, lara patih.
Ketut Ardana tak lupa memberi pemahaman tentang daya saing mesti dimiliki baik dharma duta dan secara umum umat Hindu dengan senantiasa berlandaskan pada konsep Tri Kaya Parisudha yaitu keseimbangan antara pikiran, perkataan serta tindakan atau dengan kata lain mesti adanya integritas dalam menjalankan dharma agama dan dharma negara.(r)