Sektor Pertanian dan UMKM Selalu Menjadi Penyelamat Ekonomi Bali
Denpasar-kabarbalihits
Bali dengan pariwisata memang tidak bisa dipisahkan. Namun dengan kondisi akibat pandemi Covid 19, sangat terlihat pariwisata mati suri di Pulau Dewata. Namun ketika Bali bangkit dari pandemi nanti, dipastikan pariwisata pun ikut menggeliat kembali.
“Harus kita akui pariwisata Bali merupakan destinasi pariwisata terbaik dunia. Bali dikenal dimana-mana. Dan yang pasti orang-orang pasti ingin terus-menerus melihat Bali,” ujar salah seorang Akademisi Universitas Warmadewa (Unwar), Dr. Putu Ngurah Suyatna Yasa, SE.,M.Si di Gedung Pasca Sarjana Unwar, kamis (26/8).
Hanya saja, menurut Sekretaris Program Pasca Sarjana Unwar ini, ternyata efek pembangunan pariwisata di Bali tidak dapat memberikan dorongan yang optimal kepada sektor-sektor lain khususnya faktor pendukungnya yakni sektor UMKM dan sektor pertanian. “Jadi kurang maksimal, sudah ada tapi tidak signifikan,” imbuhnya.
Suyatna memaparkan, pertanian potensinya sangat besar, begitu juga sektor UMKM. “Sebagai contoh buktinya, dalam kondisi pandemi Covid 19 di triwulan ke dua tahun 2021 ini, Pertumbuhan ekonomi Bali sudah positif sebesar 2,83 persen. Kalau triwulan pertama masih minus 5,29 persen. Ini data dari BPS provinsi Bali,” jelas mantan Ka Prodi MM Program Pasca Sarjana Unwar ini.
Dalam kondisi pandemi Covid 19 ini yang mendorong pertumbuhan ekonomi Bali sehingga menjadi positif tersebut adalah sektor pengolahan dan ekspor pertanian. Sehingga dengan demikian ekspor di pertanian angkanya cukup tinggi. Hal tersebut karena ada beberapa komoditas yang masih diminati oleh negara lain, seperti Cina, Taiwan, Eropa dan Amerika.
“Sementara itu dalam sektor pengolahan, yakni UMKM juga sudah melakukan ekspor,” ujarnya.
Selanjutnya, adalah konsumsi pemerintah, yakni dari bantuan pemerintah seperti BLT, beberapa bentuk kegiatan sosial, juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Bali. Kemudian konsumsi rumah tangga juga terlihat sudah mulai meningkat pada triwulan kedua tahun ini, yang disebabkan oleh adanya bantuan pemerintah, serta kegiatan-kegiatan di masing-masing sektor diluar sektor pariwisata yang mulai meningkat. “Di Era PPKM pun ternyata mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang positif yaitu 2,83 persen, yang artinya bahwa potensi pertanian dan pengolahan serta UMKM sebetulnya memiliki potensi yang sangat besar untuk ditingkatkan produktivitasnya di masa yang akan datang,” ucap Suyatna.
Pertanyaannya sekarang adalah hal apa yang diperlukan? Suyatna menjelaskan, stakeholder, baik pembuat kebijakan dan regulasi agar konsisten, meski sektor pariwisata sudah tumbuh agar tetap diperhatikan. “Membangun sektor pertanian dan sektor UMKM agar jangan setengah-setengah. Hanya semangat di depan kemudian macet lagi. Kemudian ketika ada hajatan politik, bangkit sementara setelah itu, selesai macet lagi. Nah jangan seperti itu,” harapnya.
Dan yang terpenting saat ini juga, bagaimana caranya merubah mindset masyarakat yang hanya memiliki mindset untuk menjadi pegawai. Karena sangat sedikit masyarakat utamanya di kalangan mahasiswa yang ingin menjadi wirausahawan.(kbh2)