June 27, 2025
Daerah Lifestyle

Terancam Punah, Serangga Phasmid Berhasil Dibiakkan

Denpasar-kabarbalihits 

Serangga kerap dianggap sebagai hama oleh masyarakat pada umumnya, namun keberadaan serangga sejatinya menguntungkan bagi petani, karena dapat berfungsi sebagai predator alami berbagai jenis hama tanaman pertanian. 

Dijaman saat ini, serangga jarang dijumpai terlebih di perkotaan, sehingga seorang pria di Denpasar berinisiatif memanfaatkan halaman belakang rumahnya untuk memelihara dan mengembangbiakkan serangga, khususnya phasmid (serangga ranting dan daun). 

Menurut breeder (pembiak) yang juga kolektor serangga, Hari Purwanto menuturkan, kecintaannya dengan serangga berawal dari masa kecilnya yang gemar bermain serangga di lingkungan rumah yang penuh dengan pepohonan di tepian hutan, yang tidak ia temukan di masa dewasanya. 

“Akhirnya saya kepikiran lagi. Mencoba mencari tidak ketemu, setelah saya pelajari mereka aktifnya di malam hari. Akhirnya mencari di malam hari ke tepian hutan, gunung ternyata masih ada. Kerinduan itu akhirnya terbalaskan,” Ucap Hari Purwanto ketika ditemui dirumahnya, Jalan Gunung Soputan, Gang Tunjung I, Padangsambian Kelod, Denpasar. 

Berjalannya waktu, Purwanto terus mempelajari tentang hewan yang mempunyai nama ilmiah ‘insecta’ tersebut dari tahun 2017. Tidak hanya menganalisis melalui mesin pencari, wawasannya didapat juga dari komunitas.

“Kalau saya berhasil di satu spesies saya ternakkan, lalu saya mencatat mereka di penangkarannya dan saya ganti dengan spesies lain, kecuali spesiesnya langka akan saya pertahankan seperti yang ada sekarang ini,” Jelasnya. 

Saat ini Purwanto memelihara serangga jenis Phasmid, jika di Bali sering disebut Balang Angas. Menurutnya jenis ini bukanlah Belalang, melainkan serangga ranting dan serangga daun. 

“Mereka ada jenisnya masing-masing, disini ada spesies serangga daun dan serangga ranting,” Katanya. 

Kembali dijelaskan, kecintaan dengan hewan serangga karena keberadaannya telah langka di alam liar dan dikhawatirkan jika punah, generasi selanjutnya tidak akan bisa melihat serangga tersebut. Sehingga semangat yang diusung, serangga dijadikan hewan peliharaan. 

“Kalau mereka punah mereka tinggal mitos, mungkin kunang-kunang juga suatu saat nanti bisa jadi mitos. jadi saya pelihara mereka,” Ujarnya. 

Terkait nilai komersil yang didapatkan, ia mengaku tidak sembarangan memberikan kepada orang lain. 

“Sebenarnya saya tidak punya mental menjual, lebih cenderung berbagi atau bertukar. Tapi kalau misalnya ada yang memang menguntungkan sekali biasanya saya seleksi dulu, apakah dia mampu memeliharanya atau enggak. Kalau cuman hanya sekedar, belum mengetahui soal serangga, saya tidak akan membagikannya karena saya khawatir mereka akan lepas bisa mempengaruhi lingkungan di tempat barunya nanti,” Bebernya. 

https://youtu.be/T379rCVE8yQ

Sebelumnya ia pernah menjual sepasang phasmid hingga ratusan ribu, dan hasil penjualannya disisihkan, dimanfaatkan untuk biaya operasional gerakan sosial bersama teman-temannya, yakni mengumpulkan sampah yang ada di pegunungan.

“Untuk beli kampil, logistik dan lain sebagainya untuk ke gunung ngumpulin sampah hasil dari penjualan serangga ini sebenarnya,” Jelasnya.

Disampaikan, kendala yang ditemukan dalam memelihara serangga di perkotaan yakni mengenai suhu yang berbeda dan pakan. 

“Mereka habitatnya bukan disini, mengkondisikan mereka dengan memasang listing diatas, bisa bikin embun tiap sore. Saya mencoba membuat alam buatan disini,” Pungkasnya. 

Baca Juga :  Peringatan Harkodia Tahun 2024, Pemkab Badung Raih Penghargaan Percontohan Kabupaten/Kota Antikorupsi Tahun 2024

Diketahui, Indonesia memiliki ribuan Jenis Phasmid dan cenderung berbeda di tiap daerah masing-masing. Untuk jenis Phasmid yang dipelihara, ia dapatkan dari Sulawesi, Papua dan serangga lokal Bali. 

“Dari Bali ada masih dalam bentuk telur, belum ada yang menetas,” Katanya. 

Ditambahkan, mengenai siklus Phasmid yang dipeliharanya mampu hidup sampai 6 bulan. Apabila mati, phasmid tersebut akan diawetkan dijadikan koleksi. 

“Kalau yang diawetkan, saya koleksi aja sebenarnya, bisa buat souvenir,” Imbuhnya.

Jika ingin mengetahui lebih lanjut mengenai serangga, bisa ditelusuri web Genta.id maupun akun Instagram Genta.id (kbh1) 

Related Posts