Langkah Baik I Made Suarta, Serahkan Bantuan Paket Sembako Kepada Warga Banjar Lantang Bejuh dan Dukuh Sari Sesetan
Denpasar-kabarbalihits
Di masa Pandemic saat ini ternyata masih ada pihak yang berhati mulia untuk berbagi kepada sesama. Hal baik tersebut terlihat di halaman PG/TK Lingga Murti School, Jalan Gurita I, Kelurahan Sesetan, Denpasar. Masyarakat setempat berbondong-bondong terlihat menenteng bahan kebutuhan pokok berbungkus tas berwarna merah.
Sebutan Pak De adalah sosok tokoh dibalik semua kegiatan pemberian bantuan tersebut. Pakde yang dimaksud tidak lain adalah I Made Suarta, tokoh masyarakat sesetan yang saat ini juga sebagai Pembina Yayasan Pendidikan Dharma Sunu Mandare Berbagi kebutuhan pokok sebelum hari raya Galungan dan Kuningan yang sudah menjadi tradisi sejak dua tahun terakhir yayasan yang menaungi PG/TK Lingga Murti dan SD Tri Murti.
Tepat pada hari Sabtu tanggal 9 april 2021, sebanyak 228 kepala keluarga pra sejahtera dari Banjar Lantang Bejuh dan Dukuh Sari, Sesetan, diberikan bantuan paket kebutuhan pokok oleh Yayasan Pendidikan Dharma Sunu Mandare.
Suarta mengatakan, Kepedulian sosial semacam ini juga intens dilakukan sejak pandemi Covid-19 mewabah di Pulau Dewata. “Tidak ada tujuan pamrih setahi kuku sekali pun dari bakti sosial ini. Juga tidak ada afiliasi dengan partai politik tertentu,” ucapnya.
Sementara itu, Untuk menghindari klaster baru penularan Covid-19, pembagian bantuan diatur secara bergiliran yang dikomando kepala lingkungan masing-masing. Setiap warga yang akan menerima bantuan, harus menyerahkan lembar kupon terlebih dahulu. Satpam yang berjaga di pintu depan mewajibkan penerima mencuci tangan dan memakai masker.
Dengan suara lembut dibantu pengeras suara, Suarta yang juga Rektor Universitas PGRI Mahadewa Indonesia ini menyapa kehadiran warga satu per satu. Sesekali matanya tampak sembab. Ini bukan kesedihan, tapi rasa haru yang terlampau. Bagaimana mungkin Suarta kecil yang miskin dan yatim piatu, menjelma sebagai sosok dermawan di tanah kelahirannya.
“Dharma Sunu mengandung makna kewajiban anak kepada orangtua. Sedangkan Mandare merupakan bentuk akronim dari nama kedua orangtua. Nyoman Buda (ayah) dan Nyoman Rening (ibu). Saya sangat merindukan kedua guru rupaka tersebut. Apalagi sang ayah sudah meninggalkan Saya saat balita,” imbuhnya.
April, di mata Suarta menjadi bulan paling berkesan. Tepat tanggal 23 April 1983 sang ibunda Nyoman Rening pergi untuk selamanya. Meski peristiwa paling memilukan dalam hidupnya itu sudah 38 tahun berlalu, namun selalu segar dalam ingatannya, apalagi sosok yang dipanggil “Meme” oleh anak-anak menghembuskan nafas terakhir di pelukan Suarta muda.
Penyerahan paket kebutuhan pokok juga dihadiri keuta yayasan dan jajaran, pimpinan dan karyawan Koperasi Coblong Pamor, pinanan dan karyawan Klink Rama, serta keluarga besar Suarta. Ke depan, ia bertekad, seluruh unit usaha keluarganya semakin komit membantu masyarakat.(kbh2)