Tradisi Banyupinaruh Dibatasi, Warga Keberatan
Denpasar-kabarbalihits
Adu mulut antara petugas dan warga terjadi saat petugas gabungan menggelar penertiban protokol kesehatan di pintu masuk Pantai Sanur, Minggu pagi (31/1).
Kesalahpahaman antara petugas dan warga terjadi saat digelarnya penertiban protokol kesehatan oleh personil Kodim 1611 Badung, Kepolisian, Pol PP dan Satgas Desa Adat. Salah seorang warga merasa keberatan adanya larangan ke pantai saat akan melangsungkan tradisi Banyupinaruh usai perayaan Hari Saraswati.
“Sekarang kan tujuannya Banyupinaruh, kepercayaan untuk membersihakan mala, ataupun melukat. Ini hari spesial masa kita dilarang, harus Swab test. Terus hari biasa gimana, kalau di pasar gimana.” Ucap Dewa Ardana, Warga yang hendak melukat ke pantai.
Ardana menyinggung dan membandingkan dengan di pasar, yang setiap hari ada kerumunan.
“Itu apa bedanya, kalau memang punya aturan yang logika. Kalau sebagai masyarakat kecil dimasalahkan kerumunan, coba di pasar dilarang kerumunan,” Katanya.
Ardana juga mengaku belum mengetahui surat edaran dari MDA bernomor 25/MDA-DPS/I/2021 yang mengatur tentang pelaksanaan Hari Suci Saraswati, Banyu Pinaruh dan Hari Pagerwesi.
Sementara Dandim 1611/ Badung, Kolonel Infantri Made Alit Yudana mengatakan, petugas tidak melarang warga melaksanakan tradisi Banyupinaruh di Pantai Sanur. Mengingat kasus Covid-19 menunjukkan meningkat, maka petugas melakukan pengendalian agar tidak terjadi kerumunan dan penyebaran yang semakin meluas.
“Kita tidak melarang, cuma kegiatannya kita atur. Tidak ada penumpukan, tidak boleh ada kerumunan iti yang kita harapkan” Jelas Dandim 1611/ Badung.
Pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak desa, terkait kegiatan agama ini.
“Dengan fasilitas yang ada kita sampaikan ke masyarakat, ini demi kebaikan kita semua. Memang agama harus dilaksanakan, tetapi kondisi covid ini ya kita mohon permakluman kepada masyarakat agar mengerti” Imbuhnya.
Terlihat banyak warga yang hendak ke arah Pantai terpaksa putar balik.
Dalam tradisi Banyupinaruh yang jatuh sehari setelah perayaan Hari Saraswati, umat Hindu di Bali melakukan pembersihan diri atau pemelukatan dengan cara mandi di pantai atau mata air sebagai bentuk penyucian diri setelah menerima berkah Ilmu Pengetahuan dari manifestasi Tuhan sebagai Dewi Saraswati. Namun dimasa pandemi, aktivitas kegiatan Agama dan Adat dibatasi. Majelis Desa Adat, MDA Denpasar juga telah mengeluarkan surat himbauan agar tidak ke pantai atau tempat umum lainnya untuk pemelukatan.(kbh1)