Lanjutkan Semangat Jrx, Simpatisan JRX adakan Gerakan Sosial untuk Korban Erupsi Gunung Ile Lewotolok di NTT
Denpasar – kabarbalihits
Banyak komunitas di berbagai wilayah terbentuk untuk bersolidaritas terhadap JRX meski sekarang JRX menghuni terali besi. Merekapun tak henti-hentinya dan terus berkelanjutan melakukan kegiatan – kegiatan sosial.
Seperti yang dilakukan Solidaritas Gianyar Bersama JRX pada selasa 29 desember 2020. Bertempat di Warung Six a Six Jl Bakung, Kesiman Kertalangu, Denpasar mereka menggelar charity konser bertajuk “MEBRAYA” untuk menghimpun donasi bagi korban erupsi Gunung Ile Lewotolok di NTT.
Acara dimulai pukul 17.00 wita yangt diramaikan 7 band tersebut menyediakan kotak donasi bagi pengunjung yang hadir.
Oka Ramendra dari Solidaritas Gianyar Bersama JRX menjelaskan bahwa kegiatan menghimpun donasi bagi korban erupsi Gunung Ile Lewotolok tersebut sudah dua kali dilakukan. “Kegiatan ini sudah yang kedua setelah sebelumnya minggu lalu kami adakan di Warung Classic Canggu”, ujarnya.
Oka juga menambahkan, sebelumnya dalam acara Ride For JRx juga sempat menggalang dana untuk NTT dan begitu juga acara yang dilakukan Frontier Bali bersama Berakspresi di Haluan Coffe. Oka Mengatakan “Selain bersolidaritas kepada Pak De Jerinx kami juga berusaha meneruskan kegiatan-kegiatan simpatik yang sering ia lakukan” ujarnya
Lebih lanjut Oka menjelaskan Tanpa bermaksud pencitraan, karena sejak Pak De dipenjara kami merasa kehilangan sosok yang penuh jiwa sosial” cetusnya.
Natri Krisnawan dari Frontier Bali yang hadir pada acara tersebut juga menyampaikan hal-hal yang selama ini disuarakan seorang JRX bukanlah merupakan suatu halusinasi. Ia mengajak untuk mengingat kembali kebelakang saat juli 2020 JRX SID serta kawan-kawan lainnya sempat turun kejalan guna menyuarakan penolakan terhadap Rapid dan Swab test sebagai syarat administrasi tersmasuk syarat perjalanan dan persalinan.
Natri menjelaskan Apa yang terjadi dilapangan saat ini tentu masyarakat sudah tahu semua. Syarat rapid dan swab test kembali diberlakukan yang dimana membuat banyak wisatawan mengurungkan niatnya datang ke Bali padahal masyarakat Bali yang banyak hidup dari pariwisata sangat berharap bangkit dan dapat bekerja kembali.
“Hal ini justru melegitimasi bahwa apa yang disuarakan JRX benar dan bukan halusinasi. Terbukti Syarat Rapid dan Swab justru menambah beban masyarakat dan menutup semua peluang masyarakat untuk bekerja terutama yang bergantung terhadap sektor Pariwisata” tendasnya.
Ia juga menjelaskan demikian pula Rapid dan Swab test yang masih diberlakukan oleh RS justru menambah kasus Ibu-Ibu yang terabaikan oleh penanganan kesehatan karena terganjal dengan syarat administrasi berupa Rapid test. “Rapid test kembali memakan korban dimana ibu dan bayi yang meninggal karena telat mendapat penanganan akibat syarat rapid test”, jelas Natri. (r)