Hunian Sepi, Hotel Di Denpasar Gandeng Komunitas Reptile Bali Gelar Kontes
Denpasar – kabarbalihits
Miris, semenjak pandemi mewabah hingga kini tingkat hunian di Hotel di Bali menurun drastis. Seperti yang dialami salah satu Hotel di Denpasar, cara untuk bertahan yakni bekerjasama dengan beberapa komunitas yang ada di Bali, membuat kegiatan di areal Hotel. Salah satunya menggandeng Komunitas Reptile Bali menggelar Kontes Reptil.
Hal tersebut terungkap dari Sales Marketing The Cakra Hotel, Sri Kesuma Dewi ketika ditemui disela-sela kegiatan kontes reptil (19/12).
“Kita banyak mengundang komunitas bikin event di kita, dengan sistem kerjasama tergantung komunitasnya. Apa yang kita bisa, kita support” Ungkapnya.
Diakui, dampak pandemi Covid-19 membuat hunian Hotel menurun, terlebih adanya Surat Edaran dari Gubernur Bali Nomor 2021 Tahun 2020, tentang Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat Selama Libur Hari Raya Natal dan Menyambut Tahun Baru 2021 Dalam Tatanan Kehidupan Era Baru membuat banyak tamu dari luar Bali yang ingin menginap terpaksa mengurungkan niatnya, merasa dibebankan dengan SWAB test. Saat ini pihaknya hanya membuat promo untuk tamu lokal Bali.
“Apalagi penerbangan sudah ada peraturannya, jadi promonya lebih ke lokal Bali aja. Itu kenapa kita supportnya ke komunitas yang ada di Bali. Kita juga ada harga promo dari kamar juga, harganya Rp. 375.000 include breakfast, bisa free swimming” Terangnya.
Dewi menilai, penurunan okupansi Hotel di tempat bekerjanya hingga 80 persen. Sehingga cara bertahan pada saat ini adalah membuat berbagai kegiatan bulanan, dan bekerjasama dengan para UMKM maupun Komunitas untuk memancing customer agar datang dalam kegiatannya.
“Kita setiap bulan ada event namanya sunday market, kita support UMKM buat tenant disini, brending mereka disini. Promosinya dari kita semua, dari radio, media sosial, influencer dari kita, cara bertahannya kaya gitu” Ucapnya.
Ditambahkan, pihaknya menyediakan 68 kamar, dimana saat ini terisi sampai 70 persen karena adanya kegiatan komunitas. Namun di hari normal tidak ada event, diakui hanya terisi sampai 20 persen.
“Harapannya Bali cepat pulih, dan okupansi normal, semua pekerja lagi kembali kerja normal dan orang-orang bisa liburan lagi kembali”
Hal ini menjadi kabar baik bagi Komunitas Reptile Bali. Pasalnya, lama pandemi yang tak berujung ini, membuat keberadaan komunitas menjadi vakum tidak pernah membuat kegiatan, sehingga saat ini dinilai waktu yang pantas bagi mereka untuk menyambung tali persaudaraan.
“Kontes ini kita beri tema Unlocked Reptile Bali, karena sebelumnya kita terkena dampak pandemi yang dimana semua itu Close atau tertutup, nah sekarang kita mulai kembali lagi. Jadi sudah bisa membuat kontes lagi berkegiatan sedia kala sesuai protokol kesehatan” Jelas Panitia Pelaksana Kontes, I Gusti Nyoman Diananda Putra, akrab disapa Qmunk.
Disampaikan, kontes ini hanya terdapat 11 kelas yang dilombakan, dimana lingkupnya lebih kecil dari tingkat nasional.
“Karena berbasis mini kontes. 11 kontes ini salah satunya ada kelas ular, kura-kura, kelas gecko juga sangat menarik untuk dilihat, apalagi setelah pandemi yang berbulan-bulan kita nggak bisa bertemu dengan teman-teman, sekaranglah waktunya bertemu” Katanya.
Qmunk menilai, antusiasme terlihat karena banyak peserta lomba yang mengikuti kontes. Saat ini pihaknya menghadirkan juri dari luar Bali, yang mempunyai kemampuan di bidangnya.
“Kebetulan memakai juri luar, ada juga juri dari Bali. Juri luar itu yang expert dalam bidangnya, dari segi ular, breeding, dan kesehatan” Terangnya.
Diakui, pihak panitia tidak menyediakan hadiah yang besar seperti kontes nasional, karena poin dari kegiatan ini adalah kebersamaan.
“Kita lihat bukan nominalnya, ataupun hadiahnya. Kita melihat adalah kebersamaan kita disini semua” Ujarnya.
Ia berharap kedepan untuk saling mendukung sesama reptiler, untuk menjaga nama Reptil Bali menjadi lebih baik.
“Lebih solid kedepannya, dan selalu mengedukasi ke teman-teman semua tentang reptil” Harapnya.
Ditambahkan, event kedepan akan dibuat lebih besar bernama ‘Dewata Reptile Contest’ yang berskala Nasional.
“Kelasnya nggak mungkin hanya 11 kelas, nanti itu akan lebih dari 11 kelas dan itu biasanya berlangsung seminggu” Imbuhnya.
Terlihat dalam acara kontes, tidak hanya orang dewasa, pecinta reptil juga datang dari anak anak. Seperti yang dikatakan siswi SD bernama Claudia ini, sejak tiga tahun lalu ia suka dengan hewan reptil, khususnya ular dan panana (jenis kadal) yang dianggap hewan lucu. “Dirumah punya ular, panana. Karena lucu mungkin ya” Katanya. (kbh1)