Pandemi Berkepanjangan, Manajemen Bali Reptile Park : “Saat Ini Pri Kebinatangan Diatas Pri Kemanusiaan”
Gianyar – kabarbalihits
Beberapa Lembaga Konservasi yang ada di Bali Khususnya di Bali Reptile Park, pihak manajemen berusaha keras melakukan berbagai upaya untuk menjaga keberlangsungan satwanya di masa pandemi.
Ketika ditemui usai press conference di Bali Bird Park Singapadu-Gianyar, Manajemen Bali Reptile Park Made Widiana mengungkapkan, dari segi bisnis dari tahun 2019 pihaknya telah melakukan renovasi, dan melakukan rebranding. Tetapi sejak pandemi, tepatnya 20 maret BRP tidak beroperasional.
“Bisa dibayangkan, sebagai LK (lembaga konservasi) dimana mengalokasikan dana untuk maintenance. Siapa yang pernah menyangka pandemi seperti ini, kita berpikir kejadian ini hanya 1 atau 2 bulan, dengan berkepanjangan seperi ini, kita nggak tahu sampai kapan” Ucapnya. Pihaknya berprinsip, saat ini ‘pri kebinatangan diatas pri kemanusian’.
“Kenapa kita bilang begitu, Karena mereka tidak tau pandemi corona ini. Binatang itu tidak tau pandemi corona, yang mereka tau kapan jadwal mereka makan, ya makan” Katanya.
Widiana melakukan hal tersebut sebagai bentuk kepedulian manajemen terhadap satwa. Karena sebagian satwa yang ada di Bali Reptile Park adalah satwa titipan pemerintah.
“Bukan kita ngomong satwa kita sendiri, nggak. Sebagian adalah satwa-satwa titipan pemerintah yang notabene di tempat kami menjadi tanggung jawab kami” Jelasnya.
Baginya Hal ini menjadi beban, karena tidak bisa meprediksi keadaan pandemi berakhir.
“Dalam keadaan normal tidak menjadi masalah yang berarti, tetapi dalam keadaan yang saat ini yang luar biasa kita nggak tau sampai kapan yang menjadi beban” Tandasnya.
Dalam Kondisi memprihatinkan ini, pihaknya melakukan upaya untuk keberlangsungan satwa tetap terjaga , dengan menakar porsi makan satwa.
“Gimana caranya dapat makan, mungkin barangkali porsinya yang istilahnya ada maksimal dan minimal. Kita masuk ke porsi minimalnya” Katanya.
Pihaknya berharap pemerintah bisa memberikan dukungan kepada Lembaga Konservasi yang ada di Bali.
“Harapan kami dari semua sisi, pemerintah memberikan support kepada kami LK untuk bisa bertahan dalam jangka waktu yang kita sendiri belum tau” Ujarnya.
Dari segi pakan, Widiana beranggapan porsi makan hewan reptil lebih sedikit dibandingkan jenis unggas.
“Kalau burung ada yang sehari tiga kali, tetapi reptil seminggu dua kali. Tetapi yang namanya jumlah makan kita belum mengurangi, masih standar. Covid nggak covid, porsinya tetap” Katanya.
Pihaknya telah melakukan upaya dalam memenuhi pakan satwa, yakni dengan cara budidaya tikus dan memelihara ayam dari itik.
“Yang kita lakukan sekarang adalah ternak tikus sendiri minimal bisa memenuhi kebutuhan itu. Juga kita membeli ayam DOC (ayam umur dibawah 10 hari) kita besarkan” Imbuhnya.
Untuk pakan satwa Buaya, pihaknya telah melakukan kerjasama dengan beberapa peternakan di Tabanan. Yakni menerima ayam Tiren (Mati Kemaren) diberikan ke Buaya di saat pandemi.
“Ayam tiren kita taruh di freezer, karena bagi jenis jenis buaya itu tidak terlalu bermasalah. Karena mereka secara metabolisme cukup aman dan kuat terhadap jenis pakan seperti itu” Katanya.
Diketahui bersama, Taman Edukasi ini memiliki koleksi 100 satwa jenis reptil dengan jumlah lebih dari 200 hewan. Untuk jenis biawak pohon mempunyai koleksi terlengkap di taman ini. Selain jenis ular, juga terdapat beberapa reptil lainnya seperti buaya, kadal, kura kura, dan tokek.
Bali Reptile Park tidak hanya sebagai tempat Edukasi Center, juga sebagai konservasi, dan Rescue Center. (kbh1)