October 27, 2024
Pariwisata

Kondisi Lembaga Konservasi Di Bali Memprihatinkan, Harapkan Stimulus Dari Pemerintah

Gianyar – kabarbalihits

Kondisi pandemi Covid-19 terjadi secara global sejak awal tahun 2020, terlebih di Indonesia. Khusus pada kondisi Lembaga Konservasi dampaknya sangat nyata dan mengkhawatirkan bagi keberlangsungan kehidupan Satwa yang ada di Indonesia, juga di Bali.

Sehingga PKBSI (Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia) mengharapkan dukungan kepada seluruh masyarakat dalam program Food For Animal, juga dukungan berbentuk donasi secara langsung.

Hal tersebut terungkap pada press conference di Bali Bird Park, Singapadu, Batubulan – Gianyar (17/10).

 

 

Menurut Ketua PKBSI, DR. H. Rahmat Shah, Sampai saat ini kondisi Lembaga Konservasi di Indonesia, khususnya di Bali dalam kondisi  sangat memprihatinkan. Hal ini dikarenakan tutupnya seluruh sektor pariwisata kurang lebih 5 bulan dan sepinya pengunjung selama pandemi.

“Dengan adanya pandemi covid-19, operasional  Lembaga konservasi Yang sudah tutup sejak pertengahan Maret 2020 guna memutus mata rantai penyebaran virus ini menjadi terganggu. Kunjungan harian sudah tidak bisa lagi memenuhi biaya operasional untuk membiayai pakan dan obat obatan satwa, Membiayai pegawai dan biaya operasional lainnya” Ungkapnya.

Diakui berbagai upaya telah dilakukan oleh pengelola lembaga konservasi untuk mengatasi kondisi sulit ini.

“Yang menjadi Prioritas adalah satwa tetap sehat, terjamin kesejahteraannya, perawatan serta pemeliharaannya bisa berjalan normal” Ucapnya.

Dalam situasi seperti sekarang ini, pihaknya membutuhkan bantuan dan dukungan dari semua pihak untuk keberlangsungan satwa-satwa sebagai aset negara.

“Membutuhkan peran aktif dari berbagai kalangan, baik dari pemerinta,  pengusaha tokoh masyarakat berpengaruh, para pecinta satwa, serta seluruh masyarakat luas untuk meringankan beban seluruh lembaga konservasi di Indonesia khususnya di Bali yang menjadi salah satu Destinasi Wisata Indonesia yang diandalkan” Katanya.

Dilanjutkan, Penggalangan donasi telah dilakukan oleh PKBSI Sebagai induk organisasi perkebunbinatangan di Indonesia, Untuk disalurkan kepada kebun binatang Anggota yang tersebar dari Aceh sampai Papua berdasarkan sekala prioritas.

Baca Juga :  Mengenal Lebih Dekat Satwa Khas Kalimantan di Bali Safari Park

“Semua Panggalangan dana dilakukan secara transparan dan dipertanggungjawabkan kepada masyarakat melalui media sosial” Ujarnya.

Dikatakan PKBSI mempunyai rencana jika keadaan terbilang gawat dan tidak ada kepedulian pemerintah, pihaknya akan mengorbankan satwa herbivora yang sudah tua diberikan kepada satwa karnivora.

“Satwa yang sudah berkembang biaknya, Sudah tua tetapi sehat, wajar, dan itu dilakukan dimana mana. Kalau di luar negeri sudah menjalankan itu. Jadi Kita mengorbankan rusa untuk menyelamatkan satwa dilindungi, kalau tidak ada kepedulian pemerintah, kepedulian masyarakat, kami harus selamatkan satwa langka” Tandasya.

Disebutkan, Jumlah satwa LK di bali sebanyak 30 persen dari keseluruhan LK yang ada di indonesia. Di Bali terdapat 13 LK, namun hanya 9 LK yang terdaftar di bawah naungan PKBSI.

Diakui sampai saat ini, belum adanya stimulus dari pemerintah. Pihaknya berharap pemerintah dapat membantu dalam keringanan pajak.

“Susah kita ngomongnya, harapan kami LK ini perdaerah dibantu keringanan pajak dan lain lainnya. Apalagi Bali ini, karena income pemerintah saya rasa pertahun saat tidak ada pandemi luar biasa lembaga konservasi. Kalau dari pemerintah yang kongkrit membantu belum ada” Jelasnya.

Dikatakan 90 persen bantuan dari masyarakat yang peduli satwa dan lingkungan hidup. Pihaknya juga telah melakukan kerjasama dengan influencer untuk ikut membantu dalam penggalangan donasi.

“Sudah kita lakukan dengan bintang-bintang tenar, termasuk anak saya Ralin Shah yang sekarang ada di bali untuk melakukan kegiatan sosial anak-anak” Katanya.

Sementara, General Manager Bali Bird Park Pande Suastika mengaku, dari diberlakukannya masa pandemi sampai saat ini, kondisi satwa disana belum memprihatinkan.

“Pertama kali buka kita memang bikin perencanaan, yang pertama waktu itu 6 bulan, karena prediksi kami hanya 6 bulan akan lewat dengan pandemi, tetapi tidak. Dua bulan terakhir kita mulai buka, kita ngikut yang disampaikan pemerintah dalam hal ini Gubernur sebagai satgas Covid di Bali” Ungkapnya.

Baca Juga :  The Cakra Hotel, Jadikan Liburan Paling Berkesan

Dengan situasi saat ini, Suastika kembali membuat perencanaan sampai tahun depan. Dalam hal ini pihaknya ingin menyelamatkan satwa dan karyawannya.

“Dari dua itu, hal-hal mana yang menjadi kewajiban kami selalu pengusaha kami akan nomer duakan dulu. Biaya pakan tidak bisa kami hindari. apa yang bisa kami lakukan dengan pakan, kita sudah mulai menanam pepaya, pisang dan lain sebagainya” Katanya.

Untuk karyawan, ia mengutamakan penjaga satwa dan manajemen karena diandalkan untuk mengatur strategi pada usahanya. Selaku Lembaga Konservasi, Pihaknya berharap kepada pemerintah untuk peduli terhadap satwa yang menjadi tanggung jawab di Bali Bird Park.

“Tentu harapan kami adalah pemerintah perduli terhadap satwa yang menjadi tanggung jawab kami disini. Baik dalam bentuk kontribusi pakan dan lain sebagainya. Termasuk salah satunya keringanan pajak” Imbuhnya.

PKBSI merupakan organisasi nirlaba yang beranggotakan 57 LK (Lembaga Konservasi) yang tersebar dari Aceh hingga Papua. Organisasi Berfungsi sebagai wadah kerjasama anggota pada tingkat nasional maupun internasional, dan berfungsi dalam upaya pembinaan, pengembangan, dan peningkatan profesi perkebunbinatangan.

Total koleksi satwa di seluruh LK anggota PKBSI sebanyak 4.922 jenis, dengan jumlah 68.933 ekor, berupa satwa endemik yang dilindungi maupun satwa dari berbagai belahan dunia.

Terdiri dari mamalia, karnivora, herbivora, reptilia, unggas, ikan dan berbagai jenis lainnya. Seluruh satwa tersebut adalah aset negara yang wajib dijaga dan dilestarikan. (kbh1)

Related Posts