Melaspas, Mecaru Rsi Gana, Mendem Pedagingan dan Pasupati Wewayangan Ida Betara Dang Hyang Sidi Mantra Di Pura Botoh
Denpasar – kabarbalihits
Seusai rampungnya wewayangan Ida Betara Sidi Mantra di Pura Botoh, dilaksanakan rangkaian Upacara Melaspas, Mendem Pedagingan, serta Mecaru Rsi Gana oleh pihak Keluarga Mangku Pura Botoh yang dipuput Sulinggih, Ida Rsi Sidi Mantra Manuaba dari Geria Bumbak Kerobokan.
Menurut Jro Mangku Gde Pura Botoh, Gung Byang Mangku Setianingsih, Pura Botoh ini merupakan tempat Stana dari Ida Betara Dang Hyang Bang Manik Angkeran, putra dari Ida Dang Hyang Sidi Mantra. Dimana menurut sejarahnya, perjalanan dari Dang Hyang Bang Manik Angkeran Menuju Gunung Toh Langkir untuk mencari harta kekayaan ayahnya.
“Pura Botoh ini tidak terlepas dari kisah perjalanan dari Dang Hyang Bang Manik Angkeran dari Jawa menuju Gunung Tohlangkir”, Jelasnya.
Selanjutnya diceritakan Jro Mangku, Dang Hyang Bang Manik Angkeran ketika mendengar percakapan ayah dan ibunya bahwa kekayaan yang dimilikinya tidak akan pernah habis karena diberikan oleh sahabatnya yakni Ida Hyang Naga Basuki yang tinggal di Gunung Tohlangkir. Didasari rasa penasaran yang sangat tinggi, akhirnya secara diam-diam, Dang Hyang Bang Manik Angkeran pergi ke Gunung Tohlangkir untuk bertemu dengan sahabat ayahnya tersebut.
“Dalam perjalanannya menuju Gunung Tohlangkir, Dang Hyang Bang Manik Angkeran harus melewati hutan belantara naik bukit turun jurang. Kemudian sebagai pegangan, agar tidak terjatuh, Dang Hyang Bang Manik Angkeran memotong ranting taru (pohon) sebagai tongkat untuk membantu perjalanan beliau. Setelah beberapa lama berjalan, akhirnya Dang Hyang Bang Manik Angkeran sampai di suatu tempat, namun di tempat tersebut, Dang Hyang Bang Manik Angkeran kebingungan tidak tahu arah menuju Gunung Tohlangkir” Katanya.
Diceritakan kembali, di tengah kebingungan tersebut, terdengar suara gaib yang ingin membantu perjalanan Dang Hyang Bang Manik Angkeran. Pada momen tersebut Dang Hyang Bang Manik Angkeran dikatakan tidak mempercayai adanya suara yang didengar, sebelum adanya penampakan wujud makhluk yang sebenarnya.
“Kemudian muncullah dua makhluk gaib sejenis Jin yang ternyata mahluk tersebut adalah sahabat ayahnya dan sengaja membuntutinya. Jin tersebut bernama Jin Lekap Sakti dan Jin Jaba Sakti. Setelah melalui pembicaraan panjang, akhirnya kedua Jin itu bersedia mengantarkan Dang Hyang Bang Manik Angkeran sampai ke tempat tujuan, namun dengan satu syarat yakni sebagai bukti bahwa kedua Jin tersebut telah bertemu dan menolongnya” Katanya.
Dilanjutkan, Jin tersebut memohon Dang Hyang Bang Manik Angkeran agar bersedia menancapkan tongkat yang dibawanya di tempat tersebut.
“Dang Hyang Bang Manik Angkeran akhirnya setuju, dan setelah tongkat tersebut ditancapkan, keluarlah sinar Merah Kekuning-kuningan, dan sinar itulah yang sebagai Sinar Botoh (bahasa Sannsekerta)” Ungkapnya.
Ditambahkan Pengelingsir Pura Botoh I Gusti Ngurah Ketut Adi Kertiyasa, Pura Botoh tersebut, bukanlah Pura untuk para Bebotoh, melainkan Pura Botoh.
“Bobot Toh, bobot Dang Hyang Manik Angkeran yang melakukan perjalanan dari Pulau Jawa menuju Gunung Tohlangkir (Gunung Agung)”, Jelasnya.
Upacara Melaspas, Mendem Pedagingan, serta Mecaru Rsi Gana wewayangan Ida Betara Sidi Mantra di Pura Botoh, dihadiri Wakil Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara, dimana dalam kesempatan tersebut dipercaya untuk melakukan Mendem Pedagingan.
Jro Mangku berharap kedepannya dapat mempersatukan semeton Warih Ida Betara Dang Hyang Sidi Mantra, Dang Hyang Bang Manik Angkeran juga warih Ida Betara Arya Wang Bang Pinatih, Arya Wang Bang Sidemen, Arya Wang Bang Waya Biya, serta Arya Wang Bang Agra Manik.
Upacara yang rutin diadakan ini, jatuh pada pujawali berdasarkan perhitungan sasih, dimana bertepatan dengan purnamaning sasih ketiga setiap setahun sekali, dan nyejer selama 3 hari.(kbh4)