
Apresiasi Kenaikan Dana Ogoh-ogoh, Ketua Komisi IV DPRD Badung Dorong Kreativitas Tanpa Hilangkan Pakem
Badung – kabarbalihits
Kenaikan bantuan kreativitas ogoh-ogoh menjadi Rp 40 juta per sekaa pada tahun 2026 mendapat sambutan positif dari Ketua Komisi IV DPRD Badung, I Nyoman Graha Wicaksana. Ia menilai kebijakan ini sebagai bentuk keberpihakan pemerintah daerah terhadap pelestarian seni-budaya sekaligus ruang ekspresi bagi generasi muda Badung.
“Kami mengapresiasi langkah Pemkab Badung yang meningkatkan dana kreativitas ogoh-ogoh. Ini bukan sekadar anggaran, tetapi motivasi bagi sekaa teruna dan yowana untuk melahirkan karya yang semakin berkualitas,” ujar Graha Wicaksana, Rabu (3/12).
Menurutnya, peningkatan anggaran dari Rp 25 juta menjadi Rp 40 juta merupakan dukungan nyata agar proses kreatif para yowana tidak lagi terbebani kendala biaya. Terlebih, festival “Bhandana Bhuhkala” tahun 2026 akan menjadi ruang adu kreativitas antarzona yang menuntut persiapan lebih matang, termasuk dari aspek desain, pementasan, hingga penguatan pesan budaya.
Namun, Graha Wicaksana menekankan bahwa dukungan anggaran harus tetap dibarengi dengan komitmen menjaga pakem dan nilai-nilai filosofi ogoh-ogoh sebagai bagian dari tradisi Nyepi di Bali. Ia mengapresiasi adanya persyaratan penggunaan bahan ramah lingkungan, kewajiban undagi lokal Badung, serta penekanan bahwa ogoh-ogoh benar-benar dibuat oleh sekaa teruna.
“Pengembangan kreativitas penting, tetapi pakem ogoh-ogoh tidak boleh bergeser. Identitas budaya kita harus tetap menjadi roh utama. Dengan pengawasan dan kriteria yang diperketat, saya yakin program ini akan memperkuat jati diri seni ogoh-ogoh sekaligus mengedukasi generasi muda tentang nilai-nilai adat dan budaya,” jelasnya.
Politisi PDi Perjuangan asal Kelurahan Kuta ini juga menyebut ,bahwa peningkatan dana ini selaras dengan upaya memperkokoh ekosistem seni dan budaya di Badung. Selain memacu kreativitas, program ini membuka peluang bagi undagi, seniman lokal, serta UMKM penyedia bahan pendukung untuk ikut merasakan manfaat ekonomi.
“Ini bukan hanya soal lomba, tapi investasi kebudayaan. Ketika generasi muda diberi ruang dan fasilitas, mereka akan menjadi garda terdepan dalam merawat seni dan tradisi kita,” pungkasnya. (r)


