
FPRB Tanjung Benoa Wakili Indonesia di Ajang Internasional Mitigasi Tsunami
India-kabarbalihits
Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Tanjung Benoa kembali mengukuhkan kiprahnya di tingkat global. Komunitas tangguh bencana dari Bali ini dipercaya menjadi delegasi Indonesia dalam dua agenda internasional bergengsi: First Conference of the Ocean Decade Tsunami Programme (ODTP) pada 10–11 November 2025 dan International Tsunami Symposium (ITS) 2025 pada 12–14 November 2025. Kedua kegiatan ini diselenggarakan oleh Indian National Centre for Ocean Information Services (INCOIS) di Hyderabad, India.
Keikutsertaan FPRB Tanjung Benoa menjadi bukti semakin kuatnya pengakuan dunia terhadap peran komunitas lokal dalam mendukung program mitigasi tsunami berskala global. ODTP sendiri merupakan bagian dari United Nations Decade of Ocean Science for Sustainable Development (2021–2030), suatu inisiatif internasional untuk memperkuat kesiapsiagaan masyarakat pesisir melalui pendekatan ilmiah, peningkatan kapasitas, dan kolaborasi lintas pemangku kepentingan.
Dalam konferensi ODTP, para delegasi dari berbagai negara berdiskusi mengenai strategi peringatan dini tsunami, pemetaan bahaya, dan penguatan edukasi publik. Melalui forum ini, FPRB Tanjung Benoa mendapat ruang untuk menyampaikan pengalaman lapangan, keberhasilan program pengurangan risiko berbasis komunitas, serta pembelajaran dari berbagai upaya mitigasi yang terus dikembangkan di wilayah Tanjung Benoa dan sekitarnya.
Kehadiran FPRB menjadi sinyal kuat bahwa pendekatan berbasis komunitas yang diterapkan Indonesia telah dianggap efektif dan relevan untuk dijadikan contoh dalam program mitigasi tsunami tingkat internasional.
Pada gelaran International Tsunami Symposium (ITS) 2025, FPRB Tanjung Benoa terlibat dalam forum ilmiah yang mempertemukan pakar tsunami, peneliti, akademisi, hingga organisasi kemanusiaan dari berbagai negara. ITS 2025 menyajikan pembahasan seputar teknologi terbaru dalam pemodelan tsunami, pengembangan infrastruktur tahan bencana, hingga strategi komunikasi risiko yang lebih efektif.
Keterlibatan FPRB dalam simposium ini memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang aktif mengembangkan kebijakan mitigasi berbasis sains, sekaligus menegaskan pentingnya kesiapsiagaan di kawasan rawan tsunami seperti Bali.
Partisipasi FPRB Tanjung Benoa dalam dua forum besar tersebut membuka peluang kerja sama baru dengan berbagai lembaga internasional. Kolaborasi ini diharapkan dapat mendorong peningkatan kapasitas masyarakat lokal, transfer teknologi kebencanaan, serta penerapan praktik terbaik dalam pengurangan risiko bencana di pesisir Indonesia.
Pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh selama konferensi menjadi modal penting bagi FPRB Tanjung Benoa untuk memperkuat program-program mitigasi tsunami di daerahnya—mulai dari edukasi publik, pelatihan dan simulasi evakuasi, hingga pengembangan sistem peringatan dini berbasis komunitas.
Keterlibatan FPRB Tanjung Benoa di panggung internasional ini mencerminkan komitmen kuat mereka untuk terus berperan aktif dalam agenda global pengurangan risiko bencana. Langkah ini juga sekaligus membawa nama Indonesia ke tingkat dunia, khususnya dalam isu kesiapsiagaan dan mitigasi tsunami.
Dengan menjunjung tinggi nilai kolaborasi, pemanfaatan ilmu pengetahuan, serta partisipasi masyarakat, FPRB Tanjung Benoa diharapkan mampu berkontribusi lebih besar dalam mewujudkan kawasan pesisir yang aman, tangguh, dan berkelanjutan—bukan hanya untuk Indonesia, tetapi juga bagi komunitas global. (r)


