
UNHI dan BRIDA Bali Dorong Konsep “Ekonomi Kerthi Bali”, Bangun Sistem Ekonomi Berbasis Kearifan Lokal
Denpasar-kabarbalihits
Upaya membangun sistem ekonomi Bali yang berakar pada nilai-nilai kearifan lokal terus mendapat perhatian serius dari kalangan akademisi dan pemerintah daerah. Hal ini tercermin dalam kegiatan Presentasi Laporan Akhir atau Focus Group Discussion (FGD) Kajian Strategi Pengembangan Ekonomi Bali Berbasis Nilai Kearifan Lokal, yang digelar pada Kamis (6/11) di kampus Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Denpasar.
Kajian ini merupakan hasil kerja sama antara Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Bali dengan UNHI Denpasar melalui Kerthi Bali Research Center (KBRC), yang dilaksanakan dengan metode swakelola tipe III. Fokus utamanya adalah merumuskan strategi pembangunan ekonomi yang selaras dengan budaya, spiritualitas, dan keseimbangan alam Bali.
Rektor UNHI Denpasar, Prof. Dr. drh. I Made Damriyasa, M.S, dalam sambutannya menyampaikan bahwa FGD ini merupakan tindak lanjut penting dari kerja sama riset antara pemerintah Provinsi Bali dan Universitas Hindu Indonesia. “Kajian ini sangat relevan karena UNHI merupakan universitas yang berlandaskan tradisi, seni, budaya, dan kearifan lokal Bali. Kami meyakini bahwa pengembangan ekonomi yang berpijak pada nilai budaya akan lebih berkelanjutan dan manusiawi,” ujarnya.
Prof. Damriyasa menambahkan bahwa kajian ini juga menjadi bagian dari upaya mendukung Transformasi Ekonomi Kerthi Bali, sebagaimana yang pernah diluncurkan oleh Gubernur Bali sebelumnya. “Kerthi Bali Research Center memang memiliki tugas untuk meneliti dan mengembangkan berbagai aspek ekonomi yang berpijak pada nilai-nilai lokal. Banyak hal yang perlu dikaji dan diimplementasikan agar konsep ekonomi ini benar-benar hidup dan diterapkan di masyarakat,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Kerthi Bali Research Centre, I Putu Fery Karyada, S.Pd., M.A, menjelaskan bahwa penelitian ini berangkat dari keprihatinan terhadap praktik ekonomi modern yang cenderung eksploitatif terhadap alam dan budaya Bali. “Selama ini, sistem ekonomi kapitalis yang dominan berorientasi pada keuntungan individu telah menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan nilai-nilai sosial Bali,” jelasnya.
Ia mencontohkan berbagai fenomena degradasi yang tampak di media sosial, mulai dari persoalan sampah, kemacetan, hingga kerusakan hutan yang menunjukkan bahwa Bali mulai kehilangan harmoni antara manusia, alam, dan budaya. “Karena itu, kami merasa perlu menghadirkan sistem ekonomi alternatif yang lebih sesuai dengan nilai-nilai sosial religius masyarakat Bali,” ujarnya.
Melalui riset ini, tim UNHI memperkenalkan konsep “Ekonomi Kerthi Bali”, yang sebelumnya juga telah diperkenalkan oleh Gubernur Wayan Koster pada masa pandemi COVID-19. “Konsep ini luar biasa karena menggabungkan prinsip-prinsip ekonomi modern dengan spiritualitas dan budaya Bali. Ada 11 prinsip yang menjadi landasan Ekonomi Kerthi Bali, yang mengajarkan keseimbangan antara kebutuhan material dan nilai-nilai kemanusiaan,” jelas Fery.
Ia menekankan bahwa konsep ini tidak hanya perlu dikaji, tetapi juga disosialisasikan secara luas melalui kebijakan publik, penelitian lanjutan, dan integrasi ke dalam sistem pendidikan. “Kami berharap nilai-nilai ekonomi berbasis kearifan lokal ini bisa masuk ke kurikulum pendidikan dasar, menengah, hingga pendidikan tinggi, agar generasi muda memahami pentingnya membangun ekonomi yang selaras dengan alam dan budaya,” katanya.
Apresiasi terhadap kegiatan ini juga datang dari kalangan pendidik. Nyoman Yuliana Citra, perwakilan dari Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Ekonomi Provinsi Bali, mengaku memperoleh banyak inspirasi dari kegiatan ini. “Sebagai guru, saya merasa penting untuk menanamkan nilai-nilai kearifan lokal dalam pembelajaran ekonomi. Anak-anak perlu diajak memahami bahwa kegiatan ekonomi tidak boleh merusak lingkungan, tetapi harus melestarikan budaya dan alam Bali,” ungkapnya.
Ia berharap hasil kajian ini bisa menjadi dasar dalam pengembangan kurikulum ekonomi yang lebih kontekstual dan berwawasan budaya. “Semoga hasil penelitian ini bermanfaat luas bagi masyarakat Bali, dan menjadi kontribusi nyata dalam membangun ekonomi Indonesia yang berkelanjutan dan berakar pada nilai-nilai lokal,” pungkasnya.
Kegiatan FGD ini menegaskan komitmen UNHI dan BRIDA Bali untuk mengembalikan arah pembangunan ekonomi Pulau Dewata agar tetap selaras dengan filosofi Tri Hita Karana, keseimbangan antara manusia, alam, dan spiritualitas sebagai fondasi utama kesejahteraan masyarakat Bali.(kbh2)


