
I Nyoman Artha, Sang Pendiri Dewata TV Berpulang
Denpasar-kabarbalihits
Dunia penyiaran Bali berduka. Sosok visioner I Nyoman Artha, berpulang pada Senin, 27 Oktober 2025 pukul 13.00 WITA di RS Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah, Denpasar. Pendiri Dewata TV, yang kini dikenal sebagai Kompas Dewata TV, tutup usia pada 62 tahun.
Almarhum meninggalkan seorang istri, Ni Ketut Diani, tiga anak, yakni Putu Dinar Artha Putri, Kadek Putri Mediathari Artha, dan Komang Anaditha Nugraha Artha serta seorang cucu tercinta, Kiiro Tangerine. Saat ini, jenazah disemayamkan di Rumah Duka Jalan Sedap Malam, Gang Gardenia No.12, Denpasar, dan rencananya akan dikremasi pada Sabtu, 1 November 2025 pukul 07.00 WITA di Crematorium Santha Yana.
Bagi keluarga dan sahabat, almarhum dikenal sebagai sosok visioner, pekerja keras, dan selalu berpikir maju, jauh melampaui zamannya. Adik almarhum, Bodrex Arsana, mengenang kakaknya sebagai pribadi yang berani mengambil langkah berbeda di tengah lingkungan keluarga yang sederhana.
“Kalau saudara-saudara kami banyak bergerak di usaha tradisional seperti kuliner dan kerajinan kayu, beliau memilih mengikuti perkembangan zaman. Ia menjadi salah satu perintis kursus komputer di Bali pada akhir tahun 1980-an,” kenang Bodrex.
Artha memulai kiprahnya dengan mendirikan kursus komputer Alpha Komputer di Jalan Patimura, Denpasar. Tak berhenti di sana, ia melebarkan sayap ke bisnis foto studio serta jasa cuci-cetak foto, sebelum akhirnya mencetak sejarah besar dengan mendirikan stasiun televisi lokal Dewata TV, yang resmi mengudara pada 25 November 2007.
Empat tahun berselang, pada 9 September 2011, Dewata TV menjalin kerja sama dengan Kompas TV dan resmi bertransformasi menjadi Kompas Dewata TV, yang hingga kini menjadi salah satu kanal televisi lokal berpengaruh di Bali.
Sosoknya dikenal ramah dan bersahabat dengan siapa saja. Menurut sang adik, karakter periang dan mudah akrab membuat almarhum dicintai oleh keluarga besar, keponakan, hingga cucu-cucunya.
“Karakternya yang suka bercanda membuat semua orang merasa dekat dengannya. Ia selalu punya semangat hidup yang tinggi dan tak pernah menyerah,” ujar Bodrex.
Pesan-pesan hidup yang ia tinggalkan pun membekas dalam ingatan keluarga. Salah satu nasihatnya yang sering diulang adalah, “Kalau soal jatuh bangun bisnis itu biasa. Kita jalan saja bisa jatuh. Kuncinya, bagaimana kita bisa belajar bangkit setiap kali jatuh.”
Salah satu keponakannya, Jipayana, yang kini berkarier sebagai jurnalis di Kompas TV Dewata, mengaku bahwa pamannya adalah sosok yang membuka jalan hidupnya di dunia jurnalistik.
“Dari gemblengan beliau, saya belajar banyak. Pernah beliau berpesan, ‘Kalau jadi orang, jangan hanya untuk dirimu sendiri. Mengabdilah lewat karya yang bermanfaat bagi bangsa dan negara.’ Prinsipnya, media itu harus menyuguhkan tontonan yang menuntun, bukan sekadar menghibur,” kenang Jipayana.
Penanggung jawab kabarbalihits.com, I Made Jaya Kusuma, juga menyampaikan rasa duka mendalam atas berpulangnya tokoh penting dalam sejarah penyiaran Bali itu.
“Saya pernah menjadi jurnalis di salah satu televisi lokal, dan ketika Dewata TV berdiri, saya kagum karena almarhum berani mendirikan stasiun TV lokal di tengah tantangan besar industri penyiaran. Beliau adalah sosok pemberani dan pelopor sejati,” ungkap Jaya.
Kepergian I Nyoman Artha meninggalkan jejak panjang dalam dunia media lokal Bali. Dari Alpha Komputer hingga Dewata TV, perjalanan hidupnya menjadi inspirasi bagi banyak generasi muda untuk berani bermimpi, berinovasi, dan berjuang mewujudkan gagasan besar.
Kini, Bali kehilangan salah satu putra terbaiknya, seorang visioner yang tak hanya membangun media, tetapi juga menyalakan semangat kemajuan di tanah kelahirannya.
“Selamat jalan, I Nyoman Artha. Terima kasih atas karya dan inspirasi yang abadi”. (kbh2)


